Masjid Raya Al-Muwahiddin Akan Tuntas di Pemerintahan Lutfi-Feri

Pun Visioner Mengulas “Kegagalan Pemerintahan Sebelumnya”
Masjid Raya Al-Muwahiddin Bima Butuh Sentuhan Untuk Menuntaskannya (Dok.Foto:Para Pemburu Surga/Anak-Anak Muda Potensial Penggalang Dana)
Visioner Berita Kota Bima-Puluhan tahun lamanya, Masjid Al-Muwahiddin Kota Bima dihadapkan dengan sebuah kondisi sekaligus mengundang tanya serta kekhawatiran tentang penuntasannya. Dari Pemerintahan Bupati Bima, Drs. H. Zainul Arifin, Bupati Bima, H. Feri Zulkarnain ST (Almarhum), Walikota Bima Drs. HM. Nur. HA.Latif dan Walikota Bima HM. Qurais H. Abidin dan Pemerintahan Bupati Bima, H. Muhammad Syafrudin M.Pd-sarana ibadah yang juga diakui sebagai salah satu yang tertua di Bima ini tak mampu dituntaskan pembangunannya.

Masjid yang dinilai sebagai satu-satunya Icon Bima ini, dibongkar di zaman Pemerintahan Zainul dan kemudian dijanjikan untuk membangunnya kembali dengan menampilkan yang terbaik sesuai janji. Namun, janji itu tak berbanding lurus dengan janji Zainul saat itu. Ketika Zainul kalah di Pilkada, berharap Pemerintahan Feri (Almarhum) dapat melanjutkannya.

Tetapi tak bisa dinafikan, bantuan Pemerintah Kota (Pemkot) Bima sejak masjid itu dibangun kembali pasca dirobohkan oleh Pemerintahkan Zainul. Bentuknya, percikan anggaran dinilai tak sesuai harapan. Hasilnya, sampai sebelum H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) dilantik menjadi Walikota-Wakil Walikota Bima perioden 2018-2023-kondisi pembangunan Masjid ini tak kunjung jua tuk diselesaikan.

Semoga Doa dan Ikhtiar Keduanya (Lutfi-Feri) Diizabah Oleh Allah SWT
Namun, kondisi bangunan Masjid tersebut yangf terlihat saat ini terungkap dari hasil bantuan yang dinilai seadanya oleh Pemkot Bima yang ditambah lagi oleh adanya upaya penggalangan dari yang bersumber dari berbagai pihak dibawah kendali Yayasan yang dibentuk sejak lama. Kisah yang tak kalah menyedihkan, konstruksi bangunan Masjid tersebut terlihat sudah berjamur. Kondisi itu terjadi sejak beberapa tahun silam. Namun, kini sudah mulai diatas secara perlahan-lahan oleh anak-anak muda potensial-salah satunya adalah arsitektur bernama Dedy.

Catatan pentingnya, dari hasil karya nyata anak-anak muda potensial yang ditambah oleh adanya dana hasil penggalangan dari berbagai pihak tersebut, kini wajah Masjid Raya Al-Muwahiddin Bima sudah mulai terlihan berbeda. Namun catatanya, hal tersebut belum cukup. Sebab, untuk menuntaskan pembangunan Masjid yang juga menjadi kebangaan warga Bima ini terungkap masih membutuhkan anggaran sekitar puluhan miliar rupiah.

Kini masih berbicara janji pemerintah, tetapi pada sesi yang lain masyarakat membutuhkan jawaban riel. Sebab, dalam catatan Media massa mengungkap bahwa serangkaian janji yang terjadi sebelumnya hanyalah wacana hingga pada akhirnya bangunan Masjid raya “tak lebih dari rumah rapuh yang seolah nyaris tak disentuh sebagaimana ekspektasi publik”. Fakta-fakta tersebut, tak bisa dibantah, sebab indikasinya nampak dan terdengar jelas melalui keluhan darin tahun ke tahun.

H. Muhammad Lutfi, SE-Feri Sofiyan, SH (Lutfi-Feri) telah dilantik dan mulai bekerja sebagai Walikota-Wakil Walikota Bima periode 2018-2023. Pasngan yang berangkat dari masyarakat biasa ini, pun pernah berjanji akan menyelesaikan pembangunan Masjid Raya Al-Muwahiddin Bima selama massa pemerintahannya. Janji Lutfi-Feri tersebut, terkuak pada visi-misinya pada saat berkompetisi di Pilkada Kota Bima periode 2018-2023. Dan, dan niat mulia itu juga masuk dalam visi-misinya hingga janji menempatkan penuntasan pembangunan Masjid ini pada skala perioritas.

Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE pada Moment Jumpa Pers (1/10/2019)
Benarkah?, inilah pernyataan Lutfi saat menggelar acara Jumpa Pers degan puluhan Wartawan di aula utama Walikota Bima, Senin (1/10/2018). “Janji kamui untuk menuntaskan pembangunan Masjid Raya Al-Muwahiddin Bima ini akan dituntaskan, Insya Allah tetap diwujudkan.  Saat ini, penanganan pembangunan Masjid Raya ini yang sebelumnya dikelola oleh Yayasan kini sudah kami take over (diambil alih oleh Pemkot Bima). Jika demikian adanya, maka Masjid ini sudah menjadi milik Pemkot Bima (asset Pemerintah Daerah),” tegasnya.

Kebijakan mengambil alih penanganan pembangunan masjid Raya dari Yayasan tersebut, diakuinya sebagai syarat untuk merealisasikan kebijakan terkait penuntasanj pembangunannya. “Kalau Masjid itu dibangun dengan dana hibah, tentu saja tidak mungkin bisa menyelesaikannya sampai puluhan tahun sekalipun. Jika dikelola dengan dana hibah Rp1 M per tahun, tentu penuntasan pembangunan Masjd tersebut baru bisa diselesaikan pada 50 tahun yang akan datang. Untuk itu, kita ambil alih menjadi Asset daerah dan Masjid itu akan menjadi Islamic Center,” tegas Lutfi.

Terkait kebijakan mengambil alih masjid Raya tersebut, diakuinya bahwa Yayasan sudah bersedia. Soal rencana anggaran bagi penuntasan pembangunannya, nanti menjadi kebutuhan yang akan diambil oleh pihaknya pada tahun zamak selanjutnya.

“Itu karena kesanggupan dana daerah ini ini, dan hal itu pasti kita alokasikan. Sementara besar bantuannya nanti, akan ditentukan tetapi ditargetkan bantuannya untuk tahun 2019 sebesar-besarnya Rp10 M. Nanti sisanya, akan kita ambil untuk tahun-tahun berikutnya. Intinya, Insya Allah penuntasan pembangunan Masjid Raya ini akan dituntaskan selama massa kepemimpinan saya dengan Feri Sofiyan. Selanjutnya, ya doakan saja,” pungkasnya. (TIM VISIONER)

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.