“Pembiaran”?, Setelah Taman Kini Kota Bima Kembali Dihebohkan Pencurian-Pengerusakan Kabel Lampu Hias
Agusalim: Harga CCTV Lebih Murah Dari SPPD Pejabat Kok
Petugas Turun Tangan Pasca peristiwa Kejahatan di Jembatan Padolo itu Terjadi (6/8/2026)
Visioner Berita
Kota Bima-Beberapa
bulan silam Kota Bima dihebohkan oleh aksi pengerusakan taman di sejumlah
titik. Kasus tindak pidana kejahatan pencurian dan pengerusakan aset Negara
tersebut salah satunya terjadi di wilayah Kelurahan Sadia Kecamatan Mpunda.
Tak hanya itu, kabel lampu taman pun dicuri oleh pelaku tak bertanggungjawab. Dalam kasus ini Walikota Bima, H. A. Rahman H. Abidin “murka”. Pasca peristiwa ini terjadi, Walikota Bima menginstruksikan agar Instansi terkait yakni Dinas Perhubungan (Dishub) dan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat segera memperbaiki taman yang rusak dan mengganti kabel yang dicuri serta lampu yang dirusaki tersebut.
Instruksi keras orang nomor wahid di Kota Bima tersebut pun direspon segera oleh dua Instansi dimaksud. Alhasil, kondisi yang semula gelap tersebut kini kembali terang benerang. Dan kondisi taman yang dirusaki tersebut pun kini kembali normal seperti sedia kala.
Namun aksi kejahatan pencurian dan pengerusakan aset milik Pemerintah Kota (Pemkot) Bima kini kembali terjadi. Kali ini sasaranya kabel lampu hias sepanjang ratusan meter di Jembatan Padolo Kecamatan Rasanae Barat-Kota Bima. Aksi kejahatan yang satu ini bukan saja soal kabel sepanjang ratusan meter.
Tetapi juga pengerusakan terhadap lampu hias yang dibangun dengan anggaran lebih dari Rp1 Miliar di jembatan Padolo itu pula. Peristiwa miris yang kembali memicu kemarahan Pemkot Bima tersebut terjadi pada Selasa (5/8/2026).
Akibatnya, sejak peristiwa itu terjadi hingga kini lampu hias di jembatan Padolo itu mati total alias gela-gulita. Masalah serius ini dibeberkan oleh Walikota Bima melalui Kadishub setempat, Is Fahmi, M.AP kepada sejumlah Awak Media. Jenis kabel yang dicuri sepanjang 200 meter itu ungkap Fahmi yakni NYY 3x2.5 M. Kata Fahmi, jika kabel ini dijual oleh pelaku pencurian dimaksud tentu saja tak laku.
Pasca peristiwa itu terjadi (atas padamnya lampu hias), Is Fahmi kemudian menyampaikan permohonan maaf kepada seluruh masyarakat Kota Bima. Dans etelah kejadian itu, Is Fahmi menghimbau kepada masyarakat agar membangun kesadaran partisipatif menjaga dan mengwasi kabel dan lampu hias serta tama yang ada di Kota Bima.
Catatan penting Media Online www.visionerbima.com mengungkap, kasus tindak pidana kejahatan pencurian dan pengerusakan terhadap aset Pemkot Bima itu bukan hal baru. Tetapi terjadi sejak lama dan kini terulang kembali. Salah seorang warga Kota Bima, Agusalim pun angkat bicara.
“Maaf sebelumnya, dalam kaitan itu pelaku kejahatan sangat bebas beraksi. Sebab, tak ada satu CCTV pun yang dipasang oleh Pemkot Bima di taman maupun di Lampu hias, baik di jembatan Padolo maupun di jembatan Penatoi serta di Lampe. Oleh sebab itu, saya menilai bahwa kasus kejahatan itu terjadi karena adanya pembiaran dari Pemkot Bima,” timpal Agusalim kepada Media Online www.visionerbima.com, Rabu (6/8/2026).
Agusalim kemudian menyentil, harga satu unit CCTV itu dinilai jauh lebih murah dari biaya SPPD seorang Pejabata di Pemkot Bima pula. Dalam kaitan itu, Agusalim kembali menilai bahwa Pemkot Bima terkesan “sangat irit” bagi kepentingan keamanan, kenyamanan dan kepentingan yang lebih besar terkait taman dan lampu hias.
“Ya, satu unit CCTV itu jauh lebih murah dari nilai SPPD seorang pejabat. Wacana soal pemasangan CCTV di berbagai kawasan strategis dan kemudian dikonekting dengan Command Centre (Pusat Pelayanan Cepat) di Kota Bima sudah lama digaungkan. Namun faktanya, hingga kini hal itu belum juga diwujudkan. Dalam kaitan itu, saya enggan menyebut bahwa Pemkot Bima lelet. Tetapi cenderung lalai. Akibatnya, aksi kejahatan dimaksud hingga kini masih saja terjadi,” tandas Agusalim.
Agusalim kembali menyatakan, ketegasanya tersebut sekaligus menjadi solusi bagi Pemkot Bima agar segera membuka cakrawala berfikir serta langkah kongkritnya. Jika sebaliknya kata Agusalim, tentu saja aksi kejahatan yang sama tak akan bisa dihentikan.
“Partisipasi publik di dalam mendukung keamanan dan kenyamanan bagi aset Pemerintah tersebut juga harus diawali dan ditindak lanjuti dengan pemasangan CCTV. Harga CCTV itu murah saja, dan dalam kaitan itu naif jika Pemerintah miskin,” pungkas Agusalim. (RIZAL/JOEL/AL/RUDY/DK/DINO)
Tulis Komentar Anda