Harlah Himdos Ke-10 Angkat Tema Anti Rasisme, Juga Bicara Kemajuan Organisasi dan FPR-DS

Foto Bersama Usai Kegiatan Harlah Himdos Ke-10 Tahun 2023 diAula Kantor Camat Asakota-Kota Bima (15/6/2023)

Visioner Berita Kota Bima-Peringatan Hari Lahir (Harlah) Himpunan Mahasiswa Donggo dan Soromandi (Himdos)-Kabupaten Bima ke-10 tahun 2023 yang digelar di aula kanto Camat Asakota-Kota Bima pada Kamis malam (15/6/2023) mengangkat tema utama yakni anti Rasisme. Tema ini sengaja diangkat karena akhir-akhir ini gencar terjadinya peristiwa penghinaan etnis Donggo terutama di beranda Media Sosial (Medsos).

Atas peristiwa serius tersebut, Himdos menyatakan akan mengambil menyikapinya secara tegas. Yakni akan melaporkan oknum penghina Etnis Donggo dimaksud. Upaya hukum tersebut, ditegaskan akan diwujudkan dalam guna mengantisipasi agar hal yang sama tak terjadi di kemudian hari.

Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima didesak untuk ikut berperan untuk menghentikan ujaran kebencian dan penghinaan etnis Donggo oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab. Lebih jelasnya, dalam kaitan itu Bupati Bima didesak bukan sekedar mengeluarkan edaran.

Tetapi dalam kaitan itu, Bupati Bima juga didesak agar menerbitkan Peraturan Bupati (Perbub). Desakan yang sama dari Himdos juga diarahkan kepada pihak DPRD Kabupaten Bima. Guna menghentikan serta memberikan sanksi kepada para pelaku penghina Suku dan Ras manapun yang ada di Bima dengan cara memberlakukan Peraturan Daerah (Perda).

Ketegasan tersebut disampaikan oleh Ketua Umum (Ketum) Himdos yakni Yudistira. Yudistira kemudian menghimbau, selain Bupati Bima menciptakan Perbub dan DPRD Kabupaten Bima memberlakukan Perda dalam kaitan itu maka hal lain yang sangat dibutuhkan adalah menyatunya kekuatan Etnis Donggo baik yang ada di Bima, Dompu dan di seluruh Nusantara guna membangun perlawanan terhadap para penghina Etnis Donggo.

“Penghinaan serta ujaran kebencian terhadap Etnis Donggo, sesungguhnya bukan hal baru. Namun perlawanan dariEtnis Donggo terkait hal itu, selama ini masih sangat lemah. Untuk itu, untuk ke depan dibutuhkan persatuan dan kekuatan yang utuh untuk menghentikanya. Selain itu, Bupati Bima harus membuat-memberlakukan Perbub. Dan DPRD Kabupaten Bima harus membuat Perda guna menghentikan penghinaan dan ujaran kebencian terhadap suku dan Ras serta agama manapun yang ada di Bima ini,” imbuhnya.

Liputan langsung Media Online www.visionerbima.com pada moment penuh hikmad tersebut juga terkuak sejumlah persoalan menarik. Sesepuh Etnis Donggo yang kini menjabat sebagai Kepala Dinas Tenaga Kerja (Kadisnaker) Kota Bima, Ir. H. Tafsir H. Majid yang hadir pada moment tersebut terlihat menginjeksi berbagai persoalan penting untuk perkembangan dan kemajuan Himdos untuk ke depanya.

“Membangun konsolidasi, koordinasi dan konsultasi dengan semua sesepuh adalah hal yang wajib bagi Himdos. Hal itu lebih kepada membicarakan soal keberlangsungan dan masa depan organisasi ini pula. Sekali lagi, hal itu sangat penting untuk dilakukan oleh adik-adik yang ada di Himdos ini,” imbuhnya di moment yang dihadiri oleh Camat Soromandi, Zulkifli, SH, MH tersebut.

Tafsir juga menekankan, Himdos harus mampu membebaskan diri dari upaya pecah-belah dari pihak manapun. Tetapi Tafsir menghimbau, Himdos harus tetap berada pada barisan yang kuat, kokoh dan independen serta mampu membangun kemiteraan dengan pihak manapun termasuk dengan Pemerntah.

Personil Himdos Dengan Petisi YangTelah Ditandatangani Bersama (15/6/2023)

“Himdos juga harus mampu menata kelola organisasi ini dengan baik, terutama soal keuangan bagi keberlangsungan dan masa depanya. Lebih jelasnya, Himdos harus memiliki buku kas yang mengatur tentang penggunaan dana pada setiap program yang akan dilaksanakanya. Tak hanya itu, Himdos juga harus menciptakan program kemandirian yang kemudian bermitra dengan Pemerintah. Dan dengan itu pula, maka hasil akhirnya adalah untuk kepentingan kemandirian seluruh anggota yang ada di organisasi ini pula. Maksud saya, kalau Himdos sudah bisa mandiri maka biaya kuliah dan kebutuhan lainya tentu tidak lagi bergantung kepada orang tuanya masing-masing,” harap Tafsir.

Pada moment yang sama, salah satu pendiri Himdos yakni Rafial Akbar alias Sambolo Kala menyampaikan beberapa hal. Selain soal kekuatan konstruksi organisasi ini, Himdos dihimbaunya agar tetap berada pada barisan yang kokoh guna melakukan perlawanan terhadap ketidak adilan serta penghinaan dan ujaran kebencian terhadap Etnis Donggo oleh pihak manapun.

“Himdos tidak boleh tinggal diam. Tetapi harus melakukan perlawanan terhadap ketidak adilan terkait dengan terapan kebijakan soal pembangunan dan terhadap penghina Etnis Donggo. Di dalam kubu Himdos ini juga menampung mahaiswa yang tergabung di dalam berbagai organisasi kemahasiswaan yakni HMI, PMII dan lainya yang tergabung dalam “Kelompok Cipayung”. Untuk itu, saya berharap agar ke depan Himdos tetapi berada pada satu kekuatan penuh guna melakukan perlawanan terhadap dua hal dimaksud,” tegas Sambolo Kala.

Pada moment yang sama, Sambolo Kala juga berharap kepada Himdos untuk membangun rasa solidaritas yang tinggi terkait penahanan 15 orang anggota Front Perjuangan Rakyat Dongo dan Soromandi (FPR-DS) yang ditahan di dalam sel tahanan Polres Bima atas kasus pemblokiran jalan di Desa Bajo Kecamatan Soromandi itu. Dalam kaitan itu pula, Sambolo Kala berharap agar seluruh anggota Himdos bisa melakukan pendekatan dengan pihak Polres Bima dengan harapan agar 15 orang tersebut bisa ditangguhkan penahananya, bila perlu dibebaskan dari tuntutan hukum.

“Melalui kesempatan ini, saya berharap agar adik-adik di dalam organisasi Himdos ini bisa melakukan pertemukan dengan Kapolres Bima guna membahas tentang 15 orang anggota FPR-DS yang di dalam di dalam sel tahanan Polres setempat. Sebab, mereka adalah saudara dari kalian semua,” imbuh Sambolo Kala.

Pada moment Harlah Himdos yang ke-10 ini juga hadir Pimpinan Redaksi (Pimpred) Media Online www.visionerbima.com yang kerab disebut-sebut sebagai salah satu Tokoh bagi Etnis Donggo di Bima yakni Rizal AG. Pada moment itu, sosok Jurnalis yang dikenal tegas, konsisten dan memiliki kekuatan komitment tersebut menyatakan sangat menarik dengan tema yang diangkat pada Harlah Himdos yang ke-10 ini (anti rasisme).

Ketum Himdos, Mantum, Pendiri Himdos, Camat Soromandi dan Sesepuh Etnis Donggo, Ir. H. Tafsir H. Majid

“Tema ini sangat menarik menggelitik saya. Atas nama Jurnalis, saya memiliki dadata dan fakta terkait penghinaans serta ujaran kebencian terhadap Etnis Donggo oleh oknum tertentu, baik sebelumnya maupun yang terjadi di beranda Medsos akhir-akhir ini. Hanya saja, terkait hal itu perlawanan yang dilakukan oleh Etnis Donggo di manapun sangatlah lemah. Dan di kubu Himdos sendiri, terkesan tak memiliki sikap yang konkgriet dalam menyikapi peristiwa serius dimaksud,” beber Rizal.

Kesan tak adanya sikap terkait penghinaan dan ujaran kebencian terhadap Etnis Donggo oleh sejumlah oknum dimaksud, juga terlihat nyata pada seluruh anggota Legislatif berdarah Etnis Donggo baik yang ada di Bima maupun di Kabupaten Dompu. Hal tersebut, ditegaskanya bahwa seluruh anggota Dewan tersebut terkesan membiarkan aksi penghinaan dan ujaran kebencian terhadap Etnis Donggo oleh oknum-oknum tertentu.

“Di moment ini yang sangat ramai ini (Harlah Himdos ke-10) ini, jujur saya merasakan kesepian. Hal itu dikarenakan oleh tak adanya empat orang anggota DPRD Kabupaten Bima, Rafidin H. Baharudin, S.Sos (PAN), Muhammad Ramdhan alias Gio (Golkar), Supardin (Gerindra) dan Ismail (Hanura). Padahal, keempat orang wakil rakyat berdarah Etnis Donggo tersebut sesungguhnya memiliki kekuatan untuk mendorong terciptanya Perda dan Perbub untuk tuiuan menghentikan serta memberikan sanksi kepada yang menghina dan melakukan ujara kebencian terhadap Etnis Donggo,” keluh Jurnalis yang juga Pengurus PUSPA Kota Bima yang dikenal tidak kenal kompromi kepada peara pelaku kejahatan seksual terhadap anak dibawah umur ini.    

Masih di moment itu pula, Rizal menghimbau agar Himdos harus berdiri secara independen, membangun keimiteraan dengan pihak mapaun dengan Pemerintah, tetap bersikap kritis tetap konstruktif dan inovatif serta menciptakan hal-hal baru untuk kemandirianya baik hari ini, esok maupun selanjutnya. Lebih jelasnya, Rizal menyatakan kesepakatanya dengan opsi yang ditawarkan oleh Ir. H. Tafsir H. Majid yakni agar Himdos memperkuat managemen organisasinya serta membangun berbagai program untuk kemandrianya yang berbasiskan kerjasama dengan pihak manapun termasuk Pemerintah.

“Indepensi bagi organisasi ini adalah kemutlakan. Himdos harus tetap berdiri secara independen. Himdos tidak boleh terkooptasi oleh pengaruh yang bersifat eksploitatif dari pihak manapun. Himdos harus tetap menjadi Himdos yang sesungguhnya. Himdos tidak boleh terprovokasi oleh pihak manapun, terutama dalam menyikapi berbagai keinginan dan kebutuhan masyarakat Donggo dan Soromandi,” imbuh salah seorang Jurnalis senior dan profesional di Bima ini.

Masih dalam liptutan lansgung Media Online www.visionerbima.com, moment harlah Himdos tersebut juga dirangkaikan dengan penandatanganan petisi “anti rasisme”. Penandatanganan pentiisi tersebut dilakukan oleh hampir seluruh undanganyang hadir, Mantan Ketua Umum (Mantum) Himdos, para pendiri Himdos, berbagai OKP yang ada di kubu Himdos, beberapa personil Jurnalis asal Enis Donggo dan lainya.

Moment Harlah Himdos ke-10 tersebut juga diisi dengan berbagai acara menarik. Yakni pembacaan Ayat Suci Alqur’an, Tari Lenggok Donggo, pembacaan puisi, pantun berbahasa Bima, hinggga pemotongan kue Harlah Himdos ke-10 dan saling suap menyuap kue oleh para Pengurus Himdos kepada para tamu undangan. Bravo Himdos. Teruslah maju, mandiri, berkembang, indepen, profesional dan bertanggungjawab. (Fahriz/Joel/Al

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.