Gun Menyerahkan Diri Hingga Ditahan Karena Dorongan Almarhum Ayahnya dan Seorang Anggota TNI, Kapolres Bima Nyatakan Apresiatif

Mutlak Sabdin, S.Pd (Almarhum) di Masa Hidupnya

Visioner Berita Kabupaten Bima-Aksi demonstrasi pemblokiran jalan jilid III di Desa Bajo Kecamatan Soromandi-Kabupaten Bima oleh massa aksi yang tergabung dalam Front Perjuangan Rakyat Donggo-Soromandi (FPR-DS) beberapa Minggu lalu, tercatat puluhan orang diangkut oleh pihak aparat Polres Bima yang dikendaliakn secara langsung oleh Kapolres setempat, AKBP Hariyanto, SH, S.IK yang diback up oleh 1 pelton pasukan dari Sat Brimob Batalyon C Pelopor.

Sementara ratusan anggota FPR-DS lainya termasuk Korlapnya yakni Afrizal, saat itu dijelaskan tak berhasil ditangkap karena “lari kocar-kacir”. Dibalik hal tersebut, Media Online www.visionerbima.com mendapat informasi yang diakui sangat menarik. Yakni terkait keberadaan Koordinator Umum (Kordum) massa aksi yakni Gunawan (Gun).

Sejumlah sumber penting mengungkap, pada saat itu Gun tidak melarikan diri. Kecuali kembali ke rumahnya yakni di Desa Bajo. Pada moment yang bersamaan di rumah itu (sebelum Adzan Maghrib menggema), dijelaskan bahwa Gun ditemani oleh ayah kandungnya yang juga salah satu Tokoh terbaik Etnis Donggo, Mutlak Sabdin, S.Pd dan seorang anggota TNI yang juga sahabat akrab ayah kandungnya tersebut yakni Letda Letda Inf Laurense Manggoa (Lorens). Pun dimoment itu pula, Mutlak diakui masih dalam kondisi sangat sehat. 

“Kini Mutlak telah meninggalkan kita untuk selamanya. Mari sejenak kita semua berdoa agar Almarhum ditempatkan pada tempat yang sangat layak di sisi Allah SWT (Surga). Namun Ada cerita indah penuh makna dari Almarhum Mutlak usai aksi demonstrasi jilid III itu,” beber sejumlah sumber kepada Media ini, Jum’at (24/6/2023).  

Kisah nyata tersebut yakni soal ketegasan Almarhum Mutlak kepada Gun usai puluhan orang dari massa aksi diangkut oleh Polisi ke Mapolres Bima. Lebih jelasnya ungkap sejumlah sumber tersebut, nampaknya saat itu Almarhum Mutlak tak rela jika puluhan orang tersebut menjadi penanggungjawab segala resiko yang ditimbulkan oleh aksi demonstrasi jilid III itu.

“Ayah ingatkan kepada kamu ya nak (Gun). Bahwa menjadi pejuang itu itu tidak boleh pengecut dan jangan coba-coba menjadipenghianat. Untuk itu, maka sore hari ini juga Gun harus menyerahan diri kepada Mapolres Bima,” tegas Almarhum yang dikutip oleh sejumlah sumber dimaksud.

Ketegasan Almarhum tersebut ungkap sejumlah sumber, juga disambut dengan sangat baik oleh sahabat akrabnya yang juga anggota TNI tersebut (Lorens). Dan di moment yang sama pula kata sejumlah sumber, Lorens meminta kepada Gun untuk untuk tidak membantah perintah sekaligus ketegasan Almarhum.

“Pada saat yang bersamaan, Gun menyatakan sudah sangat siap untuk menyerahkan diri ke Mapolres Bima. Selanjutnya, sore hari itu juga Gun yang didampingi oleh Pak Lorens untuk datang menyerahkan diri ke Mapolres Bima,” beber sejumlah sumber.

Namun sebelumnya, sejumlah sumber tersebut memastikan bahwa Gun tidak melarikan diri usai aksi demonstrasi FPR-DS jilid III itu. Tetapi usai demonstrasi itu, diakuinya Gun kembali ke rumahnya hingga berbincang santai dengan Almarhum ayah kandungnya tersebut.

“Saat itu pula, Gun terlihat sangat santai dan terlihat pula adanya mimik ketakutan pada wajahnya. Sekilas tentang Gun, ia merupakan sosok yang taat, sabar, tegas, berani, tak banyak bicara, mau mendengar, berjiwa humanisme tinggi dan  dikenal baik oleh banyak orang, terutama di lingkungan temoat tinggalnya di Bajo. Tak hanya itu, ia merupakan salah satu anak dari Amlarhum yang sangat soleh,” tandas sejumlah sumber.

Liputan langsung sejumlah Awak Media usai aksi demonstrasi FPR-DS jilid III itu melaporkan, Gun yang didampingi oleh Lorens dan seorang Tokoh Pemuda di Bajo yakni Gufran tiba di Mapolres Bima ba’da Sholat Maghrib. Di moment itu pula, Gun terlihat sangat santai. Dan pada saat yang sama, Gun menegaskan bahwa dirinya sudah sangat siap diperiksa oleh pihak penyidik Sat Reskrim Polres Bima.

“Alhamdulillah saya baik-baik saja. Dan sedikitpun tak pernah terbesit adanya niat dalam diri saya untuk lari usai aksi demonstrasi tersebut. Usai aksi demonstrasi jilid III itu, saya kembali ke rumah dan kemudian duduk santai dengan ayah. Di rumah saya saat itu, juga ada Pak Lorens yang juga sahabat baik ayah saya. Setelah berbincang-bincang di rumah, saya yang didampingi Pak Lorens langsung datang ke sini (Mapolres Bima). Pun saat star dari rumah menuju Mapolres Bima, ayah terus menguatkan jiwa saya dan mengantarkan saya dengan doa-doa terbaiknya. Terimakasih ayah dan terimakasih juga kepada Pak Lorens,” sahut Guntur.

Seiring dengan proses pejalanan penanganan kasus itu, Gun dan belasan orang anggota FPR-DS lainya sudah ditetapkan secara resmi sebagai tersangka dan hingga kini masih ditahan di dalam sel tahanan Polres Bima. Sementara cerita indah soal salah satu Tokoh terbaik bagi Etnis Donggo yakni Mutlak, pun kini tinggal kenangan dan diyakini sangat penting untuk dijiwai oleh berbagai pihak.

Inilah Gunawan (Gun) Saat Berorasi

Pasalnya, Mutlak meninggal dunia setelah empat hari dalam kondisi kritis (koma) di ruang ICU RSUD Bima lantaran didera oleh penyakit sesak nafas. Almarhum menghembuskan nafasnya yang terakhir di ruang ICU RSUD Bima, Rabu (21/6/2023) sekitar pukul 05.15 Wita.

Disaat raga dinyatakan sudah tak lagi bernyawa (meninggal dunia) di ruang ICU tersebut, suara tangisan histeris dan cucuran air mata dari istri dan seluruh anak-anak kandug serta menantunya, keluarganya, sanak-saudara, kerabat dan handai talanya pun terlihat nyata. Tak hanya itu, pada moment yang sama terlihat bahwa sejumlah personil aparat keamanan Polres Bima pun terlihat menangis histeris sembari memeluk erat anak-anak kandung Almarhum, salahsatunya Guntur.

Selanjutnya jasad Tokoh terbaik yang dikenal tegas, berani, jujur, humoris, tulus dan ikhlas membantu sesama, berjiwa humanisme tinggi dan memiliki jasa baik bagi tumbuh-kembangnya dunia pendidikan di Kabupaten Bima ini di bawauntuk disemayamkan di rumahnya di Desa Bajo.

Pada Rabu sore, jasad Almarhum dikebumikan di Desa Bajo. Moment pengantaran Almarhum ke tempat persinggahan terakhirnya tersebut (dikuburkan) terlihat sangat ramai. Jalan raya sepanjang lebih dari 1 KM pun dipadati oleh para pengantar jenazah menuju pemakaman umum setempat.

Para pengantar jenazah Almarhum untuk dikuburkan tersebut, antaranya para Tokoh Etnis Donggo yang ada di Bima dan Dompu, pihak Pemkab Bima melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud), sejumlah politisi, aktivis, mahasiswa, LSM, sejumlah personil dari Polres Bima (salah satunya Kabag Ops, Kompol Herman, SH), pejabat asal Etnis Donggo yang ada di Kota Bima, para guru di berbagai sekolah di Kabupaten Bima, keluarga Alamrhum yang ada di Kota Bima, Kabupaten Bimadan Dompu, sejumlah Wartawan, Tokoh Agama (Toga), Tokoh Masyarakat (Tomas), Tokoh Pemuda (Topem) dan lainya.

Terkait kepergian Almarhum Mutlak untuk selamanya, Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE (IDP) menyampaikan pernyataan belasungkawa dan duka-cita teramat dalam. Hal yang sama juga datang dari Kapolres Bima, AKBP Hariyanto, SH, S.IK. Dalam kaitan itu pula, Hariyanto juga menyerahkan karangan bunga serta sebuah bingkisan kepada keluarga Almarhum Mutlak.

Kembali ke soal aksi demonstrasi jiid III oleh FPR-DS tersebut, jiwa kesatria dan sikap konsisten atas nama pejuang bagi kepentingan masyarakat Donggo-Soromandi alias tak “lari kocar-kacir” saat dihendak ditangkap aparat Kepolisian bukan saja ada pada diri Gun. Tetapi hal yang sama juga diakui melekat pada diri 15 orang anggota FPR yang telah ditetapkan secara resmi dan ditahan di dalam Polres Bima itu.

Salah satunya yakni Ardiansyah alias Rudi yang bertindak sebagai Humas pada FPR-DS. Liputan langsung sejumlah Awak Media pada moment pembubaran aksi demonstrasi FPR-DS jilid III tersebut, Rudy justeru meminta kepada Polisi untuk menangkapnya.

“Tangkap saya, tangkap saya dan silahkan tangkap saya,” tegas Rudy yang saat itu hanya mengenakan celana jeans tetapi tidak memakai baju. Saat itu pula, Rudy langsung dinaikan di atas kendaraan milik anggota Buser Reskrim Polres Bima. Selanjutnya Rudy dibawa ke Mapolres Bima untuk dimintai keteranganya hingga ditetapkan secara resmi sebagai tersangka dan hingga kini masih ditahan di dalam sel tahanan Polres Bima.

Kapolres Bima, AKBP Hariyanto, SH, S.IK

Secara terpisah Kapolres Bima, AKBP Hariyanto, SH, S.IK menyatakan sangat apresiatif kepada Gun dan belasan orang anggota FPR-DS yang telah ditetapkan secara resmi serta ditahan di dalam sel tahanan Polres setempat. Hal tersebut disampaikanya karena Gun dan belasan orang tersangka tersebut sangat konsisten, legowo dan sangat kooperatif.

“Kasus ini masih ditangani oleh Penyidik Sat Reskrim Polres Bima. Terlepas dari itu, saya atas nama Kapolres Bima menyatakan apresiatif kepada Gun dan belasan orang tersangka dari FPR-DS itu pula. Sebab, sejak awal mereka sangat konsisten dan kooperatif,” tandasnya.

Tetapi soal Korlap aksi dari FPR-DS yakni Afrizal dan dua orang rekanya yakni Alfina dan Atri alias Ompu Pana yang “lari kocar-kacir” itu?. Sosok Kapolres yang dikenal sederhana, tegas, humanis dan sangat baik ini menegaskan bahwa ketiga oknum tersebut tidak kooperatif sejak awal hingga saat ini.

“Sebab, surat pertama dan kedua yang telah  dilayangkan secara resmi untuk dimintai keteranganya oleh penyidik telah diabaikan oleh ketiganya. Karena dua kali panggilan resmi tersebut diabaikan oleh ketiganya, maka selanjutnya penyidik berkewajiban untuk menempuh upaya hukum lainya yakni melaksanakan perintah Undang-Undang. Dan hal itu pasti akan dilakukan oleh penyidik,” tegasnya. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.