Refleksi Indah Dinda-Dahlan Dalam Mewujudkan Visi Bima RAMAH
***Juga Bagian
Dari Maknai Kemerdekaan RI***
![]() |
Dinda-Daclan Dalam Bingkai Kerjasama Yang Baik dan Saling Mendengarkan (Dok.Sepcial:Visionerbima.com) |
Tercatat sudah lebih dari tiga tahun lamanya Bupati-Wakil
Bupati Bima, Hj. Indah Dhamayanti Puti, SE-Drs. H. Dahlan M. Noer memimpin
daerah dan masyarakatnya. Terlepas dari masih ditemukan adanya kekurangan atas
kepemimpinan keduanya, namun diakui tak esdikit prestasi yang ditorehkannya
baik di bidang pembangunan fisik maupun non fisik. Pemindahan Ibukota kabupaten
Bima dari Kota Bima ke Kecamatan Woha dan menjawab kebuthan pembangunan fisik
melalui APBD 2 Kabupaten Bima yang salah satunya di wilayah Kecamatan Parado,
di Kecamatan Lambu dan lainnya pun menjadi bagian dari torehan sejarah
keberhasilan Pemerintahan yangdikendalikan oleh Dinda-Dahlan.
Tak hanya itu, membebaskan Kabupaten Bima dari
penyanderaan Disclamer terkait pengelolaan keuangan daerah yang sudah sekian
lama terjadi menjadi Wajar Tanpa Pengecualian (WTP), pun diakui sebagai kesukses
spektakuler yang diukir oleh Pemerintahan Dinda-Dahlan. Seabrek piagam
penghargaan atas prestasi di berbagai bidang yang diterima oleh Pemerintahan
Dinda-Dahlan, tentu saja bukan diperoleh begitu saja. Tetapi, semuanya diawali
oleh penilaian Nasional atas kinerja nyata yang dikemas dalam prestasi terbaiknya.
Kian minimnya kejadian perkelahian antar kampung di
sejumlah wilayah di Kabupaten Bima, juga tercatat sebagai bentuk perhatian
nyata Pemerintahan Dinda-Dahlan yang diback-up oleh aparat keamanan baik TNI
maupun Polri. Pada sesi kesolehan sosialnya, Dinda-Dahlan merupakan dua sosok Pemimpinn
yang nyaris tak pernah alpa. Salah satunya memberikan bantuan secara pribadi
kepada warga yang didera oleh penyakit berat maupun ringan.
Keduanya pun kerap hadir mengunjungi warga yang sakit di
RSUD Bima. Bukan itu saja, Dinda-Dahlan juga nyaris tak pernah melewati
undangan pernikahan warga di berbagai wilayah baik dekat maupun jauh jika
diundang. Dan catatan penting lainnya, Dinda-Dahlan pun diakui tidak masuk
dalam kategori pemimpin yang otoriter dan diktator alias menggunakan tangan
besi. Berbagai kritikan berbasiskan data pun dijawabnya dengan baik. Namun
seiring dengan hal itu, Dinda-Dahlan kerap diserang oleh segelintir oknum.
Tetapi, Dinda-Dahlan terlihat selaku menjawabnya dengan kepala dingin, dan ada
pula yang digiring pada proses hukum karena dianggap sudah melampaui batas
kewajaran.
Dibalik prestasi yang diraih oleh Dinda-Dahlan, namun
masih ada beberapa tantangan besar yang harus dihadapinya serta membutuhkan
kinerja kongkriet dan kolektif. Yakni kekurangan air di berbagai wilayah,
gundulnya hutan yang mengancam akan kembalinya banjir bandang di sejumlah
wilayah, anjloknya harga garam serta tidak menentunya harga komoditi yang
antara lain jagung dan bawang merah. Tak hanya itu, pembangunan sejumlah
jembatan dan perbaikan jalan raya di sejumlah wilayah juga masih menjadi
Pekerjaan Rumah (PR) bagi Pemerintahan Dinda-Dahlan. PR lain bagi Dinda-Dahlan di sisi kepemimpinannya, juga terkait dengan pengembangan dunia wisata di Kabupaten Bima yang sampai saat ini dinilai belum disentuh secara maksimal.
“Tanamkan komitment keikhlasan sebagai
nafas pengabdian; mampu mengarifi keterbatasan menjadi sebuah kesederhanaan
yang tersyukuri, memetik semangat juang tiada henti serta peka terhadap sesama
sehingga tumbuh kasih untuk saling berbagi perhatian”-demikian seuntai
kalimah hikmah penuh makna yang pernah penulis petik dari Bupati Bima,
seorang
Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE. Politisi Partai Golkar ini merupakan perempuan muda
bersahaja yang telah takdirkan menjadi ibu sekaligus seorang pemimpin bagi Dou
Labo Dana Mbojo (Bupati Bima).
Sebagai seorang ibu, Politisi sekaligus wanita pertama yang menjadi
Bupati di Indonesia bagian timur ini pun dinilai telah menjadi “Madrasah” nan elok
berimbun hikmah, tempat generasi merangkai sebaran keluhuran pekerti,
mempelajari cinta dan kekuatan serta kesanggupan untuk menundukkan kerasnya
tantangan hidup.
Sebagai seorang pemimpin, terpilihnya Hj. Indah
Damayanti Putri, SE
sebagai Bupati Bima dan Drs. H. Dachlan M. Noer sebagai Wakil Bupati Bima
Periode 2016-2021
melalui rangkaian pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah- Wakil Kepala Daerah
Kabupaten Bima merupakan sebuah cerminan betapa secara dominan masyarakat
Kabupaten Bima telah dewasa dalam menerima dan mencerna kebaruan paradigma
demokrasi politik di tengah masih lekatnya nuansa istiadat yang tumbuh dan
berkembang dalam kehidupannya.
Masyarakat Kabupaten Bima telah
berhasil mengkolaborasi secara utuh antara kecintaannya pada aspek sejarah dan
cultur serta kepanutan pada aspek yuridis dan hakikat demokrasi modern. Kecintaan pada aspek
sejarah dan cultur serta kepanutan pada aspek yuridis dan hakikat demokrasi
modern sebagaimana dideskripsikan, terefleksi nyata dari tetap terjaganya
stabilitas dan soliditas daerah mulai dari awal proses hingga akhir
penyelenggaraan pesta demokrasi.
Eksistensi diri politisi
yang akrab disapa Umi
Dinda ini
(Hj. Indah Damayanti Putri, SE)
membawa hikmah krusial
dalam merajut ikatan emosional dan cultural antara dirinya dan masyarakat
Kabupaten Bima; ditambah pula dengan seaneka proses pemantapan strategi dan
kepahaman politik yang diperolehnya sebagai isteri seorang Bupati serta
keluhuran hatinya yang selalu menyatu dan membantu, menjadikan Umi Dinda
semakin dikenal dan diakui kompetensi dan kapabilitas serta kepekaan sosialnya.
Janji Allah sungguh tak akan
terpungkiri; di balik suatu cobaan niscaya akan tersua hikmah yang memuliakan
apabila dihadapi dengan sabar dan penuh ketawakkalan. Di tengah kebahagiaan
karena Allah kembali menganugerahi seorang Putra, Allah juga memberi cobaan nan
amat besar, Suami tercinta meninggal dunia di penghujung masa jabatannya
sebagai Bupati Bima.
Dalam suasana duka yang tidak
hanya dirasakan oleh keluarga dan kerabat dekat namun menohok kesedihan dan
rasa kehilangan pada Dou Labo Dana Mbojo, sang Ibu Muda tetap tegar dalam
menghadapi cobaan dan tidak menyiakan waktunya untuk larut dalam kesedihan
bahkan semakin mempererat ikatan bathin dengan masyarakat yang telah
dipandangnya sebagai keluarga sejati.
Seiring perjalanan waktu, benih –
benih kemuliaan dan kecakapan diri kian tumbuh, merekah indah ibarat bunga yang
bersemi di taman hati masyarakat, tertatap dan menuai cinta serta simpati yang
akhirnya mewujud dalam sebuah harapan kiranya Umi Dinda berkenan melanjutkan
risalah juang sang suami tercinta.
Bagi Umi Dinda sendiri,
melanjutkan pengabdian suami tercinta dan menyambut harapan masyarakat adalah
suatu kewajiban yang tak mengenal kekhususan posisi atau jabatan; apalagi
posisinya sebagai Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima utusan Partai Golkar sudah
amat cukup untuk dijadikan wasilah menjuangi harapan dan hajat hidup
masyarakat.
Hal terindah lainnya yang juga
menjadi pemantik emphaty adalah kasih dan bhakti sang putra tercinta, Muhammad
Putera Ferryandi (Dae Yandi) yang tiada kenal lelah mendampingi dan mensupport
perjuangan ibundanya (Umi Dinda) bahkan tampilnya Dae Yandi membawa nuansa
tersendiri, seakan menyemai kembali kenangan dan kecintaan rakyat terhadap
Almarhum Ayahandanya (Dae Ferry).
Dae Yandi sungguh mewarisi
kharisma, tutur dan gerak laku Dae Ferry, tak heran ia disambut dengan airmata
kecintaan, kasihsayang dan rangkaian do’a dari rakyat. Tanggal 17 Pebruari 2016
merupakan momentum yang monumental dan tertoreh sebagai catatan terbaru dalam
sejarah kepemimpinan daerah bahkan sampai ke wilayah Indonesia Timur.
Seiring perjalanan waktu, bertopang
kebersamaan yang hakiki dengan masyarakat serta ketulusan harapan untuk
melangkah maju, Kabupaten Bima di bawah kepemimpinan Hj. Indah Dhamayanti Putri
dan Drs. H. Dahlan M. Nor nampak kian bertabur gemilang prestasi.
Rangkaian tahun kepemimpinan, perkonomian
masyarakat terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2016, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Bima berada pada kisaran 5,12 persen dan menjadi 5,98 persen pada tahun 2017 dan
kemudian meningkat menjadi 6,02 persen pada tahun 2018. Ini menunjukkan
bahwa pembangunan ekonomi di Kabupaten Bima sudah berjalan sesuai dengan
rencana, dimana sektor pertanian memberikan kontribusi PDRB sebesar rata-rata
44,26 persen.
Angka kemiskinan
terus
mengalami penurunan yang pada tahun 2016 berada pada kisaran 15,31 persen dan mengalami penurunan sebesar 15,10 persen tahun 2017 dan menjadi 14,84 persen tahun
2018. Penurunan ini tidak terlepas dari upaya semua pihak dalam melaksanakan
program penanggulangan kemiskinan dengan sasaran yang tepat melalui peningkatan
kapasitas SDM, penciptaan penumbuhan Wirausaha Baru (WUB), penciptaan lapangan
kerja baru, dan pemberdayaan ekonomi kreatif berjalan optimal.
Indeks
pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Bima terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun
2015 berada pada angka 63,48 menjadi 64,15 pada tahun 2016 dan terus mengalami
peningkatan menjadi 65,01 di tahun 2017 serta berada pada 65,66 ditahun 2018.
Kemampuan mengelola pemerintahan
baik dari aspek penganggaran hingga implementasi program kian menampakkan
kemapanan. Sejak tahun 2016 sampai
dengan tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Bima secara berturut-turut berhasil meraih
dan mempertahankan predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI
dan penghargaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahdengan predikat B, meningkat satu tingkat dibanding tahun
2017 dengan predikat CC dari Kementerian PAN & RB Republik Indonesia.
Dalam
aspek kualitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) perangkat daerah,
juga mengalami peningkatan level maturitas (kematangan) SPIP dari level 2
menjadi level 3. Penilaian
ini mengandung makna bahwa pelaksanaan program pembangunan telah menunjukkan
peningkatan efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dan kualitas
pembangunan budaya kinerja birokrasi yang berorientasi pada hasil.
Kesehatan sebagai salah satu bidang yang mengakomodasi hajat
hidup, Pemerintah Kabupaten Bima juga tidak luput dari torehan prestasi dan
penghargaan. Piagam penghargaan dan ucapan terima kasih atas keberhasilan
pembangunan 8 Puskesmas perbatasan dan daerah tertinggal sesuai prototype tahun 2018 dari Kementerian Kesehatan RI dan
Juara I Dokter Teladan Tingkat Provinsi NTB dan Juara VII Tingkat Nasional A.n
dr. Rolanda Gistenang (Dokter Puskesmas Langgudu); penghargaan Pramesti dari
Kementerian Kesehatan RI. 4 penghargaan lainnya juga diperoleh Kabupaten Bima;
Kinerja pelayanan kesehatan khususnya Bidang Penanggulangan Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinas Kesehatan Kabupaten Bima mendapatkan
apresiasi pemerintah Provinsi NTB. melalui Penyerahan empat Penghargaan sebagai
Perangkat Daerah “Berkinerja Terbaik” Piagam penghargaan Kabupaten di NTB yang berkinerja terbaik pada 4 program di NTB.
Yakni menurunan kasus Malaria, penurunan kasus penderita kusta peningkatan kinerja penanganan penyakit Diare
dan Hepatitis serta keberhasilan melakukan kegiatan surveilen yaitu melaporkan
semua kejadian penyakit yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB ) dengan
menerapkan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) setiap mingguan dengan
indikator 100 persen Puskesmas melaporkan tepat waktu setiap hari Senin melalui
perigatan dini yang direspon kurang dari 24 jam.
Pada bidang Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana,
Pemerintah Kabupaten Bima meraih banyak torehan prestasi, antara lain Anugerah
Parahita Ekapraya (APE) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak tahun 2018: Juara 3 tingkat propinsi lomba BKB (Bina Keluarga
Balita), Juara 1 tingkat Provinsi Lomba BKL (Bina Keluarga Lansia), Juara 2
tingkat propinsi lomba BKR (Bina Keluarga Remaja) dan Penghargaan Manggala
KARYA KENCANA Tingkat Nasional tahun 2018 kepada Bupati Bima
Kabupaten Bima juga meraih penghargaan sebagai Kabupaten
Layak Anak (KLA) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
(KPPPA). Penghargaan ini diterima langsung oleh Bupati Bima di Hotel Four
Points Makassar.
Penghargaan
Manggala Karya Kencana KB yang diterima oleh Ketua TP. PKK Kabupaten Bima Hj.
Rostiati Dahlan, S.Pd atas kiprah Tim
Penggerak PKK Kabupaten Bima dalam mendukung program Keluarga Berencana di
Kabupaten Bima,
Dalam Inovasi Pelayanan Publik,
Kabupaten Bima berhasil meraih dua penghargaan yaitu Inovasi Sistim Aplikasi Pelayanan Perlindungan dan Pemberdayaan
Perempuan yang Berbasis Android (SIMAWAR) dari DP3AP2KB dan menjadi duta Kabupaten Bima pada tingkat
Nasional . dan Inovasi Sistem Evaluasi,
Monitoring dan Pengendalian Pembangunan Daerah E-Monitor Control
(MATAROA) dari Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten
Bima.
Kabupaten Bima
melalui SIMAWAR (Sistem Informasi Warga) awalnya meraih
penghargaan TOP 99 pada Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik (KIPP) Tingkat
Nasional dan kini telah menjadi Top 45 Nasional.
Di bidang Perencanaan
Pembangunan, pada tahun 2018 Pemerintah Kabupaten Bima berhasil meraih
penghargaan yang cukup membanggakan sebagai Kabupaten paling progresif dalam
mendorong pengembangan Wisata Budaya dan Geopark Tambora dalam hal pencapaian
indikator strategis Pembangunan Daerah RPJMD Provinsi NTB 2013 – 2018 dari
Gubernur NTB.
Menteri
Hukum dan HAM RI juga menganugerahkan Penghargaan sebagai Kabupaten cukup Peduli Hak Asasi Manusia Pada tahun 2016. Hal
ini menggambarkan bahwa kepemimpinan Dinda-Dahlan memberi atensi yang cukup baik atas pemenuhan hak – hak asasi manusia
Kabupaten Bima.
Pada tahun 2018, Sektor Pertanian
dan hortikultura Erwin dari Desa Nggembe Kecamatan Bolo berhasil meraih
penghargaan juara I sebagai Petani Berprestasi Tingkat Nasional. Dukungan
seluruh elemen masyarakat merupakan prasyarat penting keberhasilan mewujudkan Visi Bima RAMAH yang menjadi
cita-cita mulia Bupati dan Wakil Bupati Bima.
Dibidang Komunikasi, Informatika dan Statistik,
Pemerintah Kabupaten Bima mendapat penghargaan peringkat II pengelolaan informasi publik Provinsi NTB dalam ketagori “Badan
Publik Terinformatif”.
Tahun 2019, akumulasi prestasi
nampak mencapai puncak; penyelenggaraan tugas melalui
inovasi program dan regulasi yang representative dalam ikhtiar mengentaskan Dou
Labo Dana Mbojo Kabupaten Bima tercinta dari keteringgalan terus menunjukkan
hasil yang membahagiakan.
Melalui Keputusan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
79 Tahun 2019 tertanggal 31 Juli 2019 tentang Penetapan Kabupaten Daerah
Tertinggal Yang Terentaskan Tahun 2019, Kabupaten Bima tercinta ditetapkan
sebagai salah satu dari 62 Kabupaten se- Indonesia yang terentaskan dari
ketertinggalan.
Suatu daerah
ditetapkan sebagai Daerah Tertinggal berdasarkan kriteria: a. perekonomian
masyarakat; b. sumber daya manusia; c. sarana dan prasarana; d. kemampuan
keuangan daerah; e. aksesibiltas; dan f. karakteristik daerah.
Peraturan Presiden
Nomor 131 Tahun 2015 tentang Penetapan Daerah Tertinggal Tahun 2015 – 2019
dinyatakan bahwa Daerah Tertinggal adalah daerah kabupaten yang wilayah serta
masyarakatnya kurang berkembang dibandingkan dengan daerah lain dalam skala
nasional.
Hadirnya Penetapan Keputusan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor
79 Tahun 2019 tertanggal 31 Juli 2019 tentang Penetapan Kabupaten Daerah
Tertinggal Yang Terentaskan Tahun 2019, Kabupaten Bima tercinta ditetapkan
sebagai salah satu dari 62 Kabupaten se- Indonesia yang terentaskan dari
ketertinggalan mengandung makna bahwa kriteria:
perekonomian masyarakat; sumber daya manusia; sarana dan prasarana; d.
kemampuan keuangan daerah; aksesibiltas; dan
karakteristik daerah Kabupaten Bima telah terentaskan dari
ketertinggalan.
Hal ini merupakan bukti bahwa
seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Bima dibawah kepemimpinan Hj. Indah
Dhamayanti Putri dan Drs. H. Dahlan M. Nor tidak pernah berhenti untuk bekerja,
menjalin sinergi dengan Pemerintah Provinsi dan Pusat serta yang lebih utama
adalah memupuk kebersamaan dan kesadaran Dou Labo Dana untuk terus melangkah
maju, tahap demi tahap sesuai dengan potensi dan kemampuan daerah, mengentaskan
aspek – aspek ketertinggalan dan mewujudkan Dana Mbojo Kabupaten Bima yang
RAMAH
Upaya-upaya yang dilakukan,
tentu masih perlu ditingkatkan dan disempurnakan sehingga pada masa
selanjutnya secara nyata memberi dampak
kemajuan dan kederajadan bagi Dou Labo Dana. Dunia Pers juga nampak terpikat,
melalui momentum HUT Kemerdekaan RI ke- 74, Media Tempo melansir Edisi khusus
dengan menampilkan figur pemimpin yang mengispirasi melalui prestasi dan mampu
mengatasi berbagai keterbatasan serta tidak hanya tampil bagus di depan kamera, tapi juga membawa kebaikan bagi masyarakat
yang dipimpinnya.
Maksud dari dilansirnya Edisi
khusus tersebut diharapakan eksistensi figur yang ditampilkan dapat menjadi
inspirasi bagi daerah-daerah lain sehingga pada waktu kedepan semakin banyak Bupati
atau Walikota yang kinerjanya cemerlang.
Untuk menampilkan 5 figur yang
eksistensinya diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain
sebagaimana dimaksud, Tempo menjaring 508 Kepala Daerah se- Indonesia; melalui
proses yang amat panjang dengan terlebih dahulu menyusun kriteria penilaian
untuk dijadikan dasar pemilihan. Hal yang paling utama adalah ukuran
integritas, mesti terbebas dari masalah korupsi kemudian dilihat pada unsur
kreasi dan inovasi pada bidang layanan publik maupun infrastruktur, transparansi
pemerintahan, peduli terhadap lingkungan, serta mendukung semangat keberagaman.
Proses ini melalui permintaan
data pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Kementerian Dalam Negeri, Komisi
Pemberantasan Korupsi, Indonesia Corruption Watch (ICW), Transparency
International Indonesia, dan Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran; juga melibatkan
tiga orang dari Lembaga Imu Pengetahuan Indonesia, Direktur Eksekutif Lembaga
Kemitraan dan Direktur Eksckutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah.
Akhirnya, Para juri memilih lima
kepala daerah, yaitu Bupati Gunung kidul, Badingah, Bupati Bima, Hj. Indah Damayanti, Wali Kota Denpasar Ida Bagus Rai
Dharmawijaya Mantra; dan Bupati Fak-Fak,
Mohammad Uswanas.
Majalah
Tempo mengibaratkan 5 Kepala Daerah yang salah satunya adalah Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE sebagai OASIS (suatu daerah subur yang
dikelilingi mata air, berada di tengah
gurun) sementara pada kekinian terpampang potret buram tentang korupsi yang
melibatikan para kepala daerah (menurut data KPK) yang dilansir melalui Tempo, 109
kepala daerah terlibat kasus pidana Korupsi sejak 2002, hampir sepertiganya ditangkap
dalam dua tahun terakhir. (CATATAN
PENTING)
Tulis Komentar Anda