Kota Bima Kini Punya RSUD “Representatif”, Digagas HML-Dieksekusi Aji Man dan Diresmikan Menkes RI

Di Hadapan Menkes RI Ajiman Singgung Gubernur NTB Soal Penyerahan Aset

Special Moment, Aji Man (Walikota Bima) Menyambut Kehadiran Menkes RI, Budi Gunawan Sadikin di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima, Beberapa Menit Sebelum Kegiatan Peletakan Batu Pertama Pembangunan RSUD Kota Bima (28/5/2025)

Visioner Berita Kota Bima-Saat menjabat sebagai Walikota Bima selam satu periode, diakui bahwa H. Muhammad Lutfi, SE (HML) sukses menjalankan visi-misi “Perubahan” di berbagai bidang pembangunan fisik maupun non fisik. Oleh karenanya, HML diakui berhasil mengantarkan Kota Bima berada di urutan teratas, khususnya di Nusa Tenggara Barat (NTB).

Atas sederetan prestasi “fundamental dan monumental” yang telah ditorehkanya itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Bima berhasil meraih banyak gelar dari Pemerintah Pusat dan dari Lembaga Swasta (non Pemerintah). Pun atas deretan prestasi nyata itu, salah satu Televisi (TV) Swasta di Indonesia menobatkan HML sebagai Walikota terbaik di Indonesia.

Kendati gagal mengikuti kontestasi pada Pemilihan Kepala Daerah lantaran tersandung kasus korupsi (grativikasi) hingga ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang saat itu diketuai oleh Firli Bahuri, namun HML diakui masih memiliki sejumlah ide dan gagasan bersar yang sangat erat kaitanya dengan kebutuhan sakral bagi Kota Bima beserta masyarakatnya.

Antara lain rencana pembagunan Rumas Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bima yang sangat representatif. Ide dan gagasan besar HML tersebut, antara lain mempertimbangkan kondisi Rumah Sakit (RS) Asakota-Kota Bima yang dinilai kurang memadai. Sementara penentuan lokasi pembangunan RSUD yang “sangat representatif” tersebut yakni di eks Kantor Walikota Bima yang berlokasi di Raba.

HML tak lagi menjadi Walikota Bima. Namun ide dan gagasan besar tersebut, kini dilanjutkan secara nyata oleh Aji Man. Kekuatan komitmen Aji Man untuk melanjutkan hal itu, dijelaskan mempertimbangkan banyak hal. Antara lain Kota Bima mutlak memiliki RSUD yang representatif agar efektivitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat setempat tercapai. Pun demikian halnya soal pertimbangan efisien anggaran, tenaga dan pikiran bagi pasien yang berobat lanjut ke daerah lain.

Sebab, pada RSUD Kota Bima tersebut disebutkan akan mempersiapkan banyak hal terkait sarana dan fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Bima dan sekitarnya. Antara lain sejumlah tenaga Dokter Spesialis yakni Kangker, jantung, cuci darah, pelayanan kesehatan terhadap Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ) dan lainya.

Atas pertimbangan sakral bernilai fundamental tersebut, Aji Man pun berjuang keras untuk mendapatkan anggaran bagi pembangunan RSUD Kota Bima ini. Berkat perjuangan kerasnya, tahun 2024 Kota Bima mendapat kucuran anggaran Rp170 Miliar yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diperuntukan bagi pembangunan RSUD Kota Bima.

Dan inilah yang disebut-sebut sebagai “catatan prestasi spektakuler bernilai fundamental perdana” dari Aji Man sebagai Waikota Bima. Dalam kaitan itu, kekuatan komitmenya bagi pembangunan RSUD tersebut mutlak untuk diwujudkan.

Maka langkah kongkrit selanjutnya, Pemkot Bima membuat Master Plan dan Detail Enginering Detail (DED). Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Media ini melaporkan, proses tender proyek pembangunan RSUD Kota Bima pun dilaksanakan di awal tahun 2025. Dari hasil pelelangan secara resmi oleh Pemkot Bima, tender pembangunan RSUD Bima dimenangkan oleh salah satu perusahaan Badan Umum Milik Negara (BUMN) yakni PT Hutama Karya (HK).

Sedangkan proses penanandatanganan  dimulainya pengerjaan proyek pembangunan RSUD Bima antara Pemkot Bima dengan PT HK yakni Bulan Februari tahun 2025. Kota Bima. Masih soal RSUD tersebut, Rabu (28/5/2025) Aji Man menjemput tamu istimewa yakni Menteri Kesehatan (Menkes) RI, Budi Gunawan Sadikin yang didampingi oleh Gubernur NTB, Dr. H. Lalu Muhammad Iqbal (Mamiq Iqbal) beserta rombonganya di Bandara Sultan Muhammad Salahuddin Bima.

Tak lama kemudian, Aji Man bersama Budi Gunawan Sadikin beserta rombongan dan Mamiq Iqbal langsug bergegas ke Kota Bima lokasi pembangunan RSUD Bima. Tiba di Kota Bima, moment spektakuler perdana dalam sejarah kepemimpinan Aji Man sebagai Walikota Bima pun dimulai. Yakni Menkes RI ini melakukan peletakan batu pertama pembangunan RSUD Kota Bima.

Dengan demikian, kini Kota Bima memiliki RSUD tipe C yang semula dari tipe D dan bangunan gedungnya berlantai tiga. Budi Gunawan Sadikin dalam sambutanya menjelaskan, kegiatan ini merupakan bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) atau Quick Win Peningkatan Kualitas RSUD yang merupakan salah satu misi sakral dari Presiden RI, Jenderal (Purn) H. Prabowo Subianto.

Budi Gunawan Sadikin menyatakan, pembangunan RSUD Kota Bima ini bertujuan untuk meningkatkan kelas Rumah Sakit (RS) guna mendukung layanan Kesehatan Jaminan Sosial Utama (KJSU) melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

“Moment sakral ini merupakan bagian dari komitmen Pemerintah Pusat (Pempus) untuk menyamaratakan akses layanan kesehatan hingga ke wilayah Timur Indonesia,” terang Budi Gunawan Sadikin.

Setelah pembangunan RSUD ini dituntaskan, Budi menghimbau kepada Pemkot Bima agar mampu mampu menyediakan layanan kesehatan yang lebih representatif dan terjangkau bagi masyarakat di Kota Bima dan sekitarnya. Budin Gunawan Sadikin menegaskan, penyediaan layanan kesehatan berkualitas di daerah di seluruh Indonesia merupakan salah satu program prioritas dari Presiden RI, Prabowo Subianto.

Di hadapan Menkes RI tersebut, Aji Man menjelaskan bahwa Kota Bima sedang giat-giatnya melakukan transformasi layanan kesehatan. Namun dalam kaitan itu tandasnya, Kota Bima sedang dihadapkan dengan keterbatasan sarana, Sumber Daya Manusia (SDM) dan pembagunan fisik (inrfastruktur.

Oleh sebab itu, Aji Man sangat berharap adanya dukungan riel dari kemenkes RI yakni terkait dengan kebutuhan-kebutuhan yang bersifat strategis. Diantaranya pembangunan dan peningkatan Puskesmas, terutama diwilayah padat penduduk seperti Rasanae Timur dan Kolo-Kota Bima.

Harapan tersebut dimaksudkan agar esensi demi pemerataan layanan dasar bisa tercapai. Tak hanya itu, optimalisasi layanan primer melalui integrasi sistem dan penguatan kapasitas SDM agar pelayanan menjadi lebih sigap, terukur dan berkualitas pun diakuinya sangat dibutuhkan. Selain itu, Aji Man menjelaskan bahwa fasilitas penanganan bagi ODGJ yang manusiawi, layak dan memenuhi standar juga sangat diperlukan.

Perjuangan Aji Man di bidang pelayanan kesehatan, nampaknya belum berakhir. Di hadapan Menkes RI tersebut pula, Aji Man mengaku telah mengajukan usulan permohonan DAK tahun 2026 kepada Kemenkes RI. Permohonan bantuan anggaran tersebut, dijelaskanya untuk berbagai kebutuhan penting di bidang pelayanan keehatan pada Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima.

Antara lain pembangunan rehab berat PKM Penanae, pembangunan rehab berat PKM Jatibaru, penambahan ruang layanan PKM Rasanae Timur, penambahan ruang layanan PKM Kolo, pembangunan rehab Pustu Prima, penambahan ruang rawat inap RSUD Kota Bima, pengadaan Puskesmas Keliling dan Mobil Ambulance.

“Harapan besar kami di Kota Bima adalah realisasi DAK tahun 2025 untuk mendukung akselerasi pembangunan kesehatan yang inklusif dan merata. Oleh karenanya, tak henti-hentinya kami memohon bantuan kepada Presiden RI melalui Menkes RI,” harap Aji Man.

Di moment yang sama, Aji Man juga menyinggung kepada Gubernur NTB (Mamiq Iqbal) yakni terkait keberadaan RSUD Bima yang lokasinya sangat dekat dari bangunan RSUD Kota Bima tersebut. Dalam kaitan itu, Aji Man berharap agar koordinasi percepatan pemindahan RSUD Kabupaten Bima guna mengantisipasi agar tidak terjadi tumpang tindih pelayanan. Maksudnya agar pelayanan kesehatan kepada masyarakat lebih terarah.

Permohonan lainya Aji Man kepada Mamiq Iqbal di hadapan Menkes RI tersebut yakni segera, memfasilitasi penyerahan lahan eks Pendopo Bupati Bima yang lama kepada Pemkot Bima yang lokasinya berada di sekitar bangunan RSUD Kota Bima ini. Permohonan ini dianggap sangat penting yakni untuk tujuan pengembangan RSUD Kota Bima sebagai rumah sakit rujukan yang representatif dan siap menghadapi tantangan masa depan.

“Sebelumnya saya atas nama Walikota Bima memohon maaf yang sebesar-besarnya kepada Pak Gubernur NTB. Inilah antara lain harapan seluruh masyarakat Kota Bima kepada Pak Gubernur NTB. Yakni pemindahan RSUD Kabupaten Bima dan memfasilitasi penyerahan lahan Eks Pendopo lama. Semoga persoalan penting yang sangat dibutuhkan ini bisa diatensi oleh Pemprov NTB,” harap Aji Man.

Sekedar catatan, realisasi pembangunan RSUD Kota Bima Tipe C ini diakui sebagai salah satu wujud nyata dari  100 hari kinerja Walikota-Waki Walikota Bima, Aji Man-Feri Sofiyan, SH (Man-Feri). Selain itu, capain 100 hari kinerja Man-Feri juga terlihat nyata melalui adanya perubahan yang dinilai sangat signifikan soal lingkungan (Sampah) dan ternak liar.

Dalam kaitan itu, Program Kota Bima Bersih, Indah, Sejuk dan Asri (“BISA”) sudah di launching pada dua bulan silam dan bertepatan dengan Hari Ulang Tahun (HUT) daerah setempat. Menindaklanjuti program Kota Bima “BISA” tersebut, sejak awal hingga saat ini Aji Man masih terlihat fokus menggerakan berbagai sektor, baik Pemerintah maupun Non Pemerintah agar terus memacu diri. Tak hanya itu, program Kota Bima “BISA” juga sangat membutuhkan kesadaran partisipatif dari seluruh elemen masyarakat di Kota Bima. (JOEL/RUDY/AL/DK-Bersambung)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.