Anak Yatim Mandiri dan Sang Penulis Muda Ipa Bahya Yang Diakui Kian Hebat-Patut Diteladani

Inilah Sosok Si Yatim Hebat Ipa Bahya Bahrun.
Visioner Berita Kota Bima-Sosok seorang remaja bernama Ipa Bahya Bahrun, hingga kini masih menjadi “motivator” bagi remaja-remaja lain khususnya di Kota Bima. Media Online www.visionerbima.com bisa jadi menjadi yang pertama memperkenalkan diri anak yatim ini (Ipa Bahrun Bahya) di ruang publik.

Beberapa tahun silam, Media ini pertama kali menemukan  Mahasiswi semester akhir Fakultas Ilmu Budaya, jurusan Sastra Indonesia pada Kampus ternama di belahan Indonesia Timur (Makasar-Sulsel) yakni Unversitas Hasanuddin ini pada moment pasar Ramadhan di kawasan Amahami Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima ini.

Saat itu, secara sengaja menemukan Ipa Bahya Bahrun sedang menjual barang dagangan berupa baju, celana dan lainnya baik untuk wanita maupun pria dari berbagai usia. Dan saat itu, Ipa Bahrun Bahwa masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) di salah satu Sekolah di Kota Bima.

Pertanyaan tentang siapa sesungguhnya remaja ini pun saat itu terjawab. Pun pertanyaan tentang status sosial remaja yang satu ini, juga terjawab saat itu. Dijelaskan bahwa Ipa Bahya Bahrun lahir dari rahim pedagang dan berstatus anak yatim (ayah kandungnya telah meninggal dunia).

“Sekarang saya tinggal bersama ibu kandung dan saudara-saudara saya di wilayah Kelurahan Mande Kecamatan Rasanae Kota Bima. Sejak kecil saya diajarkan untuk mandiri oleh kedua orang tua. Saya hadir di Pasar Ramadhan di Amahami ini merupakan rangkaian dari perjalanan untuk membiayai diri sendiri, orang tua dan keluarga. Hasil dagangan juga saya manfaatkan untuk kebutuhan sekolah,” terang Ipa Bahya Bahrun kepada Media ini di Pasar Ramadhan Amahami saat itu.

Harapannya untuk mendapatkan Ijazah SMA saat itu, juga terjawab. Guna menjawab ekspektasinya dalam kaitan itu, Ipa Bahya Bahrun tak meninggalkan aktivitas dasarnya sebagai seorang pedagang. Dan bahwa aktivitas tersebut, diakuinya masih dilakoninya sampai hari ini.

“Cita-cita saya bukan saja menjadi Pengusaha. Tetapi juga sebagai pencipta buku, novelis dan menciptakan banyak puisi untuk anak-anak muda, terutama di Bima. Doakan saja agar cita-cita dan harapan ini bisa diijabah oleh Allah, SWT,” harapnya saat itu.

Atas kerja keras dan doa dirinya dengan banyak orang, Ipha kemudian berhasil lolos melanjutkan Study S1 (kuliah) di Universitas Hasanuddin, Makassar-Sulsel. Kini Ipa Bahya Bahrun sedang menyelesaikan Skripsinya di Kampus ternama di belahan Indonesia Timur tersebut (Universitas Hasanuddin Makasar-Sulsel).

“Selain itu, saya juga sedang kuliah di Kampus Swasta di Makassar-Sulses. Di Kampus ini saya menekuni Ilmu tentang publik speaking sembari menyelesaikan Skripsi di Universitas Hasanuddin Makasar-Sulsel. Jadi di Makasar ini, saya kuliah di dua Kampus,” tuturnya.

Soal biaya di Univesitas Hasanudin Makassar-Sulsel, diakuinya ditanggung oleh Negara karena Ipa Bahya Bahrun mendapat beasiswa prestasi (Beasiswa Bidik Misi). Sementara untuk biaya kos dan kebutuhan lainya di luar Kampus, dijelaskan ditanggung oleh dirinya sendiri.

Lantas dari mana ia mendapatkan uang untuk itu?. “Hingga saat ini saya masih menekuni dunia usaha. Sembari kuliah di dua Kampus di Makasar-Sulsel ini, saya menjalani usaha terkait dengan barang-barang untuk kecantikan wanita. Hasilnya saya gunakan untuk biaya kos dan kebutuhan sehari-hari di luar Kampus (makan-minum dan lainya),” tandasnya.

Jiwa bisnisnya hingga kini belum pernah luntur. Moment liburan ia mengaku kembali ke Kota Bima, bercengkrama dengan Ibu kandungnya dan saudara-saudaranya. Moment liburanya di Kota Bima tak pernah ia sia-siakan.

“Tetapi saya manfaatkan untuk berdagang di sejumlah tempat baik di Kota Bima maupun di Kabupaten Bima. Hasilnya bukan saja untuk membantu ibu kandungnya dan sudara-saudaranya. Tetapi juga dimanfaatkan untuk kebuthan hidup di Makasar-Sulsel. Alhamdulillah sampai saat ini saya masih menekuni dunia usaha, dan Allah SWT masih memberikan rezeki untuk saya serta keluarga,” paparnya.

Ipa Bahya Bahrun tergolong “teramat beda” dari remaja-remaja lain khususnya di Kota Bima. Berdagang di sejumlah tempat di Kota Bima maupun di Kabupaten Bima (di tengah teriknya mata hari dan hujan), ia menegaskan sedikitpun bahwa rasa malu atau gengsi tak pernah terbesit dalam diri sosok ramaja yang dikenal sedeharna serta berpenampilan apa adanya ini.

“Malu dan gengsi itu sesungguhnya tidak boleh ada pada diri orang-orang termasuk diri saya yang lebih mendominasikan pikiran, dan tenaga untuk keberlangsungan hidup masa depan. Demi hidup dan masa depan, saya tidak ingin membebani orang tua. Sebab, dari kecil hingga saat ini saya diajarkan untuk mandiri. Terimakasih kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah melahirkan, membesarkan dan mengajarkan saya untuk hal itu sehingga saya masih menjiwainya sampai dengan saat ini,” ucap Ia Bahrun Bahya.

Sampai saat ini, diakuinya bahwa ibu kandungnya masih menjadi salah satu tulang punggung bagi keluarga. Kemandirian ibu kandungnya setelah ayahnya meninggal dunia, pun menjadi salah satu sumber motivasi penting bagi Ipa Bahya Bahrun untuk mengadopsi jejak positif tersebut (jejak ibu kandungnya).

“Kami dilahirkan dan dibesarkan dari darah bilogis pedagang. Kami belajar berdagang sejak kecil, dan masih berlangsung sampai saat ini. Dari dunia usaha itu pulaah kami bisa menemukan arti dan makna penting dari kemandirian. Dan Insya Allah jiwa mandiri ini akan kami pertahankan sampai kapanpun. Melalui Media ini, saya ingin mengucapkan apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada ibu yang masih sangat sabar, kuat serta mengajarkan kami untuk tetap mempertahankan jiwa kemandirian,” sebut Ipa Bahya Bahrun.

Masih soal Ipa Bahya Bahrun, sekitar dua tahun silam Ipa Bahya Bahrun pernah berada pada sebuah moment penting bersama Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE, Ketua DPRD Kota Bima, Alfian Indra Wirawan, S.Adm dan Ketua TP-PKK Kota Bima yang juga Ketua Dekranasda Kota Bima serta Ketua PUSPA setempat yakni Hj. Ellya Alwainy

Pada pertemuan yang teramat singkat di kediaman Walikota Bima tersebut, ketiga Tokoh penting dimaksud menyatakan apresiasi dan bangga kepada Ipa Bahya Bahun ini. Pada moment penting itu pula, ketiga Tokoh penting di Kota Bima tersebut menitipkan harapan agar Ipa Bahrun Bahya tetap konsisten dengan aktivitasnya sebagai pedagang tetapi tidak boleh mengesampingkan kuliahnya di Universitas Hasanuddin, Makasar-Sulsel.

Ketiga Tokoh penting tersebut juga berharap dan berdoa agar Ipa Bahwa Bahrun sukses sekaligus menjadi tauladan bagi remaja-remaja lainya khususnya di Kota Bima. Sebab, hal itu diakuinya sangat mulia.

“Dia bukan saja unik, tetapi juga hebat. Semoga ke depan akan ada Ipa Bahrun Bahya lainya khususnya di Kota Bima. Tetaplah konsisten dan kita berharap agar ke depanya Ipa Bahya Bahrun mampu menjadi contoh bagi remaja-remaja lainya khususnya di Kota Bima,” harap ketiga Tokoh penting tersebut saat itu.

Apa kabar Ipa Bahya Bahrun hari ini?. Publik khususnya di Bima dinilai terkejut dan terkagum-kagum ketika IpaBahya Bahrun tampil pada salah satu acara penting di layar salah satu TV Nasional di Makasar-Sulsel.

Pada moment penting dan dinilai spektakuler di salah satu hotel ternama di Makasar,-Sulsel belum lama ini (20 Desember 2021) mengundang Ipa Bahya Bahrun sebagai Nara Sumber dengan tema-“Bukan Wanita Biasa”. Dalam kaitan itu, Universitas Hasanudin, Makasar-Sulsel diakui mampu mencetak salah satu Sumber Daya Manusia (SDM) Mahasiswi terbaiknya yakni Ipa Bahya Bahrun yang diakui telah mampu menciptakan belasan buku, novel dan ratusan puisi.

Pada moment penting yang digelar oleh salah satu station Televisi Nasional tersebut, penulis muda dengan semangat literasi yang membara ini, dinilai mampu menjadikan dirinya sebagai Kartini (wanita) baru di era masa kini (4.0). Pada moment tersebut, Ipa Bahya Bahrun didampingi oleh seorang presenter yakni Radias.

Pada moment penting dengan surasi sekitar belasan menit pada salah satu station Televisi Nasional tersebut, Ipa Bahya Bahrun menjelaskan tentang perjalananya dalam karya Sastra, kehidupannya di rantauan dan motivasi kepada kaum perempuan di Indonesia.

Di moment itu pula, Ipa Bahya Bahrun diberikan kesempatan untuk memotivasi banyak orang agar ke depanya bisa bangkit sekaligus menjadi “bukan wanita biasa” (Motivator) bagi banyak orang.

“Pada moment ini pula, saya ingin menyampaikan apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada salah satu TV Nasional tersebut karena telah mengundang saya sebagai Nara Sumber. Selain itu, saya berharap adanya doa dari semua pihak termasuk rekan-rekan Wartawan agar ke depanya saya bisa mewujudkan cita-cita, dan berguna bagi Agama, Bangsa dan Negara,” harap Ipa Bahya Bahrun.  

Catatan pentingnya, dari kisah nyata soal si Yatim Ipa Bahya Bahrun ini diharapkan dapat dijadikan sebagai pelajaran penting bagi kalangan remaja di Indonesia, khususnya di Bima. Antara lain, kalangan remaja di Indonesia diharapkan mampu menempatkan Ipa Bahya Bahrun sebagai motivator guna menata kehidupan yang lebih baik untuk hari ini, esok dan selanjutnya.  

Sebab, hingga saat ini tak jarang ditemukan adanya kaum remaja yang masih menggantungkan hidupnya kepada orang tua serta keluarganya. Dan dari Ipa Bahya Bahrun ini pula, kalangan remaja di Nusantara ini bisa memetik esensi, entitas dan makna bahwa sesungguhnya kemandirian harus dibentuk sejak dini, serta dimulai dari diri sendiri dengan niat yang tulus dan kemudian menjiwainya.

Pasalnya, ruang dan kesempatan untuk membentuk diri menjadi mandiri masih sangat besar bagi kalangan remaja di Nusantara, khususnya di Bima. Dan ruang besar yang diciptakan untuk kemandirian khususnya bagi kalangan remaja di Indonesia, khususnya di Bima juga dinilai masih berbarengan dengan semakin tingginya angka pengangguran yang ada.

Semuanya tergantung dari adanya niat baik dan didukung oleh keberanian. Semoga ke depan akan lahir Ipa Bahya Bahrun lain di Indonesia, khususnya di Bima, Amin YRA. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.