Fase Kedua, NTB Siap Antisipasi Wabah Covid-19
![]() |
Gubernur NTB,Dr. H. Zulkieflimansyah (Jas Hitam) Bersama Kapolda NTB, Danrem 162/Wb dan Kepala BPBD Provinsi NTB |
Visioner Berita
Mataram NTB-Pemerintah
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) siap menghadapi fase kedua antisipasi dan
waspada penyebaran wabah covid-19. Dengan terus bertambahnya jumlah orang yang
diperiksa di seluruh Indonesia, NTB harus siap dengan seluruh skenario,
termasuk skenario terburuk apabila ada warga NTB yang positif covid-19.
Menurut Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah, selepas melakukan Rapat
Koordinasi bersama Kapolda NTB, Danrem 162/Wb bersama stakeholders terkait
mengenai Penanganan Virus Covid19, di Gedung Sangkareang, Kantor Gubernur NTB
(23/3/2020), masyarakat tidak boleh alergi terhadap orang yang dinyatakan
positif covid-19. Apabila nanti ditemukan orang positif terinfeksi virus maka
yang penting untuk dilakukan adalah mengidentifikasi, melakukan trassing serta
melokalisir korban. Jangan sampai ada persepsi yang salah sehingga menimbulkan
kepanikan yang berlebihan. “Kalau dibikin seakan-akan yang terkena dampak ini
berbahaya, jangan sampai informasinya seakan-akan orang yang terkena virus ini
adalah pesakitan,” jelas Dr. Zul kepada awak media.
Mengenai
kesiapan NTB menghadapi fase kedua wabah covid-19 ini, agar bisa
menginformasikan ini dengan baik, agar masyarakat NTB dapat siap secara
psikologis menghadapinya. Dr. Zul menegaskan bahwa NTB siap menghadapi situasi
terburuk. “Segala sesuatu disiapkan pada skenario yang terburuk,” ucapnya.
Ia
juga mengingatkan tentang kebijakan social distancing, agar seluruh
kegiatan-kegiatan keramaian supaya tidak dilaksanakan sementara waktu. Termasuk
tempat-tempat hiburan, tempat peribadatan, dan berbagai acara-acara yang
memungkinkan orang berkumpul dan berkerumun. “Dimanapun, mau tempat hiburan,
tempat ibadah, tempat kawinan yang memungkinkan orang berkerumun dan berkumpul.
Jadi itu yang dihindari,” jelasnya.
Kepala
BPBD Provinsi NTB, Ahsanul Khalik, menjelaskan tentang penguatan peran
komunitas untuk menghadapi wabah pada situasi skenario terburuk. Para tokoh
seperti tuan guru, tokoh masyarakat kemudian ormas-ormas yang ada, diminta
perannya dalam membantu menekan laju penyebaran covid-19.
Selain
itu, menurut keterangannya juga, dana desa sudah bisa dipakai untuk membantu
pemerintah menangani penyebaran virus ini, seperti melakukan penyemprotan
desinfektan dan semisalnya. “Sudah ada arahan dari Pak Gubernur, Pak Sekda, itu
dana dana desa sudah boleh dipergunakan untuk kewaspadaan covid-19. Sudah ada
edarannya dari kementerian desa,” tutupnya.(TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda