Nunung Fatimah M.Pd, Tokoh Pengembang Literasi Milik STKIP Taman Siswa Bima


Dosen STKIP Taman Siswa Bima, Nunung Fatimah, M.Pd
Visioner Berita Kabupaten Bima-Sukses hanya diraih oleh mereka yang memiliki visi yang jelas. Mereka yang fokus serta memiliki pola pikir yang terarah. Seperti seorang dosen STKIP Taman Siswa Bima, Nunung Fatimah, M.Pd, Asal Desa Kalampa, Kecamatan Woha. Dia terus mengembangkan diri melalui penguatan literasi. Kentalnya warna literasi ditandai dengan didirikannya rumah Cerdas Fatimah pada 2017 lalu di Desa Kalampa, Kecamatan Woha Kabupaten Bima. 

Tidak hanya itu, kegiatan literasi juga menjadi pesionnya. Bahkan ketika SD sampai menyelesaikan studi strata 2. Berkali-kali dirinya sukses meraih juara di lomba puisi, tari dan paduan suara. Tak sampai di situ saja, sosok yang gemar berorganisasi itu juga membiayai kuliah S2nya di Malang dengan berjualan salome. 

Disamping itu, Nunung juga menjadi salah satu dosen pembina untuk kegiatan Literasi. Khususnya untuk mahasiswa PGSD, yang sudah dimulai sejak tahun 2017 hingga sekarang. Berkah dari kegigihannya dalam dunia literasi, dia mampu mendirikan Rumah Cerdas Fatimah pada tangga 17 Agustus 2017, dan mendapatkan penyerahan simbolis buku untuk tiga wanita hebat di Kabupaten Bima dari Bupati Bima pada tanggal 22 Februari 2018 di Hotel La Ila Kota Bima.

Rupanya hasil ketekunan pikiran yang digarap serius tersebut tidak hanya mendapatkan perhatian dari tingkat pemerintah daerah saja. Tetapi juga mampu “memancing” perhatian dari kementerian pendidikan dan kebudayaan RI. Rumah Cerdas Fatimah mendapat kunjungan  resmi. 

“Tidak kalah bersyukurnya saya pribadi, juga karena mendapatkan kunjungan langsung oleh Ibu Amalia Fitriah, Ph.D selaku anggota kementerian pendidikan dan kebudayaan RI pada tanggal 29 Maret 2018 di Rumah Cerdas Fatimah. Kami juga mendapatkan bantuan buku dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan RI,” ujar dosen muda yang juga menjadi pembina UKM Terompet STKIP Tamsis Bima sejak tahun 2018 itu.

Rupanya, minatnya pada literasi tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Ternyata arah penelitiannya juga difokuskan pada pengembangan dan literasi. Seperti, pengembangan buku dan perangkat pembelajaran berbasis tematik dan kearifan lokal. 

“Saat S2, saya melakukan penelian dengan judul penelitian Pengembangan Buku Cerita Rakyat Bima Sebagai Penunjang Gerakan Literasi. Untuk jurnal terbaru, kami meneliti tentang pengembangan bahan ajar teks cerita pendek dengan menggunakan pendekatan saintifik untuk siswa kelas VII SMP/MTS,” urai Nunung.

Sedangkan untuk Penelitian PKM Internal di 2019 berjudul "Pendampingan gerakan reading corner untuk menumbuhkan minat baca dan budaya literasi". Dari penelitian se-genre dirinya lolos hibah PDP dengan judul pengembangan media biq book bahasa ibu sebagai solusi lokal gerakan literasi. 

“Hampir semua warna pengabdian,  penelitian dan pengembangan saya adalah tentang literasi. Karena fokus saya memang ke arah literasi. Menariknnya, peningkatan literasi ternyata juga menjadi misi yang sedang dituntaskan oleh STKIP Taman Siswa Bima,” imbuhnya.

Dipercaya Bina UKM Terompet STKIP Tamsis Bima

Foto Bersama UKM Terompet STKIP Taman Siswa Bima Binaan Nunung Fatimah, M.Pd
Hasil sudahlah berang tentu linier dengan tingkat usaha yang dilakukan. Buah dari capaian yang dilakukan Nunung bahkan sejak di tingkat sekolah dasar (SD) mengantarkannya pada kepercayaan kampus merah untuk mendampingi sejumlah kegiatan kesenian mahasiswa. Baik paduan suara maupun pagelaran kesenian. Sejak 2018 silam, buah hati dari Suparti dan Ahmadin itu dipercayai untuk mendampingi unit kegiatan mahasiswa (UKM) berwarna kesenian dan kebudayaan: UKM Terompet.

Sejak dirinya mengabdiakan diri untuk berkarya bersama mahasiswa, sejumlah projek inovatis sukses dilakukan. Sebut saja festival tari tingkat SMA se-Pulau Sumbawa yang berlangsung dengan sukses dan meriah di 2019 lalu. 

“Sejak masuk menjadi Pembina, banyak projek inovasi yang selalu kami hadirkan lewat lomba-lomba yang diadakan UKM. Tidak hanya itu, selaku pembina saya sangat bangga atas capaian dan karya-karya yang sudah terwujud seperti minatur Uma Lengge atau Uma Leme,” kata sosok yang tengah menanti kelahiran anak pertamanya itu.

Setiap moment penting, lanjutnya, Uma Lengge atau Uma Leme itu selalu menjadi cindera mata. Bahkan, kami menyatakannya sebagai rumah peradaban. Karya tari dari UKM Terompet juga selalu menjadi penyambut tamu-tamu penting. 

“Sejumlah tamu penting yang datang ke kampus (STKIP Tamsis Bima, red) disambut dengan tarian dari UKM Terompet. Misalnya, kedatangan menteri perhubungan, dua professor dari Filipina, pemateri seminar, dan Gubernur NTB. Bahkan, saat pelaksanaan kegiatan besar di kampus, UKM Terompet lah yang mengisi,” jelas Nunung seraya mengaku menjadi salah satu fasilitator inovasi khusus untuk guru, Kabupaten Bima yang bekerja sama dengan Kedutaan Australia.

Biaya S2 dari Jualan Salome dan Inisiator BEM Pascasarjana UNISMA

Selain cantik dan penuh prestasi, ternyata Nunung juga memiliki kemandirian yang tinggi. Keadaan itu tergambar jelas ketika ia dengan bangga mengaku membiayai kuliah S2-nya dengan usaha mandiri; dari jualan salome di Malang. Hasil dari jualannya, ia sisihkan juga untuk kebutuhan harian. Sambil berwisausaha tidak membuatnya lalai dalam urusan perkuliahan. Jutsru hal tersebut dijadikannya penyemangat untuk menyelesaikan studi tepat waktu.

“Waktu S2, hampir 1,6 bulan saya berjualan salome dan makanan khas Bima di daerah Malang. Ini tentu menjadi pengalaman pribadi yang luar biasa saya dapatkan. Kuliah sambil berjualan tidak membuat saya menjadi pribadi yang lemah, justru  membuat saya semakin rajin dalam menunut ilmu. Hasil jualan selalu saya gunakan untuk menabung dan menyisikan untuk bayar kuliah. Alhamdulillah semua itu hasil kerja keras dan usaha sendiri, walaupun orang tua saya semuanya PNS, tapi saya benar-benar ingin mandiri,” kenang Nunung.

Selain fokus berwirausaha untuk membiayai diri saat kuliah, Nunung juga ternyata punya ketertarikan yang kuat di organisasi. Dia dan timnya menjadi tim pendiri BEM Pascasarjana UNISMA di tahun 2016 silam. 

“Meski berorganisasi, tidak menjadikan saya lalai dari urusan perkuliahan. Justru dengan kemampuan berorganisasi membuat saya bijak membagi waktu. Dan, saya menjadi salah satu dari sebagian mahasiswa pascasarjana yang menyelesaikan studi dalam waktu yang cepat, yaitu 1 tahun 6 bulan,” ungkapnya.

Dari SD Sampai SMA “Memetik” Juara

Berliterasi dan “memetik” juara ternyata sudah dimulai Nunung sedari menjadi siswa di sekolah dasar. Tak tanggung-tanggung, semua juara 1 diborongnya dari kelas satu sampai kelas enam. Selain itu, Nunung kecil juga sering juara 1 lomba baca puisi tingkat SD, mulai dari tingkat kabupaten hingga provinsi. Dirinya juga pernah mendapatkan Juara Lomba Tari tingkat Kabupaten oleh Sanggar Samada.

Juara 1 tidak hanya sampai SD, waktu di SMP dirinya juga memboyong juara 1 sampai kelas tiga. Selain sosok yang pintar, Nunung Kecil juga selalu mengikuti kegiatan sekolah.

“Saya pernah mengikuti lomba paduan suara dan lomba seminar tentang pemanfaatan dana BOS. Untuk prestasi waktu SMA, saya pernah mendapat juara pertama lomba ceramah tingkat SMA. Sedangkan waktu kuliah saya menjadi anggota di Teater Kata Mati,” sebutnya seraya mengaku bangga karena sekarang bisa mengabdikan diri sebagai dosen di kampus yang sedang bergerak ke lintas negara itu.(RUDY)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.