6 Orang Pegawai PUPR Kota Bima Sakit Karena Kerja Keras Penanganan Pasca Bencana Banjir Bandang

Upaya Pembersihan Oleh Dinas PUPR Kota Bima Pada Lokasi Jembatan Putus di Jatibaru Kota Bima

Visioner Berita Kota Bima-Aaparat Sipil Negara (ASN) merupakan abdi negara. Mereka melayani berbagai bentuk keinginanm harapan dan kebutuhan serta tuntutan masyarakat. Mereka bekerja dari pagi hingga sore hari, dan bahkan hingga malam harena karena terdesak oleh kondisi tertentu demi melayani masyarakat.

Mungkin saja mereka “tak boleh mengeluh”. Mungkin saja mereka “tak boleh untuk merintih”. Dan mungkin saja mereka “tak boleh mengutarakan sakit yang dideritanya” karena alasan takut dihujat dan dimaki-maki oleh pihakn yang dilayani.

Sejak musim hujan tiba khususnya di Kota Bima, Dinas PUPR Kota Bima dibawah kendali Muhammad Amin, S.Sos (Kadis PUPR) tampaknya tak tinggal diam. Kerja keras membersihkan lumur dan sampah di hampirseluruh wilayah Kota Bima yang disisakan oleh banjir bandang. Kadis PUPR Kota Bima, Muhammad Amin, S. Sos menjelaskan bahwa pihaknya melakukan pembersihan di seluruh wilayah di Kota Bima dimulai sejak banjir meluap di rumah warga dan bahkan masih berlangsung sampai saat ini.

“Seluruh bidang yang ada di Dinas PUPR ini dikerahkan mulai dari Cipta Karya, Bina Marga dan SDA dikerahkan di lapagan untuk melakukan pembersihan lumpur dan sampah di Sungai, jembatan, jalan raya, Lingkungan warga dan lainya. Kami bekerja dari pagi, siang dan bahkan hingga malam hari,” terangnya kepada Media Online www.visionerbima.com di ruang kerjanya, Senin (15/12/2021).

Upaya melakukan pembersihan di hampir seluruh wilayah di Kota Bima, diakuinya sudah hampir dari 2 bulan lamanya. Sementara tantangan yang dihadapinya dalam kaitan itu yakni kurangnya alat berat dan rasa partisipasi (gotong-royong) dari masyarakat.

“Kita hanya punya satu alat berat untuk melakukan pembersihan psca bencana banjir bandang. Atas kekurangan tersebut akhirnya dibantu Dandim 1608/Bima, Letkol Inf Mustafa Kamal. Beliau membantu kita dengan cara memberikan alat berat mini untuk melakukan pembersihan,” terang Amin.

Amin kembali menjelaskan, 6 orang pegawai PUPR sampai hari ini masih sakit karena beratnya pekerjaan penanganan pasca bencana banjir bandang di Kota Bima. Salah seorang Kepala Bidang (Kabid) di PUPR Kota Bima dijelaskanya sempat tertimpa alat berat pada bagian kakinya saay melakukan pembersohan di salah satu wilayah di Kota Bima.

“Sebenarnya hal ini tidak harus kami utarakan karena itu semua sudah menjadi konsekuensi dari ASN. Namun kami perlu menjelaskan kepada publik bahwa Pemkot Bima tidak tinggal diam selama banjir bandang melanda belasan Kelurahan di Kota Bima,” paparnya.

Pembersihan Salah Saru Ruas Jalan Yang Rusak Akibat Banjir Dari Gunung di Salah Satu Wilayah di Kota Bima Oleh Dinas PUPR Setempat (Pasca Banjir Bandang)

Upaya pembersihan yang dilakukan oleh pihaknya antara lain di jalan Gatot Sobroto (cabang tiga Sambina’e), pembersihan di jalan Pahlawan sebanyak 3 kali, di jalan Melayu 2 kali dilakukan pembersihan dan bahkan melakukan penyedotan pada drainase di So Ati sampai ke laut (sekitar setengah KM), upaya pembersihan jalan di Ntobo-Busu baru satu kali dilakukan, di Matakando (baru satu kali), di Kadole, Kendo-Toloweri (baru satu kali dibersihkan), Kelurahan Na’e, Kelurahan Sarae, Lewirato, pembersihan gorong-gorong di Sadia dan lainya.

Tak hanya itu, upaya pembersihan di jalan lingkar di jatibaru Timur guna memperlancar arus lalu lintas dari Kota Bima-Wera diakuinya sedang dilaksanakan, dan di Lingkungan Rasalewi. Sementara tantangan yang dihadapi sejak awal upaya pembersihan dilakukan sampai dengan hari ini lebih kepada kurangnya kesadaran partisipatif dari masyarakat (gotong-royong).

“Selama upaya pembersihan dilakukan, wilayah yang paling berat dihadapi adalah di jalan Melayu-Kolo. Sebab, ada empat titik di sana yang harus dibersihkan. Kondisi itu disebabkan oleh banjir yang datang dari gunung (gunung gundul),” tandasnya.

Namun diakuinya masih ada beberapa wilayah yang dibersihkan. Antara lain di Kelurahan Santi Kecamatan Mpunda. Singkatnya, masih ada di beberapa titik spot yang dianggap tidak terlalu besar yang belum disentuh oleh upaya pembersihan oleh pihaknya. Sebab, yang paing diutamakan oleh pihaknya adalah melakukan upaya pembersihan pada jalan raya yang aksesnya ramai dilintasi, terutama pada yang terputus karena banjir bandang.

“Di Kota Bima sekitar 90 persen sudah kita bersihkan, Bahkan sudah hampir dua bulan kita tidak pernah istirahat. Bekerja mulai dari pagi, siang dan bahkan hingga malam hari. Dan hal itu sudah menjadi kewajiban Pemerintah untuk melaksanakanya. Sekali lagi, hingga saat ini kami masih bekerja,” tandasnya.

Amin mengungkapkan, banjir bandang melanda sejumlah wilayah Kelurahan di Kota Bima tahun 2021 ini sudah berlangsung selama tiga kali. Sementara upaya pembersihan yang dilakukan oleh pihaknya dimulai sekitar sehari sebelum banjir bandang melandan sejumlah wilayah tersebut.

“Efektifnya kita bergerak melakukan upaya pembersihan yakni sehari setelah banjir bandang melanda sejumlah wilayah di Kota Bima. Soal minimnya kesadaran partisipasi dari masyarakat, itu sudah menjadi kewenangan pihak BPBD Kota Bima,” pungkas Amin. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.