Olah TKP Kasus Kematian Auliyah Difokuskan ke Mobil, Diduga di Situ Korban Diperlakukan Secara Tak Manusiawi

Meilani Yang Semula Diam Kini Buka Suara

Moment Olah TKP Kasus Kematian Auliyah di Kelurahan Dara, Kamis (22/4/2021)

Visioner Berita Kota Bima-Langkah-langkah taktis yang dilakukan oleh pihak Polres Bima Kota melalui Sat Reskrim setempat dibawah kendali, Iptu Muhammad Rayendra Rizqiila Adi Putra, S.IK, S.T.K terkait kasus kematian anak dibawah umur yakni Auliyah Azahra masih terus dilaksanakan.

Setelah penyidik Unit PPA Sat Reskrim Polres Bima melakukan pemeriksaan terhadap dua orang saksi kunci hingga menemukan titik terang dugaan keterlibatan Dewa dalam kasus itu, Kamis (22/4/2021) Polisi menggelar olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) di RT 01/1 Kelurahan Dara. Liputan langsung sejumlah Awak Media pada moment tersebut melaporkan, olah TKP terlihat difokuskan pada sebuah mobil yang diparkir di lapangan kosong.

Mobil yangdigunakan Polisi pada moment olah TKP tersebut, yakni mobil pengganti. Sementara mobil yang disimpan Dewa di lapangan kosong itu dan diduga dijadikan sebagai sarana tindak kejahatan terhadap Auliyah, hingga kini belum ditemukan. Namun kabarnya, mobil tersebut kini berada di salah satu tempat yang sudah diidentifikasi Polisi.

Di mobil itu pula dicurigai bahwa korban diperlakukan secara tak manusiawi oleh Dewa. Betapa tidak, sejumlah saksi kunci yang sudah dimintai keteranganya mengungkap bahwa Dewa pernah berada di atas mobil itu bersama korban. Yang tak kalah mirisnya lagi, lebih dari satu saksi kunci mengaku melihat korban saat turun dari mobil tersebut dalam kondisi tak berdaya.

Masih menurut sejumlah saksi kunci, sekitar akhir Desember 2020 pernah melihat Dewa bersama korban di atas mobil dimaksud, dan posisi mobil  ditutup setengah dengan terpal. Hanya saja, sejumlah saksi kunci ini mengaku tidak mengetahui apa yang terjadi antara Dewa dengan korban di atas mobil itu.

Namun sejumlah saksi kunci ini menjelaskan bahwa beberapa saaat setelah berada di atas mobil tersebut, korban kemudian turun dengan kondisi yang terlihat tidak berdaya. Masih di penghujung Desember 2020, isteri kedua yang dinikahi secara sirih oleh Dewa yakni Meilani mengaku bahwa korban pernah bersama Dewa di atas mobil yang ditutup setengah itu sekitar setengah jam lamanya.

Namun sebelumnya, Meilani mengaku pernah bersama Dewa dengan korban di mobil itu. Tujuanya, untuk menutup kendaraan dengan terpal karena pada saat itu sedang hujan. Setelah beberapa saat di lokasi itu, Dewan memerintahkan Meilani untuk kembali ke rumah untuk tujuang menggoreng tempe.

Perintah Dewa pun dituruti oleh Meilani. Sekembalinya dari masak Tempe, akhirnya Meilani kembali ke mobil tersebut. Namun setibanya di lokasi itu, Meilani mengaku tak melihat Auliyah. Karenanya, Meilani mengaku bertanya kepada Dewa tentang kemana Auliyah.

Tetapi jawaban yang diterimanya dari Dewa, korban sudah pergi main-main. Hanya saja, Meilani mengaku bahwa pada saat itu tidak sempat tentang ada atau sebaliknya korban di atas mobil yangditutup setengah dengan terpal dimaksud.

Tak lama kemudian, Meilani mengaku mengajak Dewa untuk pulang makan ke rumah karena tempe yang digoreng atas permintaanya sudah matang. Namun kata Meilani, Dewa menyuruh Melani untuk pergi duluan ke rumah.

Kira-kira setengah jam kemudianungkap Meilani, Dewa kembali ke rumahnya untuk tujuan makan tempe yang sudah matang itu. Selang beberapa saat kemudian, Meilani mengaku bahwa Auliyah kembali ke rumah. Saat itu pula, Meilani mengaku menanyakan kemana saja Auliyah pergi karena tak terlihat di mobil dimaksud.

Namun jawaban yang diterima Maeilani, Auliyah mengaku masih ada di atas mobil dimaksud. Korban mengaku kepada Meilani tidak berani turun dari mobil yang ditutup setengah itu karena dilarang oleh Dewa.

“Namun saya tidak berani mengkofrontir hal itu kepada Dewa. Sebab, Dewa orangnya emosional dan sangat kasar. Yang jelas, pada saat itu Auliyah mengaku masih ada di atas mobil yang ditutup setengah dengan terpal itu. Ia mengaku tidak berani turun dari mobil tersebut karena dilarang oleh Dewa,” ungkap Meilani yang juga kakak kandung dari Auliyah ini.

Jika sebelumnya Meilani yang juga istri kedua yang dinikahi secara sirih oleh Dewa ini puasa bicara, namun kini demi Auliyah ia sudah membulatkan tekad untuk membongkar misteri yang sebelumnya belum berani ia ungkapkan kepada siapapun, termasuk kepada Media Massa. Tertanggal Minggu malam tanggal 20 Desember 2020, Meilani mengungkap peristiwa yang mengejutkan.

Awalnya pada malam itu, di kamar tidur paling ujung bagian selatan di rumahnya tidur bersama Dewa dan seorang anak laki-lakinya di atas kasur. Sementara pada malam itu di kamar tersebut, Auliyah tidur di lantai menggunakan spon. Saat tengah malam tiba, Meilani mengaku melihat langsung Dewa tidur bersama Auliyah di lantai itu.

Sontak kaget, ia pun bertanya kepada Dewa tentang alasan berpindah tempat tidur dari kasur ke lantai itu, dan tidur bersama Meilani. Namun jawaban yang diterimanya, Dewa tiba-tiba emosi dan kemudian memukul bagian pahanya Meilani.

“Kalian semua sama sekali tidak menghargai saya. Untuk itu, jangan salahkan saya suatu saat nanti,” ungkap Meilani menirukan suara Dewa.

Masih di Minggu malam tanggal 20 Desember 2020 di kamar tidur itu, Dewa juga sempat mengambil gunting dan menodongkan kepada Meilani sembari mengeluarkan nada ancaman yang sama.

Kasat Reskrim Polres Bima Kota, Iptu Muhammad Rayendra Rizqiila, S.IK, S.T.K

 “Kalian semua yang ada di rumah ini, baik yang kecil maupun yang besar sama sekali tidak menghargai saya. Oleh sebab itu, jangan salahkan saya pada suatu saat nanti,” ulas Meilani menirukan perkataan Dewa pada Minggu malam itu.

Lagi-lagi, Meilani membongkar hal yang dinilai mengagetkan. Pada malam itu, tepatnya di saat tidur bersama korban-Dewa hanya menggunakan sarung. Dan diduganya, pada moment itu pula Dewa tidak menggunakan celana dalam.

“Sarung yang ia gunakan saat itu masih saya simpan sampai sekarang. Diduga saat tidur bersama korban di lantai di kamar itu, Dewa tidak menggunakan celana dalam,” duganya.

Meilani kembali membongkar, pada Januari 2021 sempat mencuci celana dalam milik Auliyah. Di celana dalam itu, Meilani mengaku menemukan adanya semacam darah berwarna merah kecokelatan. Atas dasar hal itu, Meilani bertanya ke Auliyah. Namun Auliyah tidak memberikan jawaban yang meyakinkan.

“Nggak, tadi saya hanya mandi air hujan, dan celana itu hanya terkena lumpur,” ungkap Meilani menirukan jawaban dari korban.

Atas kasus yang sedang ditangani oleh Unit PPA Sat Reskrim Polres Bima Kota tersebut, Meilani telah membulatkan tekad untuk tidak ingin lagi bersama Dewa (cerai). Dua orang anak yang dilahirkanya bersama Dewa, ditegaskanya akan dibesarkanya sendiri bersama ibu kandungnya.

“Ya, saya sudah membulatkan tekad untuk meninggalkan Dewa. Saya hanya istri kedua dari Dewa dan menikah secara sirih. Selama hidup bersama Dewa, saya benar-benar merasakan ketidaknyamanan. Oleh sebab itu, mulai saat ini saya memilih kembali ke pangkuan orang tua dan saudara kandung serta keluarga saya,” tegas Meilani.

Meilani juga menduga bahwa Dewa adalah pengguna Narkoba jenis sabu. Hal itu diketahuinya dari tetangganya. Tetapi diakuinya, Dewa tidak menceritakan hal itu kepada dirinya (Meilani). Bukan itu saja, Meilani mengaku bahwa Dewa memiliki kelainan sex. Bahkan ada saat ini dirinya dalam kondisi menstruasi, Dewa selalu memaksanya untuk berhubungan badan.

Kembali ke olah TKP yang difokuskan ke mobil dimaksud, dua orang saksi kunci lainya mengaku pernah menemukan Auliyah yang turun dari mobil tersebut dalam kondisi tidak berdaya. Kedua saksi kunci itu mengaku, melihat korban turun dari mobil tersebut yakni pada hari yang sama namun jam berbeda, tepatnya di hari di mana Meilani diperintahkan oleh Dewa untuk pulang ke rumahnya untuk menggoreng tempe.

Salah seorang dari saksi kunci tersebut telah dimintai keteranganya oleh Penyidik PPA Sat Reskrim Polres Bima Kota. Namun yang satunya lagi, akan dimintai keteranganya dalam waktu dekat oleh Penyidik PPA Sat Reskrim Polres Bima Kota. Tetapi, kedua saksi ini memiliki keterangan yang sama.

Bukan itu saja, akan ada saksi-saksi kunci lainya yang dimintai keteranganya oleh Penyidik. Tetapi, usianya masih di bawah umur. Namun mereka mengaku tentang adanya dugaan bahwa Dewa pernah menganiaya Auliyah.

Kamis pagi (22/4/2021), Visioner dari Kasat Reskrim Polres Bima Kota menerima sebuah informasi yang tak kalah menarik. Yakni, seorang tukang laundry yakni Asma mengungkap menemukan adanya darah pada sarung yang diduga digunakan Dewa. Darah itu ditemukan oleh Asma yakni sebelum sarung tersebut dicuci (dilaundry). Kini sarung tersebut sudah diamankan oleh Penyidik PPA Sat Reskrim Polres Bima Kota sebagai Barang Bukti (BB).

Kasat Reskrim Polres Bima Kota, Iptu Muhammad Rayendra Rizqiila Adi Putra, S.IK, S.TK di sela-sela kegiatan olah TKP dimaksud membenarkan bahwa perkembangan penanganan kasus kematian Auliah ini terus mengalami kemajuan yang sangat berarti. Hal tersebut, tentu saja semakin mempermudah pihaknya untuk menetapkan Dewa sebagai tersangka dalam kasus dugaan tindak pidana kejahatan terhadap anak di bawah umur ini (Auliyah).,

“Dugaan keterlibatan Dewa dalam kasus kematian Auliyah, kini semakin terang-benerang. Pengakuan sejumlah saksi kunci baik yang sudah dimintai keteranganya maupun saksi-saksi lainya, kian mengarah kepada dugaan keterlibatan Dewa dalam kasus ini,” terangnya.

Sementara mobil yang diduga digunakan Dewa untuk melakukan tidak kejahatan terhadap korban, ditegaskanya akan dicari oleh pihaknya. Oleh karenanya, pihaknya meminta bantuan berbagai pihak untuk menjelaskan di mana posisi mobil tersebut saat ini. Jika ditemukan, pihaknya meminta agar segera dilaporkan kepada pihaknya, dan selanjutnya akan diamankan di Mapolres Bima Kota.

Masih di moment olah TKP kasus kematian Auliah, warga setempat terlihat tumpah ruah ke luar rumah untuk ikut menyaksikanya. Tak hanya itu, Babinsa dan Bhabinkamtibas Dara juga terlihat hari pada moment oleh TKP ini. Ketua-Ketua RT dan RW di Kelurahan Dara juga ikut menyaksikan olah TKP dimaksud. Sementara pihak LPA Kota Bima, sejak awal hingga akhir tak ditemukan pada moment olah TKP kasus kematian Auliyah ini.

Sementara itu, sejumlah warga Kelurahan Dara menyatakan apresiasi, terimakasih, bangga dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada pihak Polres Bima Kota karenatelah membuktikan kerja keras dan nyatanya dalam penanganan kasus ini. Ucapan yang sama, juga diarahkanya kepada seorang  anggota Intel TNI dan sejumlah Awak Media, serta pihak-pihak lain yang terlibat di dalamnya termasuk PUSPA Kota Bima dibawah kendali Hj. Ellya Alwainy (Ketua Puspa Kota Bima). (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.