Perayaan Hari Jadi Dompu Diwarnai Aksi Bentrok Pendemo dan Polisi

Bentrok Massa Aksi Dengan Aparat Kepolisian.

Visioner Berita Kabupaten Dompu-Perayaan hari jadi Kabupaten Dompu ke-209 tahun 2024, diwarnai aksi demonstrasi berujung bentrok antara Aliansi Mahasiswa dan Rakyat Dompu Menggugat (AMRDM) dengan aparat kepolisian Polres Dompu di depan kantor Bupati, Kamis (18/4/2024).

Ketua EK-LMND Dompu, Dimas Satria Pratama dalam orasinya mengatakan demonstrasi tersebut dilakukan sebagai bentuk protes lantaran merosotnya harga jagung.

"Hal ini sangat mencekik para petani, semua itu disebabkan turunnya harga jagung yang tidak sesuai dengan harapan petani. Para petani sangat dibebankan dengan harga jual yang lebih rendah dari pada modal mereka bertani," katanya.

Anehnya, ditengah polemik ini sikap pemerintah daerah dalam menangani keresahan masyarakat petani terkesan bingung. 

"Pihak pemerintah terkait seolah tak mampu menghadirkan solusi atas keresahan masyarakat petani yang ada, jangankan menyelesaikan kesenjangan sosial yang terjadi, tetapi justeru pemerintah terkait engan menemui massa aksi. Sikap ketidak keberpihakan yang ditunjukkan oleh pihak pemerintah daerah saat ini sangat mencerminkan kepribadian pemimpin yang tidak memiliki hati nuraninya terhadap masyarakat," tegasnya.

Pantauan awak media, massa aksi yang mengelar demonstrasi melakukan orasi ilmiah secara bergantian, beberapa jam massa aksi menyampaikan tuntutannya.

Kecewa atas sikap pihak pemerintah daerah yang tidak menyikapi tuntutan tersebuy, massa aksi melakukan penyegelan kantor pemda Dompu. 

Melihat reaksi massa aksi tersebut, pihak aparat kepolisian mencoba menghalanginya. Aksi saling dorong dan pukul memukul antara massa aksi dengan aparat kepolisian pun tidak dapat dihindari. 

Akibat peristiwa tersebut, sejumlah massa aksi mengalami luka memar dan pingsan hingga dilarikan ke rumah sakit terdekat. 

Usai mendapatkan tindakan sikap represif dari beberapa oknum anggota kepolisian, massa aksi pun kembali melakukan orasi ilmiah secara bergantian.

"Kami bukanlah binatang yang diperlakukan seperti ini, Kami sangat kecewa atas sikap pihak oknum polisi terhadap kami. Kalian di gaji oleh negara bukan untuk menindas kami, tetapi kalian di gaji oleh negara untuk melindungi mengayomi dan melayani rakyat," sesal Wahyudin.

Menyikapi sikap represif aparat oknum penegak hukum terhadap massa aksi, pihaknya langsung mengambil langkah tegas dengan melaporkan para oknum anggota kepolisian.

"Kita sudah masukan  laporannya, tinggal kita kawal bagaimana perkembangannya nanti," tuturnya. 

Informasi penting lainnya, akibat aksi bentrok tersebut 3 orang mahasiswa dilarikan ke rumah sakit. masing-masing atas nama Lalu Muhammad Yasir (20), mahasiswa asal dusun karya sari, desa soritatanga, kecamatan pekat. Ika Rahmania (21) mahasiswa asal Desa Rasa Bou, Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima dan Susanti (19) mahasiswa asal Dusun Matompo, Desa Mbuju, Kecamatan Kilo, Kabupaten Dompu. (Fahriz)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.