Pribadi Walikota Bima Sumbang 100 Sak Semen-Tahun Depan Rp200 Juta Dari Pemkot Bima Untuk Masjid di Kampus II UM Bima
Juga Jelaskan Berbagai Tantangan Serius Yang Dihadapi Kota Bima
Moment Walikota Bima Bergegas Menuju Tempat Peletakan Batu Pertama di Kampus II UM Bima, Rabu (9/4/2025)
Visioner Berita Kota Bima-Rabu pagi (9/4/2025), seluruh Civitas Akademik pada Universita Muhammadiyah Bima (UM Bima) kegiatan bernuasa Islami. Yakni peletakan batu pertama pembangunan Masjid Haedar Nashir di Kampus II UM Bima yang berlokasi di Lingkungan Tolotongga Kelurahan Ule Kecamatan Asakota-Kota Bima.
Moment yang dinilai sangat mulia ini dihadiri oleh Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin, SE (Aji Man), SKPD terkait pada Pemerintah Kota Pemkot Bima, Bhabinkamtibmas Polres Bima Kota, delegasi dari Dandim 1608/Bima, Camat Asakota, Lurah Ule, Tokoh Masyarakat, Tokoh Agama, pihak Yayasan dari PD Muhammadiyah Bima, seluruh Civitas Akademik setempat yang dinakhodai oleh Rektor setempat, Prof. Dr. Ridwan, SH, MH dan Mahasiswa di Kampus itu pula.
Liputan langsung Media Online www.visionerbima.com melaporkan, moment tersebut dinilai bukan saja bersifat serimonial. Tetapi juga juga muncul sikap kesholehan sosial Walikota Bima secara pribadi (panggilan jiwa). Yakni menyerahkan bantuan pribadinya bagi pembangunan Masjid tersebut berupa 100 sak semen.
Bantuan pribadi tersebut dijelaskan diserahkan secara langsung oleh Aji Man yakni beberapa jam setelah kegiatan peletakan batu pertama pembangunan Masjid tersebut dilaksanakan. Dan bantuan itu diterangkan sudah diterima secara langsung oleh Civitas UM Bima. Dalam kaitan itu dan rencana bantuan anggaran dari Pemkot Bima bagi pembangunan Masjid tersebut, pihak Kampus UM Bima menyatakan apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya. Sementara berbagai tantang serius yang dihadapi Kota Bima beserta masyarakatnya, pihak Kampus UM Bima menyatakan siap untuk bersinergi dengan Pemkot Bima.
“Terkait pembangunan Masjid ini, secara pribadi saya menyumbang sebanyak 100 sak semen. Insya Allah bantuan ini lahir atas panggilan jiwa sekaligus sebagai wujud nyata kepedulian saya secara pribadi terhadap pembangunan Rumah Ibadah (Masjid). Semoga bantuan ini diterima dan sangat bermanfaat bagi Umat Islam, terutama bagi Mahasiswa dan seluruh Civitas Akademik yang ada di Kampus ini,” ujar Aji Man saat menyampaikan sambutan di moment tersebut.
Aji Man berharap, pada saatnya nanti Masjid ini bukan saja digunakan sebagai fasilitas Ibadah bagi kalangan Civitas Akademik pada Kampus UM Bima. Tetapi juga diharapkan adanya ruang yang diberikan kepada masyarakat terutama di wilayah sekitar untuk melakukan hal yang sama.
“Saya berharap agar nantinya Masjid ini bukan saja dijadikan sebagai fasilitas untuk beribadah. Tetapi juga bisa dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan positif bernuansa Islam dalam bentuk lainya yang berorientasi kepada kebaikan bagi Kota Bima beserta masyarakatnya,” harap Aji Man.
Terkait pembangunan Masjid tersebut, Aji Man memastikan bahwa Pemkot Bima tidak tinggal diam. Pun demikian halnya dengan bantuan anggaran bagi pembangunan Masjid dan Muholla di berbagai wilayah di Kota Bima yang membutuhkan sentuhan Keagamaan. Lebih jelasnya, Aji menjelaskan bahwa tahun 2026 Pemkot akan memberikan bantuan anggaran sebesar Rp200 juta untuk pembanguna Masjid tersebut.
Di moment itu pula, Aji Man mengaku bahwa dirinya dan seluruh keluarganya sejak dulu hingga kini masih bergabung di Ormas Islam Muhammadiyah. Oleh sebab itu, diakuinya sangat banyak hal positif yang bernuansa Keagamaan yang diperolehnya dari Ormas Muhammadiyah pula.
“Oleh karenanya, secara pribadi saya terpanggil untuk membantu pembangunan Masjid ini. Namun demikian, bukan berarti menutup diri saya untuk memberikan bantuan secara pribadi bagi kelanjutan pembangunan Rumah Ibadah di tempat-tempat lainya Kota Bima. Insya Allah akan diperlakukan sama,” papar Aji Man.
Aji Man kemudian menjelaskan soal pertimbangan sehingga Pemkot Bima belum bisa menggelontorkan bantuan anggaran bagi pembangunan Masjid tersebut pada tahun 2025. Yakni atas pertimbangan esiensi anggara yang merupakan kebijakan Pemerintah Pusat tahun 2025. Kebijakan tersebut diakuinya berlakudi seluruh Indonesia.
“Perlakuan yang sama soal bantuan anggaran sehingga Pemkot Bima belum bisa berbuat banyak terkait pembangunan Masjid dan Musholla atas dasar adanya kebijakan efisiensi aggaran dimaksud, tentu saja bukan saja, tentu bukan saja berlaku pada Masjid ini. Tetapi berlaku di seluruh wilayah di Kota Bima. Karena tahun ini Pemkot Bma belum bisa berbuat banyak untuk itu, Insya Allah bantuan bagi pembangunan Masjid dan Musholla di Kota Bima akan dilaksanakan pada tahun 2026,” terang Aji Man.
Masih di moment pelatakan batu pertama pembangunan Masjid tersebut, Ajin Man juga menjelaskan tentang berbagai tantangan yang dihadapi oleh Kota Bima beserta masyarakatnya. Dalam menghadapi berbagai tantangan tersebut, Aji Man memastikan adanya kerjasama yang baik antara Pemerintah dengan berbagai pihak termasuk kalangan Akademisi di Kota Bima, tak terkecuali UM Bima.
“Melalui kesempatan ini, saya memohon kepada semua pihak untuk terus mendoakan agar saya dengan Wakil Walikota Bima , Feri Sofiyan, SH bisa mengembang amanah ini dengan sangat baik. Sedangkan tantangan yang kita hadapi di Kota Bima, tentu saja banyak. Antara lain soal sampah, ternak liar, hutan gundul yang memicu terjadinya bencana banjir bandang di beberapa wilayah Kelurahan di Kota Bima dan lainya yang mengharuskan kita semua untuk menyikapinya secara bersama-sama pula,” harapnya lagi.
Kondisi seluruh pegunungan khususnya yang ada di wilayah Kota Bima, diakuinya sudah sangat kritis. Kondisi tersebut diakuinya terus mengancam dan menghantui kehidupan masyarakatdi berbagai wilayah di Kota Bima, khususnya yang setiap tahun berhadapan dengan luapan air pada lingkunganya di setiap musim hujan tiba.
“Untuk itu, melalui kesempatan ini saya atas nama Walikota Bima meminta agar semua pihak termasuk pihak Kampus UM Bima untuk untuk membantu melakukan edukasi kepada masyarakat agar memiliki kepedulian. Soal edukasi tersebut, antara lain merubah cara berfikir masyarakat untuk menanam pohon keras di atas lahanya. Antara lain kemiri, duren, rambutan dan tanaman lainya yang nilai ekonomisnya jauh lebih tinggi dari jagung. Jika dibandingkan dengan jagung, nilai ekonomis dari tanaman-tanaman keras tersebut tentu sangat panjang bagi peningkatan nilai ekonomi dan kesejahteraan bagi para petani pula. Dan soal kemiri misalnya, sekarang sudah difaslitasi oleh pihak Bank Indonesia (BI,” tandas Aji Man.
Terkait salah satu tantangan serius yang dihadapi yakni ancaqman banjir bandag yang menimpa Kota Bima tiap tahunya tersebut, Aji Man menegaskan bahwa pihaknya tetap melanjutkan ide dan gagasan besar mantan Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE (HML). Yakni membangun intensitas komunikasi dan koordinasi dengan pihak JICA dan World Bank (Bank Dunia).
“Dari hasil komunikasi dan koordinasi serius tersebut, akan ada anggaran untuk normalisasi sungai di Kota Bima sebesar Rp250 miliar. Dan Insya Allah tahun ini pula akan ada bantuan anggaran dari pihak Bank Dunia sebesar Rp400 miliar. Dua mata anggaran tersebut, Insya Allah akan digunakan untuk kegiatan normalisasi beberapa sungai yang ada di Kota Bima. Antara lain di wilayah Kelurahan Ntobo,” papar Aji Man.
Seiring dengan program pembangunan tersebut dilaksanakan, lagi-lagi Aji Man menghimbau agar berbagai pihak membangun kesadaran secara paritisipatif agar memiliki kepedualian soal lingkungan dan dampak serius yang ditimbulkan oleh bencana banjir bandang tersebut. Dan dalam kaitan itu pula tegas Aji Man, konstruksi berfikir masyarakat akan bisa dirubah melalui cara edukasi yang sangat logis.
“Insya Allah, saya percaya bahwa konstruksi berfikir masyarakat Kota Bima akan berubah dalam kaitan itu dengan strategi pendekatan yang santun, Agamis dan sangat logis. Sebab, mimpi besar kita semua adalah mewujudkan Kota Bima besar, maju dan bermartabat di mata daerah-daerah lainya di Indonesia. Pun saya sangat yakin bahwa Kota Bima dan masyarakatnya bahwa untuk ke depanya enggan lagi ditimpa oleh bencana banjir bandang. Untuk itu, mari kita tuntaskan berbagai tantangan besar yang dihadapi secara bersama-sama pula,” harapnya lagi.
Masih soal berbagai tantangan serius yang dihadapi tersebut, Aji Man menjelaskan bahwa dalam waktu dekatPemkot Bima akan melaunching program kegiatan dengan tema “Kota Bima Bisa”. Kegiatan ini juga dalam rangka menyambut HUT Kota Bima yang ke-23 tahun 2024.
“Tentu yang kita semua inginkan adalah Kota Bima maju secara perlahan. Dan secara perlahan serta bersama-sama pula kita semua menjadi Kota Bima yang bersih ini bersih, mewujudkan Kota Bima yang indah akan nilai estetikanya, serta Kota Bima yang maju dan bertabat di matah daerah lainya di Indonesia,” tutur Aji Man.
Beberapa saat setelah dirinya dan Feri Sofiyan secara resmi menjadi Walilkota-Wakil Walikota Bima, diakuinya bahwa berbagai tantangan serius tersebut pun mulai dibenahinya secara perlahan. Antar lain soal Lampu Penarangan Jalan (LPJ) yang antara lain mulai dari pintu masuk perbatasan Kota Bima dengan Kabupaten Bima, di Destinasi wisata Lawata, di di kawwasan Amahami dan di sejumlah lokasi-lokasi strategis lainya.
“Kerja keras mulai dari siang dalam kaitan itu dilakukan sejak pagi hari, siang hari hingga malam hari. Alhamdulillah hasilnya sudah mulai terlihat. Salah satu bukti kongkrietnya itu dapat dilihat di pintu perbatasan antara Kota Bima dengan Kabupaten Bima di wilayah Kelurahan Dara Kecamatan Rasanae Barat. LPJ yang semula tidak berfungsi, kini di berbagai lokasi itu kini Alhamdulillah sudar terang-benerang. Pun rerumputan yang semua mengganggu soal estetika, pun kini sudah ditata dengan sangat baik. Dan soal berbagai tantangan sangat serius yang dihadapi tersebut, SKPD terkait harus mampu menterjemahkan irama yang dilakukan oleh Pimpinan Daerah. Jika tidak, saya sudah tegaskan untuk tidak segan-segan mencopotnya,” pungkas Aji Man. (JOEL/RUDY/AL/DK)
Tulis Komentar Anda