NTB Datangkan Cabai dari Jawa

Ilustrasi Komoditas Cabai
Visioner Berita Mataram NTB-Melambungnya harga cabai akibat produksi yang terbatas membuat NTB terpaksa mendatangkan cabai dari Pulau Jawa. Harga cabai saat ini mencapai Rp60 ribu per Kg. Sementara itu, program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) kontribusinya hanya 0,5 persen dari total kebutuhan konsumsi cabai dalam daerah, belum mampu bisa banyak berperan.

Kepala Dinas Perdagangan NTB, Dra. Hj. Putu Selly Andayani, M. Si mengatakan, akibat harga cabai yang masih melambung di NTB, saat ini sudah masuk cabai dari Pulau Jawa. ‘’Harganya Rp60 ribu. Tapi cabai bhaskara. Cabai yang panjang-panjang, itu harganya di pasar,’’ sebut Selly dikonfirmasi di Kantor Gubernur, Selasa, 4 Februari 2020.

NTB mendatangkan cabai dari Jawa Timur untuk memenuhi kebutuhan dalam daerah. Akibat pengaruh cuaca atau kemarau panjang, banyak petani cabai di NTB yang gagal tanam dan gagal panen.

Ia mengatakan, cabai produksi petani NTB akan mulai panen sekitar akhir Februari atau awal Maret mendatang. Disebutkan, luas lahan tanaman cabai di Lombok Timur yang akan panen pada bulan tersebut seluas 6.500 hektare.

Pada Maret, harga cabai diperkirakan akan normal kembali. Ditanya seberapa banyak cabai bhaskara yang didatangkan dari Jawa, Selly mengatakan belum mengetahui jumlahnya.’’Yang penting cabai bhaskara itu dari Jawa untuk memenuhi (kebutuhan)  di  sini,’’ katanya.

Menurutnya, perlu digalakkan penanaman cabai di pekarangan rumah. Program KRPL perlu digencarkan kembali. Karena penanaman cabai di pekarangan rumah akan sangat membantu ibu-ibu rumah tangga ketika harga cabai melambung seperti saat ini.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB, H. Aminurahman, M. Si menyebutkan, kontribusi penanaman cabai lewat program KRPL baru 0,5 persen dari total kebutuhan konsumsi cabai dalam daerah. Ia menyebutkan, total konsumsi cabai di NTB setiap tahun sekitar 15.000 ton.

Sementara, cabai yang dihasilkan lewat program KRPL sekitar 80 ton setahun. Ia menyebutkan, jumlah kelompok yang mendapatkan bantuan untuk program KRPL di NTB, baik melalui dana APBN maupun APBD sebanyak 200 kelompok.

Masing-masing kelompok terdiri dari 20 orang. Artinya, ada 4.000 orang atau keluarga yang menanam cabai lewat program KRPL di NTB. Sasarannya pada desa-desa miskin yang sudah ditetapkan berdasarkan SK Gubernur.

Setiap orang, kata Aminurahman diberikan bantuan bibit 10 batang cabai. Artinya, sebanyak 40.000 batang pohon cabai yang ditanam oleh 200 kelompok penerima bantuan di NTB. “Satu pohon produksinya maksimal 20 Kg. Berarti 80 ton produksi cabai lewat program KRPL. Sementara konsumsi sebanyak 5 juta penduduk di NTB rata-rata 3Kkg per orang, berarti 15.000 ton per tahun. 80 ton terhadap 15.000 ton kan setengah persen kontribusinya KRPL,” sebutnya.

Menurut Aminurahman, program KRPL tak bisa mempengaruhi penurunan harga cabai. Namun, program ini dapat mengentaskan kemiskinan. Karena dapat membantu mengurangi pengeluaran masyarakat yang berpenghasilan terbatas. “Karena basisnya penetapan kelompok yang akan menerima bantuan itu adalah berdasarkan SK Gubernur tentang desa-desa miskin, yang fokus menjadi penanganan pengentasan kemiskinan,” jelasnya.(TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.