Sungguh Memalukan, Oknum Dosen Ilmu Administrasi Tega Bunuh Intan Karena Lamaranya Ditolak

                                                                          Terduga Pelaku, Arif Satriadin
Visioner Berita Kota Bima-Arif Satriadin (31) adalah warga asal salah satu Desa di Kecamatan Wawo Kabupaten Bima. Arif berprofesi sebagai Dosen Ilmu Administrasi pada Kampus STISIP Mbojo Bima. Kini ia harus mendekam dalam waktu yang lama di dalam penjara karena terlibat dalam kasus tindak kejahatan kriminal.

Rabu pagi (5/8/2020) sekitar pukul 7.30 Wita, Arif terlibat dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan kepada hilangnya nyawa gadis asal Lingkungan Sabali Kelurahan Kumbe Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, yakni Intan (25). Oknum dosen tersebut melayangkan pisaunya ke perut Intanhingga darahnya bereceran di jalan raya. 

Kejadian memilukan ini terjadi di jalan raya di dekat turunan Rade Raja Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat. Korban dianiaya hingga tewas saat pulang ke rumahnya menggunakan sepeda motor. Berdasarkan informasi yang dihimpun Visioner, beberapa saksi mata melihat kejadian tersebut. Menurut sejumlah saksi mata, sebelum Intan dianiaya hingga tergeletak di tanah, sempat terjadi percekcokan antara oknum dosen itu dengan intan. Bukan itu saja, keduanya sempat terjadi saling tarik-menarik dalam waktu beberapa menit lamanya hingga pelaku menyambar bagian perut Intan dengan benda tajam.

Akibatnya, korban langsung tergeletak dalam kondisi tak berdaya dan darahnya tercecer di jalan raya. Masih menurut sejumlah saksi mata, pelaku langsung meninggalkan Tempat Kejadian Perkara (TKP) menggunakan sepeda motor setelah bertindak kejam terhadap korban. Seorang saksi warga yang baru tiba di TKP namun tak melihat kejadian tersebut mencoba mengejar terduga pelaku, namun tak membuahkan hasil.

Beberapa saat kemudian, korban yang dalam kondisi tak berdaya yang tergeletak di jalan raya tersebut akhirnya dibawa ke RSUD Bima dengan harapan agar nyawanya bisa diselamatkan. Sayangnya, harapan agar korban diselamatkan pun pupus sudah. Korban menghembuskan nafasnya yang terakhir di RSUD Bima. Isak tangis dan duka teramat dalam atas kepergian Intan untuk selamanya hingga kini masuh menyelimuti keluarga korban.

Sementara pelaku yang sebelumnya sempat kabur, kini telah menyerahkan diri ke Mapolres Bima Kota. Terduga pelaku menyerahkan diri ke Polisi yakni sekitar satu jam lebih setelah kejadian berlangsung. Kini oknum dosen tersebut tengah diperiksa oleh Polisi. Dan iapun mengakui perbuatanya.

Usut punya usut, kejadian mengenaskan itu dipicu oleh masalah asmara. Konon antara pelaku dengan korban sempat berpacaran. Sementara antara pelaku dengan korban, diakui masih ada hubungan keluarga dekat. Lebih jelasnya, antara pelaku dengan korban adalah saudara sepupu. Atas kejadian mengenaskan ini, Polisi sudah melakukan oleh TKP.

Masih menurut informasi lain yang diperoleh Visioner menjelaskan, terduga pelaku bertindak luar batas kemanusiaan dalam kaitan itu karena sakit hati. Lebih jelasnya, pelaku tidak rela Intan menikah dengan lelaki lain. Sebab, lagi-lagi menurut informasinya bahwa terduga pelaku dengan Intan  pernah berpacaran. Dan bahkan sebelum hari lebaran tahun 2020, terduga pelaku sempat datang melamar Intan. Namun, lamaran terduga ditolak oleh pihak keluarga korban,

Korban, Intan di Masa Hidupnya
Akibat lamaranya ditolak, sejak saat itu pelaku dikabarkan mulai dendam terhadap Intan. Untuk menuntaskan balas dendam atas cintanya ditolak, Rabu pagi (5/8/2020) terduga pelaku mengintai Intan yang mengantarkan ibunya ke Pasar Bima menggunakan sepeda motor. 

Usai mengantar ibunya di pasar, Intan kemudian kembali ke rumahnya di dusun Sabali melintasi jalan raya dari arah terminal Dara-Kumbe. Namun tiba di turunan gunung Raja, kendaraan yang ditumpangi Intan langsung dicegat oleh terduga pelaku. Saat itu pula, antara Intan dan terduga pelaku sempat cek-cok.

Cek-cok hebat keduanya pun sempat disaksikan oleh sejumlah saksi mata. Tak lama kemudian, terduga pelaku kalap mata. Intan ditusuk dengan pisau pada bagian perut. Tak hanya itu, atas kejadian mengenaskan itu, Intan juga mengalami luka pada bagian tanganya.

Singkatnya, hingga kini keluarga korban masih dirundung duka teramat dalam. Dalam kasus ini, keluarga korban mendesak aparat penegak hukum untuk menghukum terduga pelaku seberat-beratnya. 

Kapolres Bima Kota, AKBP Haryo Tejo, S.IK yang dimintai tanggapanya membenarkan adanya kejadian tersebut. Terduga pelaku telah menyerahkan diri dan sedang diperiksa secara intensif oleh Penyidik. Kapolres Bima Kota kemudian mengungkap, kasus ini bermotifkan asmara. 

Terduga pelaku diduga dendam karena cintanya ditolak oleh pihak keluarganya Intan, dan hal itulah yang ditengarai memicu terduga pelaku untuk menganiaya Intan hingga tewas mengenaskan. "Terduga pelaku telah menyerahkan diri kepada Polisi. Kasusnya sedang ditangani. Motif kejadian dari perkara ini adalah soal asmara. Maksudnya, terduga pelaku menghakimi Intan hingga tewas mengenaskan karena cintanya ditolak," beber Kapolres Bima Kota kepada sejumlah awak media.

Kapolres Bima Kota kemudian meminta kepada keluarga korban agar menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada aparat penegak hukum. "Kepada semua pihak terutama keluarga korban, diharapkan agar menyerahkan sepenuhnya penanganan kasua ini ke Polisi. Intinya, kasus ini tetap ditangani secara serius. Dan hukum tidak mentolerir tindakan terduga pelaku. Selanjutnya, percayakan kepada lembaga hukum untuk menuntaskan kasusn ini sesuai ketentuan yang berlaku," tegasnya. 

Kapolres Bima Kotya menjelaskan, dalam kasus ini terduga pelaku diancam dengan hukuman 15 tahun penjara sesuai ketentuan pasal 338 KUHP. "Kina ia sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan di sel tahanan Polres Bima Kota. Pasca kejadian ini, kami berharap agar semua pihak untuk menjaga sekaligus mempertahankan suasana kondusif di daerah ini. Dalam kasus ini, kita semua prihatin dan tegaknya supermasi hukum tetap bersifat mutlak," pungkasnya. 

Singkatnya, kini nama wanita cantik nan manis itu kini telah tiada. Hidupnya berakhir tragis diujung pisau oknum Dosen yang dituding jauh dari akal sehat itu. Atas peristiwa memilukan itu, keluargam sahabat, teman dan kerabat Intan dirundung duka teramat dalam.

Jenazah Intan telah dikuburkan di wilayah domislinya di dusun Sabali Kelurahan Kumbe Kecamatan Rasanae Timur Kota Bima, pada Rabu sore. Proses pemakaman jenazah korban diwarnai isak tangis. Terlepas dari sangat ramainya warga yang mengantarkan jenazah hingga pada proses pemakamanya, Ketua TP-PKK Kota Bima yang Ketua Dekranasda Kota Bima sekaligus Istri Walikota Bima, Hj. Ellya Alwainy H. Muhammad Lutfi menyatakan duka cita termata dalam. Liputan langsung sejumlah awak media melaporkan, Ellya juga hadir di rumah duka dan kemudian mengikuti prosesi pemakaman jenazah Intan hingga akhir. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.