Setelah Resmi Dilantik, Lutfi Berjanji Akan Menghilangkan Kebiasaan Lama di Pemkot Bima
Visioner
Berita Kota Bima-Jargon Kota Bima Bangkit Menuju Perubahan oleh Walikota-Waklikota Bima
terpilih pada periode 2018-2023, H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH
(Lutfi-Feri), tampaknya akan dibuktikannya melalui upaya nyata setelah dilantik
secara resmi sebagai Walikota-Wakil Walikota Bima oleh Gubernur NTB.
Antara lain Lutfi-Feri akan tetap menjadikan
kendaraan bekas sebagai Mobil Dinas (Mobdis) Walikota Bima, membagi waktu sehaii
di kantor dan sehari di lapangan bersama masyarakat, merubah kebiasaan Humas
Protokol yang selama ini dinilai mengambil alih Tugas Pokok dan Fungsi
(Tupoksi) seluruh SKPD-OPD terkait informasi yang menyangkut program-program
pembangunan kepada Media Massa, dan masih banyak lagi kebiasaan lama lainnya
yang harus dirombak.
Walikota-Wakil Walikota Bima Terpilih, Lutfi-Feri |
Rencana tersebut disampaikan secara langsung
oleh Walikota Bima terpilih, H. Muhammad Lutfi, SE kepada Visioner beberapa
waktu lalu di salah satu tempat di Kota Bima. “Jika selama ini anggaran coffie
moorning Walikota-Wakil Walikota Bima senilai ratusan juta rupiah per tahun
digunakan untuk kegiatan pada masing-masing kediamannya, maka di era
kepemimimpinan kami tidak boleh lagi seperti itu. Maksudnya, anggaran coffie
moorning Walikota-Wakil Walikota Bima akan lebih baik dimanfaatkan untuk
program-program nyata yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan masyarakat di
Kota Bima. Sekali lagi, anggaran tersebut akan lebih baik dimanfaatkan untuk
kepentingan rakyat,” tegas Lutfi.
Selain itu ujar Lutfi, kebiasaan pemimpin
sebelumnya yang dominan melayani masyarakat di kantor-maka di era
kepemimpinannya bersama Feri justeru akan memperbanyak waktu untuk turun ke
lapangan guna melihat secara langsung berbagai kebutuhan masyarakat baik
dibidang pembangunan fisik maupun non fisik.
“Selama ini saya tidak terbiasa lama-lama di
kantor, melainkan dominan berada di lapangan bersama masyarakat. Kebiasaan
tersebut bukanlah hal baru bagi saya, waktu menjadi anggota DPR RI pun saya
dominan berada di lapangan dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat tentang
apa saja yang dibutuhkannya. Dan kebiasaan tersebut, akan saya berlakukan
selama memimpin Kota Bima ini. Soal itu, pun telah menjadi komitmen saya dengan Feri.
Setelah resmi dilantik menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima, saya dengan Feri
akan pola secara bergiliran yakni sehari di lapangan-sehari di Kantor,”
ujarnya.
Pemimpin yang baik terangnya, tentu lebih dominan
berada di lapangan bersama masyarakatnya. Sebab dengan cara itu, Pemimpin akan
mengetahui berbagai bentuk kebutuhan masyarakatnya terutama di bidang
pembangunan yang erat kaitannya dengan kemasalahan hidupnya di kemudian hari.
“Dengan sering berada di lapangan, tentu saja
kita akan menjadi tahu tentang berbagai program yang akan disusun, dibahas,
direncanakan dan lainnya. Muara akhirnya, tentu akan diputuskan secara bersama oleh
Dewan dan selanjutnya dituangkan dalam APBD 2 Kota Bima. Sekali lagi, selama
ini kebijakan yang tidak tepat sasaran lebih disebabkan oleh pemimpin yang
jarang turun ke lapangan (dominan berada di Kantor). Nah, saya dan Feri hadir
sebagai Pemimpin di daerah ini bertujuan membuktikan pengabdian terbaik sesuai
motto PERUBAHAN. Dan menghilangkan kebiasaan-kebiasaan lama tersebut, juga
merupakan eepektasi dari PERUBAHAN itu sendiri,” tandasnya.
Seluruh Instansi Pemerintah (SKPD dan OPD)
yang sebelumnya dinilai tidak diberikan ruang untuk menyusun-merancang berbagai
program sebagaimana Tupoksinya, akan dirombak total di era kepemimpinan
Lutfi-Feri. Maksud Lutfi, ruang-ruang bagi SKPD dan OPD untuk merancang
sekaligus menyusun program pembangunan untuk kepentingan masyarakat serta
daerah sebagaimana Tupoksinya akan dibuka seluas-luasnya.
“Kecerdasan mereka tentu saja akan diuji
sekaligus dapat dilihat melalui ruang-ruang yang diberikan itu. Bagaimana
mungkin kita bisa mengukur tingkat kecerdasan mereka jika hak-hak dan
tanggungjawabnya diambil alih oleh orang lain untuk tujuan tertentu,” tanyanya.
Berbagai program yang disusun dan
direncanakan oleh seluruh SKPD-OPD tersebut, muara akhirnya akan dinilai oleh Walikota-Wakil
Walikota, selanjutnya akan digodok-dimassak secara matang oleh Bappeda dan seterusnya
dibahas bersama DPRD setempat dengan harapan akan menjadi kebijakan riel Pemerintah
melalui APBD 2 Kota Bima pula.
“Lebih jelasnya, seluruh instrumen Pemerintah
harus diberikan uang untuk bekerja sebagaimana Tupoksinya. Sehingga semua program
dan kegiatannya dapat berjalan seiring dengan kebutuhan rakyat. Jika pada masa
sebelumnya hal justeru dicaplok oleh Pemimpin yang pada akhirnya setiap kebijakan
yang diterapkannya selalu bermuara pada keinginan Penguasa daerah, tentu saja
tidak boleh terjadi pada era kepemimpinan saya dan Feri Sofiyan. Sekali lagi,
saya dan Feri hadir sebagai pemimpin bagi Kota Bima beserta masyarakatnya,
bukan sebagai penguasa,” tegasnya.
Lutfi kembali menegaskan, kebiasaan lama
terkait menjemput anggaran pada Pemerintah Pusat di Jakarta yang mengeruk APBD
2 Kota Bima melalui SPPD ke luar daerah dimana Penguasa harus mengikut-sertakan
banyak pejabat termasuk sejumlah anggota Dewan, pun direncanakan akan dirubah
secara total di era kepemimpinan Lutfi-Feri.
“Masa ke Jakarta hanya untuk tujuan meminta
bantuan anggaran kepada satu Kementerian saja harus beramai-ramai. Menurut
saya, hal itu selain lucu juga secara otomatis bermuara kepada tergerusnya APBD
2 Kota Bima oleh SPPD ke luar daerah,” bebernya.
Jika kedepan ada program pembangunan di Kota
Bima yang mutlak membutuhkan bantuan anggaran dari Pemerintah Pusat, tentu saja
tidak boleh mengikut-sertakan banyak pejabat maupun anggota Dewan untuk
berangkat ke Jakarta.
“Kedepan kalau ke Jakarta hanya meminta
bantuan anggaran dari Kementerian terkait, cukup saya atau Feri bersama Kepala
Kepala Dinas atau seorang Kabid pada Instansi terkait saja yang ke Jakarta.
Sebab, sahabat-sahabat saya juga masih banyak di seluruh Kementerian di
Jakarta. Dan selama dua periode menjadi sebagai anggota DPR RI bahkan sampai
sekarang, saya masih bersahabat dengan mereka. Sekali lagi, dengan pola
tersebut tentu saja dapat meminimalisir kebiasaan lama yang menghabiskan APBD 2
Kota melalui SPPD ke luar daerah,” sentil dengan nada serius.
Kebiasaan lama lainnya yang terjadi di Kota
Bima ungkap Lutfi, juga terkait perilaku sejumlah pejabat yang
berbondong-bondong ke berbagai wilayah bersama Pimpinan daerah. Hal tersebut, dinilainya
telah berimbaskan kepada terabaikannya pelayanan terhadap masyarakat oleh para
pejabat tersebut pada masing-masing Instansi yang dimpimpinnya.
“Selama ini kalau Walikota ke Kolo, hampir
semua pejabatnya berangkat ke sana, padahal masih banyak tugas dan
tanggungjawab yang harus mereka selesaikan di kantornya. Sekali lagi, kebiasaan
tersebut tentu tidak lagi boleh terjadi di era kepemimpinan saya dengan Feri
Sofiyan,” desaknya.
Tak hanya soal itu, Lutfi pun menyentil kebiasaan
lama terkait kinerja Bagian Humas dan Protokol yang selama ini dinilainya diberikan
kebebasan secara luas untuk menguasai informasi di seluruh SKPD dan OPD di Kota
Bima. Terapan pola kebijakan satu pintu tersebut tersebut, selama ini
dinilainya justeru menempatkan Bagian Humas dan Protokol sebagai “Raja” di
dunia birokrasi karena merasa dekat dengan kekuasaan. Oleh karenanya, demi
mewujudkan cita-cita PERUBAHAN, Lutfi berjanji akan menghilangkan pola lama itu.
“Jika selama ini seluruh SKPD-OPD tidak diberikan
ruang untuk memaparkan berbagai program pembangunan kepada wartawan karena
alasan kewenangannya sudah dialihkan pada Bagian Humas dan Protokol, tentu pola
itu akan kami rubah. Maksudnya, akan mengembalikan kewenangan SKPD dan OPD
tersebut,” Janji Lutfi.
Sementara Bagian Humas dan Protokol, akan
dikembalikan kepada fungsi informatif dan keprotokoleran yang berkaitan
langsung dengan kegiatan Walikota dan Wakil Walikota Bima. “Intinya selama saya
dengan Feri memimpin daerah ini, Bagian Humas-Protokol itu tidak boleh lagi
menjadi juru bicara bagi seluruh SKPD dan OPD di Kota Bima. Sebab, Bagian Humas
dan Protokol bukanlah juru bicara,” tegasnya lagi.
Selain itu, bagi setiap Wartawan dari
berbagai Media yang ditugaskan untuk melakukan peliputan berbagai kegiatan
Pemerintah setempat, ditegaskannya harus dilengkapi dengan ID Card. Maka dengan
itu akan dapat diketahui dari media mana dia berasal, dan organisasi apa pula
yang memayunginya.
“Itu sangatlah penting, dan penting pula untuk
mengeliminasi adanya oknum Wartawan gadungan dan oknum Wartawan bodrek. Jika
dia tidak mampu menunjukan ID Card, dan tidak bisa membuktikan hasil karya pada
masing-masing Media dimaksud disaat meliput kegiatan Pemkot Bima nantinya,
tentu saja tidak akan kami dilayani. Yang jelas, ketegasan ini akan kami
terapkan di Pemkot Bima,” imbuhnya.
Pers diakuinya sebagai mitra kerja
Pemerintah. Pun Lutfi mengakui, peran Pers dalam mewarnai kemajuan dan
perkembangan daerah beserta masyarakatnya tidak bsa dinafikan penting.
Menurutnya, Pers sangat diperlukan untuk mendorong kinerja Pemerintah untuk
mewujudkan mimpi sekaligus cita-cita PERUBAHAN
bagi Kota Bima dan masyarakatnya ke arah yang jauh lebih baik dari
sebelumnya.
“Maka untuk dan atas nama PERUBAHAN tersebut,
yang kami butuhkan adalah Pers yang berkualtas dalam pengertian mampu menggali
potensi yang belum pernah disentuh untuk kemudian dikelola menjadi sesuatu yang
bisa dinikmati bersama oleh kita semua. Jika hal tersebut mampu diterjemahkan
secara nyata oleh dunia Pers di Bima, itu berarti telah ikut-serta mendorong
pertumbuhan-kemajuan daerah ini ke arah yang lebih baik,” harapnya.
Masih soal dunia Pers di Bima, Lutfi
berencana akan menerapkan sesuatu yang “unik”. Yakni, Pemerintah akan membangun
oposisi dengan kalangan para kuli tinta itu. Oposisi yang hendak dibangun
tersebut jelasnya, antara lain Pers wajib mengontrol sekaligus mengkritisi kinerja
hingga kebijakan Pemerintah. Namun, hal tersebut harus bersifat konstruktif,
inovatif, objektif, profesional, bertanggungjawab dan terukur sebagai cerminan
dari pengabdian terbaiknya untuk Kota Bima dan masyarakatnya. Sebab, mendorong kemajuan
daerah dan masyarakat kota Bima merupakan tanggungjawab kita semua. Pun mimpin
kita semua adalah, Kota Bima dan masyarakatnya dapat maju-berkembang di berbagai
aspek seperti daerah lainnya di Indonesia .
Tujuan spesifik dari kualitas kinerja Insan
Pers tersebut, yakni agar Pemerintah dapat membenahi setiap kekurangannya
menuju perbaikan sebagaimana harapan dan cita-cita bersama. Salah satunya, Insan
Pers di Bima harus mampu mengkritisi secara dan -menerus terhadap Pemerintah ketika
tidak menyentuh kebutuhan masyarakat di seluruh wilayah lewat program-program program
pembangunan yang dibutuhkannya.
“Kritikan dan sosial kontrol yang berkualitas
dari teman-teman Pers, tentu sangat kami dibutuhkan. Dan itulah model opsisi
yang kami maksudkan. Hal-hal semacam itu, juga sangat diharapkan oleh seluruh
lapisan masyarakat Kota Bima. Tetapi, jika ada teman-teman Pers yang kerjanya
setiap hari hanya menghujat, mengumpat, memfitnah, menghasut, mencaci-maki
Pemerintah melalui medianya secara tidak bertanggungjawab tentu saja sampai
kapanpun tidak akan kami jadikan sebagai mitra kerja. Pasalnya, tujuan besar
kita semua termasuk rekan-rekan Pers adalah bersatu membangun daerah ini
beserta masyarakatnya, bukan menjatuhkan,” imbuhnya.
Press Room yang sebelumnya telah disediakan
oleh Pemerintah di sebelah selatan Bagian Humas Protokol Setda Kota Bima itu
tutur Lutfi, akan dipindahkan ke lokasi yang sangat sesuai. Rencananya, untuk
Press Room tersebut akan dibangun di atas tanah yang masih kosong di sebelah
selatan Kantor Walikota Bima.
“Jika saya dan Feri sudah dilantik secara
resmi menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima, Press Room tersebut tidak boleh
lagi berada di samping ruangan Bagian Humas Protokol. Tetapi, akan digeser di
tempat lain, dan disekitarnya perlu ada kantin yang sewaktu-waktu dapat
dijadikan sebagai tempat berdiskusi santai sambil menikmati kopi maupun minuman
ringan dengan Walikota-Wakil Walikota Bima beserta jajarannya. Press Room
tersebut juga harus dilengkapi dengan fasilitas seprti meja, kursi, Komputer
dan internet agar rekan-rekan Pers bisa bekerja dengan baik,” terangnya lagi. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda