APD Terpenuhi, Puskesmas Jadi Garda Terdepan Penanganan Covid-19

Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd, (Berjilbab) Saat Rapat Bersama Sekda, Asisten I, Direktur RSUP, Kepala Dinas Kesehatan, Direktur Rumah Sakit Unram, Kalak BPBD, Kepala DPMPD Dukcapil, Kepala Diskominfotik, Kepala Disnakertrans, Karo Kesra, Karo Humas dan Protokol, Melalui Video Conference 2 Sesi di Ruang Kerjanya, Senin (6/4/2020).
Visioner Berita Mataram NTB-Dalam hal meningkatkan pencegahan terhadap penyebaran virus Corona atau Covid-19, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) memastikan ketersediaan Alat Pelindung Diri (APD), Rapid Test hingga ruang isolasi di berbagai daerah di NTB dapat terpenuhi.

Wakil Gubernur NTB, Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalilah, M.Pd., menjelaskan, kebutuhan akan saranan dan prasarana di tengah pandemi wabah Covid-19 menjadi prioritas Pemerintah Provinsi NTB saat ini. Karenanya, Pemerintah Daerah (Pemda) akan menyediakan ruangan isolasi sebanyak 380 kamar tidur. Ratusan kamar tersebut rencananya akan memanfaatkan fasilitas Asrama Haji, Rumah Sakit Unram, Wisma Tambora hingga Rumah Sakit Kabupaten/Kota se-NTB.

“Kita ingin semua kelengkapan fasilitas penunjang di NTB harus segera dipenuhi. Kita tidak mau  korban semakin bertambah di NTB,” ujar Ummi Rohmi saat rapat bersama Sekda, Asisten I, Direktur RSUP, Kepala Dinas Kesehatan, Direktur Rumah Sakit Unram, Kalak BPBD, Kepala DPMPD Dukcapil, Kepala Diskominfotik, Kepala Disnakertrans, Karo Kesra, Karo Humas dan Protokol, melalui video conference 2 sesi dari pagi hingga siang tadi, di ruang kerjanya, Senin (6/4/2020).

Sementara itu, tidak hanya menambah ruang isolasi, Pemerintah Provinsi NTB juga sudah memesan alat rapid test sebanyak 1.000 unit dari Kementerian Kesehatan RI. Selain itu, kata Ummi Rohmi, BNPB telah mengirimkan 1.900 buah APD Coverall dan 7000 buah masker bedah, sehingga diharapkan kebutuhan APD untuk Rumah Sakit dan Puskesmas dapat tercukupi dalam minggu ini.

Puskesmas juga akan menjadi garda terdepan dalam penanganan Covid-19. Khususnya untuk penanganan pasien Orang Dalam Pemantauan (ODP) bergejala ringan, sehingga tidak terjadi penumpukan pelayanan di Rumah Sakit. 

Demikian hal lain, untuk mendukung langkah ini Ummi Rohmi meminta kesiapan Dinas Kesehatan untuk memastikan seluruh fasilitas kesehatan di Puskesmas tersedia dengan baik. “Harus diyakinkan dan dipastikan seluruh fasilitas di puskesmas tersedia dengan baik. Baik dari sisi SDM maupun APD nya,” ucapnya.

Begitupun dengan Desa, secara khusus Ummi Rohmi meminta agar seluruh Desa bisa menyiapkan langkah-langkah antisipasi penyebaran wabah Covid-19.

Saat ini Desa sudah aware dengan Covid-19, namun tidak seluruhnya merata. Sehingga ia meminta kepada Kepala Dinas DPMD dan Dukcapil, Dr. Azhari, untuk mendorong Desa-Desa yang belum maksimal dalam antisipasi dan pencegahan, agar segera bisa mencontoh Desa-Desa yang sudah baik responnya. “Insya Allah kalo Desa kita kuat, Puskesmas kita bagus, kita akan bisa melalui masa-masa susah ini jauh lebih baik dari tempat-tempat lain,” harapnya.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi NTB, Drs. H. Lalu Gita Aryadi, M.Si., yang ikut dalam video conference tersebut, menyebut akan ada konsolidasi mengenai rencana dan konsep penanganan Covid-19 bersama seluruh Kabupaten/Kota, baik dari sisi dampak sosial ekonomi berupaya penyiapan jaring pengaman sosial, sekaligus upaya menjadikan Puskesmas menjadi garda terdepan dalam penanganannya. 

“Direncanakan besok jam 09.00 Wita ada video conference dengan Bupati/Walikota. Pembahasannya tematik. Besok masalah jaring pengaman sosialnya, dan pada hari berikutnya direncanakan akan ada video conference bersama Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota terkait kesiapan untuk menjadikan Puskesmas sebagai garda terdepan,” ucapnya.

Direktur RSUP NTB, H. L. Hamzi Fikri, MM, MARS yang ikut video conference pada sesi pertama, menjelaskan, untuk mendukung percepatan alat Alat rt-PCR yang digunakan untuk pemeriksaan Covid-19, pihak RSUP juga sudah memesan reagen sekitar 1.300 yang sedang dalam proses. “Kami sudah memberikan DP-nya. Kemudian ada tambahan 100 reagen lagi untuk mengantispasi ketika 1.300 reagen habis,” pungkasnya.(TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.