Mahasiswa UM Bima Ciptakan Mesin Pengolah Sampah Plastik, Mulai Diuji di Lambitu

Mahasiswa UM Bima, melakukan uji coba mesin pengelolaan sampah mereka di Lambitu Kabupaten Bima.

Visioner Berita Kota Bima-
Persoalan sampah plastik yang kian menumpuk di Kota Bima mendorong sekelompok mahasiswa Universitas Muhammadiyah (UM) Bima menciptakan terobosan teknologi tepat guna (TTG). Mereka berhasil merancang dua mesin inovatif. Yakni pencacahan plastik dan tungku pelebur yang kini mulai diuji coba di Desa Kaboro, Kecamatan Lambitu, Kabupaten Bima.

Rizki Fikriansyah, salah satu anggota tim, menjelaskan ide ini muncul dari keprihatinan terhadap kondisi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang nyaris penuh, serta minimnya pengolahan limbah plastik di daerah. 

“Kampus mendukung penuh riset ini melalui pendanaan penelitian, dibantu Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Kemendiktisaintek RI,” terangnya, Minggu (10/8) malam.

Dengan dukungan tersebut, tim beranggotakan 10 mahasiswa dari berbagai jurusan ini mengembangkan dua mesin utama. Mesin pencacah berfungsi memotong plastik menjadi potongan kecil berukuran sekitar 2,5 sentimeter, sedangkan tungku pelebur memanaskan plastik hingga suhu 300 derajat Celsius.

“Hasil plastik yang sudah meleleh kami campur dengan pasir halus, lalu dicetak menjadi bata, paving block, atau produk lainnya yang bisa dimanfaatkan masyarakat,” jelasnya.

Rizki menambahkan, proses perakitan memakan waktu dua hingga tiga minggu, dibimbing oleh dosen pendamping Darmin. Sebagian besar komponen seperti kerangka dan pisau pencacah dibuat sendiri, sementara motor penggerak menggunakan mesin berbahan bakar bensin.

Kepala Desa Kaboro, Mas’ud M Sidik, mengapresiasi langkah mahasiswa UM Bima ini. Menurutnya, inovasi tersebut bisa membantu desa mengurangi timbunan sampah plastik sekaligus menciptakan produk bermanfaat. 

“Kami menyambut baik teknologi ini, karena selain menjaga kebersihan lingkungan, juga memberi nilai tambah bagi masyarakat,” ujarnya.

Saat ini, uji coba operasional masih berlangsung di Posko Kuliah Kerja Nyata (KKN) UM Bima. Jika dinyatakan efektif, TTG ini diharapkan dapat diterapkan lebih luas di wilayah lain di Kabupaten maupun Kota Bima. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.