Pembangunan GOR Rp13 Miliar Dikonekting Dengan Taman Panda

Kepala Bappeda Kabupaten Bima, Drs. H. Muzakir, M.Si (Bang Zek)
Visioner Berita Kabupaten Bima-Ada perbicangan menarik antara Visioner dengan Kepala Bappeda Kabupaten Bima, Drs. H. Muzakir, M.Si pada Kamis (14/3/2019). Salah satunya, yakni tentang rencana pembangunan Gelanggang Olah Raga (GOR) di Panda bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2019 sebesar Rp13 miliar.

“Kita bukan berbicara soal apa terobosan, tetapi tahun 2019 Pemkab Bima dibawah kendali Bupati-Wakil Bupati, Hj. Indah Dhamayanti Putri,SE-Drs. H. Dachlan M. Noer (Dinda-Dachlan) akan segera membangun GOR di Panda dengan anggaran Rp13 miliar. Proses perencanaannya sedang dilaksanakan dan selanjutnya akan melaksanakan tahapan-tahapan lainnya termasuk proses pelelangan,” jelas Pejabat ramah, cerdas dan komunikatif yang akrab disapa Bang Zek ini.

Bang Zek menjelaskan, menghadirkan angaran yang akan dimanfaatkan untuk pembangunan GOR tersebut lahir atas perjuangan keras Pemerintahan Dinda-Dachlan. Menjawab pertanyaan target starting pembangunan GOR tersebut, Bang Zek menyatakan setelah semua proses dan tahapan dilewati. “Intinya, pembangunan GOR tersebut akan dilaksanakan pada 2019,” terangnya.

Dengan adanya GOR di Panda, maka Kabupaten Bima akan memiliki sarana dan fasilitas olah raga yang representantif. Dan dengan itu pula, maka peningkatan mutu dan kualitas olah raga untuk Kabupaten Bima akan semakin meningkat. “Doakan saja agar pembangunan GOR ini dapat dimulai dalam waktu secepatnya,” harapnya.

Pembangunan GOR yang dilokasi di atas lahan kosong sebelah utara POM bensin Panda itu, direncanakan sejak dulu yakni pada Pemerintahan Bupati Bima, Drs. H. Zainul Arifin. Karena banyak kendala yang dihadapi, akhir baru tahun 2019 ini GOR tersebut mulai dibangun (pada Pemerintahan Dinda-Dachlan). “Rencana pembangunan GOR di lokasi itu sudah sangat lama. Namun baru bisa diwujudkan pada masa Pemerintahan Dinda-Dachlan,” tandasnya.

Bangunan GOR tersebut, diakuinya dikonekting dengan pembangunan taman Panda yang sudah dilaksanakan oleh Pemerintahan Dinda-Dachlan. “Taman Panda merupakan salah satu destinasi wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Bima. Bangunan GOR dengan Taman Panda tersebut, artinya ada keterkaitan yang kuat antara oleh raga dengan persoalan pariwisata. Maksudnya, setelah atlet berolah raga di GOR tersebut tentu saja akan menikmati suasana wisata di Taman Panda,” tuturnya.  

Pembangunan Taman Panda yang sudah dilaksanakan oleh Pemerintahan Dinda-Dachlan dan berhasil menarik minta pengunjung, Bang Zek mengusulkan agar dilakukan penataan lebih baik lagi. Sebab, masih banyak kekurangan yang harus ditambah. “Listrik yang belum ada di sana misalnya, memerlukan gerakan cerdas dari bagian Umum Setda Kabupaten Bima untuk segera mewujudkannya. Masalah WC umum termasuk soal kebersihannya juga membutuhkan upaya-upaya cerdas dari SKPD/OPD terkait,” jelas Bang Zek.

Penataan Taman Panda dengan usaha-usaha yang dibangun oleh masyarakat di sana, diakuinya membutuhkan sentuhan riel dari SKPD/OPD terkait menggunakan strategi kolaboratif. “Misalnya Dinas PUPR, Pariwisata, Kelautan dan Perikanan dan lainnya harus hadir dengan sigmannya masing-masing. Maka dengan strategi itu pula, maka akslerasi untuk menjawab kekurangan yang ada di Taman Panda bisa dicapai dalam waktu yang tidak terlalu lama,” harapnya.

Jika pembangunan GOR dapat diselesaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama dan demikian pula halnya dengan jawaban terkait kekurangan yang dirasakan oleh Taman di Panda, maka pertumbuhan ekonomi termasuk pengembangan wisata juga akan muncul dengan sendirinya.

“Rumus ekonomi itu sangatlah sederhana, dimana usaha bisa tumbuh maka selanjutnya akan ada 
orang yang datang. Sementara usaha-usaha masyarakat yang ada di Taman Panda itu, kesannya masih bersifat latah. Untuk merubahan kelatahan tersebut, tentu saja berbagai sentuhan agar mereka bisa maju dan berkembang sebagaimana mestinya. Oleh karenanya, saya mengusulkan agar hal itu segera dilakukan,” usulnya.

Masyarakat berkunjung ke Taman Panda, diakuinya tidak sampai pada malam hari. Fakta tersebut, diakuinya pula berbeda dengan di daerah lainnya yang destinasi wisatanya hidup mulai dari pagi hingga malam hari karena didukunng oleh berbagai instrumen yang memadai.

“Dengan dipasangnya listrik di sana, tentu usaha-usaha kecil masyarakat bisa muncul, tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. Dukungannya lainnya, juga terkait WC umum, bak sampah hingga penataan kawasan agar lokasi tersebut bisa tampil seperti destinasi wisata yang tidak pernah sepi dari kunjungan. Bahkan, saya akan mengusulkan agar di Taman Panda dipasang WiFi gratis untuk para pengunjungnya,” harapnya lagi.

Memberikan jaminan soal keamanan di wilayah itu, juga menjadi salah satu point penting yang harus diwujudkan agar kunjungan wisatawan di Panda dapat berjalan secara aman dan nyaman. Jaminan keamanan dan kenyamanan bagi kunjungan wisatawan tersebut, merupakan tugas dan tanggungjawab semua pihak.

“Potensi wisata kita bukanlah sedikit, namun hambatannya terletak pada pengelolaannya oleh Investor lantaran kita semua tidak mampu memberikan jaminan keamanan dan kenyamanan kepada mereka. Dalam hal ini, kita tidak boleh saling menyalahkan antara satu dengan yang lain. Tetapi, merupakan tantangan bagi kita semua. Upaya promosi terus kita lakukan, namun kendala utama bagi pengelolaannya terletak pada masalah keamanan. Media Massa, juga memiliki ruang besar menciptakan ruang besar agar Investor bisa hadir mengelola potensi wisata yang ada di daerah ini. Tapi kalau berita-berita isinya rusuh tersebut, jelas Investor semakin menjauh,” bebernya.

Singkatnya, kesadaran semua pihak termasuk Media Massa dalam menciptakan ruang keamanan dan kenyamanan bagi daerah ini merupakan hal paling penting agar para pemilik modal bisa dengan mudah hadir untuk melakukan pengelolaan sekaligus pengembangan potensi-potensi wisata di daerah ini yang jumlahnya tidak sedikit. “Rasanya sangat percuma bagi kita memiliki banyak potensi wisata jika tidak didukung oleh adanya jaminan keamanan dan kenyamanan bagi Investor. Saatnya kita berguru kepada Bali, Lombok, Labuan Bajo (Manggarai Barat)-NTT,” pungkasnya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.