Bayi Yang Tewas Karena Dugaan Aborsi itu Diperkirakan Berumur 8 Bulan

Dr. Iin Ogah Terima Wartawan dan Polisi Pilih Membisu
Inilah Bayi Yang Diduga Hasil Aborsi Terduga Pelaku
Visioner Berita Kota Bima-Kasus dugaan aborsi yang dilakukan oleh oknum Mahasiswi asal salah satu Perguruan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Kota Bima, IDRW (20) warga asal Desa Sori Utu Kecamatan Manggelewa Kabupaten Dompu yang kini terlihat masih berbaring lesu di ruang Nivas Puskesmas Mpunda Kota Bima, praktis saja menjadi topik paling trend hari ini, Kamis (29/8/2019). Sementara pertanyaan tentang umur bayi yang sudah tewas karena diduga diaborsi menggunakan obat oleh terduga pelaku, pun akhirnya terjawab.

Yakni, data factual yang diterima Visioner menjelaskan bahwa bayi yang sudah tewas dan dibungkus dengan kain itu telah berumur sekitar 8 bulan-berjenis kelamin perempuan. Sedangkan berat bayi yang lahir atas hubungan terlarang terduga pelaku aborsi dengan kekasihnya yang diketahui berinisial SLMN (21) itu yakni seberat 2.500 gram (2,5 Kg). Hal tersebut, mencerminkan bahwa tubuh bayi yang sudah tewas tersebut mulai dari kepala hingga ke bagian kakinya sudah sempurna.

Hanya saja soal apakah bayi tak berdosa yang diduga sengaja dibunuh oleh terduga pelaku, hingga kini belum diketahui sudah dilakukanpenguburan atau sebaliknya. Usai mempublikasikan berita awal pada Kamis pagi (hari ini), Visioner terus memburu kejelasan dari peristiwa memalukan ini. Kamis siang (29/8/2019) sekitar pukul 15.10 Wita, Visioner bergegas menuju Puskesmas Mpunda untuk melihat secara langsung tentang kondisi terkini Idrw.

Di depan pintu masuk ruang Nivas tepatnya tempat IDRW dirawat, berdiri sejumlah personil Polres Bima Kota dari Unit PPT Sat Reskrim. Pada moment tersebut, juga terdapat ada sejumlah personil Polwan yang sedang berjaga. Pada kesempatan itu, seorang Polisi menggunakan kemeja putih dan celana hitam sempat melarang Visioner menuju ruang Nivas. “Eitttss, jangan dulu ke sana. Karena di dalam ruang Nivas masih ada beberapa Polwan yang sedang memintai keterangan terhadap terduga pelaku,” tegas seorang anggota Polri tersebut.

Babinsa Kelurahan Mande (kanan) dan personil Reskrim Polrsek Rasanae Barat (kiri) Bersama Terduga Pelaku (tengah) di Ruang Nivas Puskesmas Mpunda
Masih di Puskesmas Mpunda, Visioner juga mempertanyakan tentang sudah sejauh mana keterangan terduga pelaku yang diperolehnya untuk kepentingan penyelidikjan maupun penyidikan. Sayangnya, Visioner tidak memperoleh jawaban. “Kami tidak berhak memberikan keterangan kepada Media Massa baik berupa data mentah maupun matang. Sebab, yang berhak memberikan keterangan kepada Media Massa adalah Kasat Reskrim Polres Bima Kota,” ujarnya.

Kendati awalnya dilarang untuk menuju ruang Nifas tersebut, namun Visioner tetap berusaha keras untuk menerobos untuk tujuan mendapatkan keterangan dari Dr. Iin yang sedang bersama beberapa personil Polwan di dalam ruangan itu. Fakta-fakta yang terlihat pada moment tersebut, terlihat ada beberapa perawat maupun bidan yang keluar-masuk di ruang Nifas.

Kepada mereka, Visioner pun selalu bertanya beberapa hal termasuk ada dan tidaknya keluarga terduga yang datang ke situ termasuk kondisi terkini terduga pelaku. “Maaf kami tidak tahu. Sampai sejauh ini, belum ada keluarga terduga pelaku yang datang. Pokoknya kami tidak tahu apa-apa,” sahut sejumlah petugas Puskesmas Mpunda itu yang sesekali terlihat senyum kepada Visioner.

Jawaban-jawaban perawat maupun bidan tersebut, tak membuat Visioner harus menyerah. Tetapi terus berusaha menemui Dr. Iin guna meminta kejelasan tentang kondisi terkini yang dialami oleh terduga pelaku. Kepada salah seorang Perawat, Visioner memintanya agar membuka pintu ruang Nivas walau sedikit saja. Permintaan tersebut pun dipenuhinya. Yang bersangkutan pun memberitahukan kepada Dr. Iin tentang kedatangan Wartawan.

Slmn (kanan) di saat di Puskesmas Mpunda
Alhasil, Dr. Iin justeru dinilai ogah menerima kehadiran Wartawan. Indikasi itu, terlihat ketika Dr. Iin memainkan tangannya sembari membicarakan sesuatu dengan bidan dimaksud. “Kata bu Dr. Iin nanti saja ya Mas,” paarnya sembari menutup pintu ruangan Nifas.

Lagi-lagi atas sebuah kondisi yang diduga disetting alias memilih membungkam kepada Media Massa tersebut, tak membuat Visioner harus hengkang dari Puskesmas Mpunda. Pada moment itu pula, Visioner mendapatkan kabar bahwa keluarga terduga pelaku sudah berada di sebelah utara Puskesmas Mpunda. Dari pantauan langsung Visioner disebelah utara Puskesmas Mpunda tersebut, terdapat dua unit mobil pick up yang diparkir di sebelah selatan bahu jalan dan posisinya menghadap ke bagian barat.

Konon menurut informasi yang diperoleh Visioner menduga, kendaraan roda empat itulah yang dipergunakan oleh keluarga terduga pelaku dari Dompu menuju Pusksmas Mpunda dengan tujuan menjengkut terduga pelaku itu pula. Dari informasi tersebut, Visioner pun menghampiri puluhan orang yang melibatkan ibu-ibu dan bapak-bapak termasuk beberapa anak muda yang sedang duduk di sekitar kendaraan itu pula. Tujuannya, menanyakan benarkan mereka berasal dari Soriutu atau bukan. “Kami bukan dari Soriutu, tetapi berasal dari Desa Bara. Kami bukan keluar orang yang anda sebutkan. Kami ke sini mau mengantar keluarga yang akan bekerja sebagai TKI ke Luar Negeri,” kata mereka menjawab Visioner pada moment tersebut.

Diruang Nifas Puskesmas Mpunda Inilah Terduga Melahirkan Bayi Yang Sudah Meninggal itu
Tak lama kemudian, spontan saja Visioner kembali mendapat informasi dari Dompu yang menduga bahwa dua unit kendaraan roda empat itu diduga ditumpangi oleh keluarga terduga pelaku untuk menjenguk yang bersangkutan di Puskesmas Mpunda. Lagi-lagi, atas informasi itu Visioner kembali bertanya kepada sejumlah personil Polisi. Apakah bukan itu keluarga terduga pelaku?.

“Mereka belum datang ke sini. Katanya sih, sekarang posisinya sedang di jalan tepatnya di Madapangga.Terus terang saja, sampai sekarang kami masih menunggu kedatangan keluarga terduga. Yang jelas, sampai sekarang kami masih menunggu kedatangan mereka,” katanya.

Lepas dari itu, Visioner bergegas menuju Polres Bima Kota tepatnya di Unit PPA Sat Reskrim. Faktanya, ruangan itu justeru dalam kondisi kosong alias tak satu orang petugas (Polisi) pun yang ditemukan. Informasi, semua personil Unit PPA sedang melakukan pengamanan di Puskesmas Mpunda yang dibantu oleh beberapa personil Unit Tipikor.

Usut punya usut, ternyata kekasih Idrw yang berinisial SLMN (21) yang dimintai keterangan oleh seorang penyidik di ruang Tipikor. Pada moment tersebut, SLMN terlihat lebih banyak menunduk sembari memberikan keterangan kepada Penyidik. Namun sesekali dia menyatakan sudah berkali-kali mengajak Idrw untuk menikah. Tetapi, IDRW enggan menikah. “Sampai sekarang saya masih berharap untuk segera menikah dengan dia, Pak. Namun, dia tidak mau menikah dengan alasan harus menyelesaikan kuliahnya terlebih dahul,” terangnya.

Ia pun menjelaskan, sempat mendatangi orang tuanya IDRW untuk tujuan menikah. Namun, harapannya tersebut justeru ditolak. “Saya kuliah di satu Kampus dengan IDRW. Yang jelas, sampai dengan saat ini saya berharap bisa menikah dengan IDRW. Sekali lagi, saya mau menikah. Karena, saya sangat mencintainya,” pungkasnya.

Mobil Pick Up Yang Diduga Ditumpangi Keluarga Korban dari Manggelewa ke Puskesmas Mpunda. Posisinya Berada di Sebalah Utara Puskesmas Mpunda
Kesan rasa penasaran publik tentang kronologis kejadian dari dugaan aborsi ini, pun terkuak. Menurut informasi yang dihimpun Visioner membeberkan, pada Kamis pagi (29/8/2019) sekitar pukul 5.00 Wita terduga pelaku (IDRW) menelephone SLMN ke Puskesmas Mpunda. Sesampainya di Puksesmas Mpunda, yang bersangkutan dilayani dan dibantu oleh Bidan setempat.

Namun pada saat melahirkan, bayi tersebut dinyatakan sudah dalam keadaan meninggal dunia. Menurut informasinya, bayi itu meninggal karena dugaan bahwa terduga terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan. Dan konon bayi diperkirakan sudah seminggu meninggal di dalam kandungan terduga pelaku. Dan atas kejadian tersebut, Bidan setempat meminta identitas IDRW dan SLMN. Namun, keduanya tidak memberikannya.

Selanjutnya, pegawai Puskesmas Mpunda mencurigai bahwa bayi tersebut meninggal karena hasil aborsi. Atas dasar itu, pihak Puskesmas Mpunda menghubungi Polsek Rasanae Barat Polres Bima Kota untuk melakukan penyelidikan. Pada pukul 8.00 Wita, Babinsa Kelurahan Mande Sertu Toto Ardianto tiba di Puskesmas Mpunda berbarengan dengan sejumlah personil Polsek Rasanae Barat. Tujuannya, lebih kepada melaukan pengecekan dan memintai keterangan terhadap IDRW dan SLMN.

Pada pukul 8.40 Wita, anggota Inavis Polres Bima Kota melakukan olah TKP di kos-kosan terduga pelaku. Pada pukul 9.20 Wita, kegiatan olah TKP selesai dilaksanakan. Selanjutnya anggota Polsek Rasanae beserta personil Resrim Polres Bima Kota mengamankan Slmn. Sementara mayat bayi tak berdosa itu sudah dibawa oleh personil Reskrim Polres Bima Kota dibawah Manggelewa pada Kamis malam (29/8/2019) sekitar pukul 21.00 Wita untuk dikuburkan. (TIM VISIONER

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.