Gubernur NTB: Bebaskan Rakyat Dari Money Politik Adalah Hadiah Terbaik HUT Kota Bima
Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah Saat Menyampaikan Sambutannya Pada Moment Puncak HUT Kota Bima ke 17 Tahun 2019 |
Dugaan
angka-angka yang dimainkan “untuk membeli moral pemilih” dalam kaitan itu,
yakni mulai dari Rp20 ribu-Rp50 ribu per orang dari Caleg DPRD Provinsi, Rp30
ribu-Rp750 ribu perorang untuk Caleg DPRD Kota-Kabupaten dan angka puluhan ribu
rupiah pula per orang untuk Caleg DPR RI.
“Fenomena”
yang satu ini nampaknya disikapid engan tegas oleh Gubernur NTB, Dr.H.Zulkieflimansyah.
Melalui Sambutannya pada moment puncak HUT Kota Bima ke 17 tahun 2019 yang
digelar di depan halaman kator Walikota setempat, Dr. Zul menyatakan bahwa
hadiah terbaik untuk HUT Kota Bima tahun 2019 adalah ketika Walikota-Wakil
Walikotanya mampu membebaskan rakyatnya dari kasus money politik alias
jual-beli suara pada Pileg periode 2019-2024.
“Yang
kita inginkan adalah hadirnya sumber daya manusia (SDM) berkualitas melalui
Pileg, bukan yang hadir karena juali-beli suara. Ini soal moral, kita bisa
mencegah dan menghentikannya melalui kesadaran moral secara utuh pula. Sekali
lagi, jika Walikota-Wakil Walikota Bima beserta seluruh elemen masyarakatnya
bisa mencegah hal tersebut, tentu saja menjadi hadiah terbaik bagi HUT Kota
Bima ke 17 tahun 2019 ini. Kita bisa melakukannya ketika punya kemauan serta
ketegasan sikap yang mempertimbangkan beragam nilai termasuk moral,” tegasnya.
Ketegasan
Gubernur NTB dalam kaitan itu, praktis saja disambut dengan yel-yel oleh ribuan
undangan yakni Danrem 162/Wirabhakti Danrem 162/WB Kolonel Czi Ahmad Rizal
Ramdhani,S.Sos, SH, M.Han, Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE,
Walikota-Wakil Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH, para FKPD
Kota Bima, DPRD Kota Bima, Ketua TPP PKK dan Ketua GOW Kota Bima, anggota DPR
RI H. Muhammad Syafrudin ST, MM, Caleg DPR RI asal Partai Golkar H. Fatahilah,
Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, Pers, masyarakat umum, para SKPD/OPD setempat
dan lainnya.
“Saatnya
kita semua melakukan perlawanan terhadap hal itu. Tidak ada yang tidak bisa
dilakukan sepanjang kita masih memiliki kesadaran secara totalitas. Sekali
lagi, ini soal moral dan nilai-nilai penting bagi kehidupan kita semua baik
saat ini, esok maupun akan datang. Sekali lagi, kita semua harus menghentikan
hal itu,” imbuhnya.
Salah
satu cara paling efektif untuk menghentikan praktek jual-beli suara tersebut,
Gubernur NTB menekankan kepada para alim ulama untuk menyuarakannya melalui
Masjid dan Musholah, Media Massa dengan kekuatan tulisannya, LSM-Aktivis dengan
cara yang lazim dilakukannya, dunia pendidikan dengan kemampuan keilmuannya,
Perguruan Tinggi baik Negeri mapun swasta dengan kualitas dan kemampuan
akademisnya, kaum wanita dengan bahasa ibunya, anak-anak muda dengan
kepekaan-kemampuan sosialnya, dan Pemerintah mulai dari Top Leadernya hingga
ke Staf Lurah termasuk RT/RW.
“Sepulang
dari puncak HUT Kota Bima ke 17 tahun 2019 ini, saya harapkan agar bisa mendeklarasikannya
untuk tujuan menghentikan praktek jual-beli suara tersebut. Sebab, salah satu kekuatan
penting untuk melawan praktek jual-beli suara itu adalah kebersamaan. Jangan
biar masalah itu tumbuh dan berkembang, sebab yang kita butuhkan adalah
lahirnya SDM berkualitas,” imbuhnya. (TIM
VISIONER)
Tulis Komentar Anda