Nasdem Belum Putuskan Paslon Yang Diusung, Hasil Survey IDP-Dahlan Jauh Lebih Unggul Dari SYAFA’AD
![]() |
Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bima, Raihan Anwar |
Visioner
Berita Kabupaten Bima-Informasi yang berseliweran di Media Sosial (Medssos)
sebagaimana yang diklaim oleh pendukung IDP-Dahlan maupun pendukung pasangan
SYAFA’AD dalam bentuk sama-sama telah mengantongi SK dari Partai Nasdem sebagai
partai pengusung adalah hoax. Sebab, sampai dengan hari ini Partai Nasdem belum
mengeluarkan SK dukungan kepada Paslon manapun di NTB termasuk pada kontek
Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025. “Informasi yang berseliweran di
Medsos itu adalah hoax,” tegas Ketua DPD Partai Nasdem Kabupaten Bima, Raihan Anwar kepada Visioner.
Yang benar, Pasrtai Nasdem baru menyelesaikan survey tahap dua
tentang elektabilitas Bakal Calon (Balon) Bupati Bima-Wakil Bupati Bima periode
2020-2025 yakni IDP-Dahlan pasangan SYAFA’AD.
“Ada dua yang dilibatkan pada survey tahap dua ini. Yakni
Indikator dan Carta Politika. Dan kedua lembaga survey ini sudah mengeluarkan
hasilnya. Hasil survey dari Carta Politika, saya belum tahu. Namun berdasarkan
informasi yang saya terima, hasil survey dari Carta Politika tidak jauh beda
dengan hasil survey dari Indikator. Hasil survey dari Indikator, IDP-Dahlan
53,6 porsen. Sementara pasangan SYAFA’AD 26,6 porsen. Hasil survey dari Carta
Politika menurut informasi yang saya terima adalah tidak jauh beda dengan hasil
survey dari Indikator,” terang Raihan.
Sementara hasil survey tahap pertama oleh Poltracking pada Maret
2020, IDP-Dahlan jauh lebih tinggi dari pasangan SYAFA’D. Selisihnya lebih dari
22 porsesn. “Pada survey tahap dua, pasangan IMAN justeru naik sampai dengan 150 porses. Maksudnya, dari
5 porsesn di bulan Maret 2020 kini naik menjadi 13,8 porsen. Dan pada survey
tahap dua sekarang, pasangan SYAFA’A juga naik. Maksudnya, dari hasil survey
maret 2020 yang 22 porsen kini menjadi 26, 6 orsen,” terangnya.
Dari hasil survey tahap dua, tiga Bakal Pasangan Calon
(Bapaslon) yakni IDP-Dahlan, SYAFAA’D dan IMAN sama-sama mengalami peningkatan.
Peningkatan angka survey tersebut, lebih dikarenakan tingginya angka yang belum
menentukan sikap atau belum menjawab masih diatas 35 porsesn, dan sekarang
sudah turun menjadi 13 porsen,” bebernya.
Perubahan yang terjadi dalam kaitan itu, diakuinya karena pada
Juli 2020 sudah mulai banyak yang telah menentukan sikap. Hal ini tentu saja
berbeda dengan survey tahap satu yang dilaksanakan pada Maret 2020. “Jika
melihat angka 13 porsen yang belum menentukan sikap, maka angka yang sudah
menentukan sikap pada Juli 2020 ini sekitar 87 porsen,” urainya.
Raihan kemudian menegaskan, hasil survey tersebut merupakan
salah satu point penting bagi Partai Nasdem untuk merekomendasikan Pasangan
Calon (Paslon). Hal tersebut, diakuinya sesuai dengan PO Partai Nasdem. “Namun
juga ada pertimbangan lain bahwa yang merekomendasikan Paslon itu adalah hak
prerogatifnya DPP Partai Nasdem. Sementara kami di DPD dan DPW, tugasnya hanya
memproses mekanisme sesuai dengan PO Partai,” urainya.
Di dalam PO Partai Nasdem jelasnya, ada juga pertimbangan lain
oleh DPP untuk mengeluarkan Rekomendasi kepada Paslon. “Antara lain
pertimbangan soal kader. Dan hasil survey merupakan pertimbangan penting
melihat apakah kader Partai Nasdem bisa menang atau kalah. Yang di atas
segala-galanya adalah menang atau kalah,” tegasnya lagi.
Raihan kemudian membenarkan bahwa dalam sejarah Pilkada baik
Bupati, Walikota maupun Gubernur di Indonesia-kemenangan Partai Nasdem sekitar
80 porsen. Dan bagi Partai Nasdem mengusung Paslon di luar kadernya dalam
sejarah Pilkada tersebut, diakuinya sesuatu yang lazim dengan mempertimbangkan
peluang untuk menang.
“Jadi, soal kader adalah nomor dua. Sementara yang utama adalah
peluang menang. Kalau misalnya kader itu tidak bisa menang atau peluang
menangnya kecil maka tidak ada gunanya,” ujar Raihan.
Ditanya kapan DPP mengeluarkan Rekomendasi kepada Paslon yang
bertarung pada Pilkada Kabupaten Bima periode 2020-2025, Raihan menyatakan kemungkinan
besar dalam minggu-minggu ini.
“Sebaiknya
kita jangan bicara di luar PO Partai. Tetapi, kita harus berbicara sekaligus
menjelaskan tentang PO Partai Nasdem. Misalnya soal survey, kontribusi terhadap
masyarakat, kerjasama di dalam pembangunan dan lainya. Soal Paslon yang akan
diusung pada Pilkada Kabupaten Bima periode 2020, Insya Allah Partai Nasdem
tidak tergesa-gesa dan selalu tepat dalam mengambil keputusan,” pungkas politisi
dua periode dengan sekarang di gedung DPRD NTB ini. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda