Sederetan Masalah di Lawata Dituntaskan 2023, Destinasi Wisata Kulliner Pantai Kolo Ditata Lebih Spektakuler

Sekitar Rp13 Miliar Anggaran Disiapkan dan master Plannya Sudah Rampung

Master Plan Lawata (Menara Puncak)

Visioner Berita Kota Bima-Berbagai masalah serius yang terjadi di destinasi wisata mungil nan indah Kota Bima yakni Pantai Lawata, beberapa hari lalu sempat menjadi sorotan serius. Diantaranya wahana laut yang dibeli dengan biaya mahal seperti jet sky yang mengalami kerusakan serius pada bagian blok mesin karena dikendalikan oleh orang yang bukan ahlinya (rusak parah dan harus diganti dengan yang baru), satu unit speed boath (rusak), donald, kurangnya fasilitas (perlu ditambah mengingat kian meningkatnya jumlah kebutuhan wisatawan) yakni banana boath, semak belukar yang menyerupai hutan rimba hingga sejumlah Pedagang Kaki Lima (PKL) meninggalkan Lawata karena alasan bangkrut.

Menara Puncak Lawata Bagian Utara (Master Plan)

Berbagai masalah serius tersebut pun tak dinafikan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Olah Raga (Disparpora) Kota Bima, Muhammad Natsir. Namun dibalik seabrek masalah yang terjadi di Lawata itu, ternyata Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE telah merampungkan master plan untuk pengembangan destinasi pantai Lawata dan destinasi wisata kulliner di pantai Kolo yang berlokasi di Kelurahan Kolo Kecamatan Asakota-Kota Bima.

Menara Lawata Kota Bima (Master Plan)

“Catatan kritis Media Online www.visionerbima.com tahun 2022 soal Lawata itu memang benar adanya. Untuk menyikapi hal itu, kini kami menjawab dengan master plan untuk pengembangan destinasi pantai Lawata dan Kolo. Master plan tersebut, Alhamdulillah sudah rampung. Itu artinya tahapan perencanaanya sudah matang bagi dua destinasi wisata pantai Lawata dan wisata kulliner di Kolo,” terang Natsir kepada Media ini di ruang kerjanya, Senin pagi (2/1/2023).

Guest House dan Taman di Lawata (Master Plan)

Sementara anggaran yang sudah disiapkan melalui APBD 2 Kota Bima tahun 2023 untuk pengembangan dua destinasi wisata andalan Kota Bima tersebut, diakuinya sekitar Rp13 Miliar. Sementara proses tendernya dimulai pada Januari 2023. Anggaran tersebut digunakan untuk apa saja, tentu saja telah tergambar pada master planya. Oleh sebab itu, Insya Allah berbagai masalah yang terjadi di Lawata seperti yang sudah diberitakan itu, tentu saja akan dituntaskan pada tahun 2023 ini. Sebab, tahapan perencanaanya sudah matang dan Insya Allah proses tendernya akan dilaksanakan dalam waktu dekat pula,” papar Natsir.

Taman Bagian Selatan Lawata (Master Plan)

Namun sebelumnya ungkap Natsir, terlebih dahulu Pemerintah Kota (Pemkot) Bima dibawah kendali Walikota setempat, H. Muhammad Lutfi, SE telah menetapkan pantai Lawata dan destinasi wisata kulliner di Kota sebagai kawasan strategis yang telh ditungkan ke dalam Rencana Induk Pariwisata Kota (Riparkot) Bima atai Rencana Induk Pariwisata Daerah (Riparda).

“Dunia Pariwisata Kota Bima tahun 2023 sudah dibedah dengan regulasi yang bersifat standar. Yakni Riparkot Bima. Dan Peraturan Daerah (Perda) soal itu juga hampir rampung dan Insya Allah akan final pada Januari 2023 ini. Dan Perda itu pulalah yang dijadikan sebagai rujukan bagi pengembangan destinasi wisata pantai Lawata dan wisata kuliler pantai Kolo. Semuanya sudah rampung,” terang Natsir.

Lapak Lengge di Lawata (Master Plan)

Dengan hal itu pula tegas Natsir, maka soal akan seperti apa model destinasi pariwisata di Kota Bima, mau dibawa kemana dan apa-apa saja yang akan dilakukan tentu saja sudah snagat clear dan clean. Sebab tahapan perencanaanya, master planya dan regulasinya pun sudah tersedia.

“Sebagai alur berfikir, ada dua sigmantisi pengembangan. Yakni kawasan strategis pengembangan pariwisata dan kawasan pengembangan,” ujar Natsir.

Lawata dan Kolo adalah satah satu kawasan strategis pengembangan wisata Kota Bima. Untuk di Lawata tandasnya, diakuinya memang diakhir tahun 2022 belum terlalu nampak karena pihaknya sedang mendorong finalisasi (penuntasan) pembuatan master plan untuk pengembangan Lawata dan Kolo secara totalitas.

“Ikhwal dukungan anggaran dari Walikota Bima pun sngat berpihak untuk pengembangan detinasi wisata pantai Lawat dan wisata kulliner di Kolo. Sementara di bukit baik pada bagian utara maupun bagian selatan di Lawata itu, Insya Allah nanti akan berubah ecara total. Perubahan itu baik pada sisi sarana dan prasarana, mode bangunan serta model design yang tentu saja semakin membuat Lawata menjadi indah dengan tampilan estetika yag jauh lebih baik dari sebelumnya. Inya Allah di pertengahan tahun 2023 ini, semuanya sudah dirampungkan,” tutur Natsir.

Lawata Resto Yang Sudah Selesai Dibangun Namun Belum Dilaunching

Tahapan perencanaan yang sudah dimatangkan itu tegasnya, tentu saja memiliki esensi. Yakni agar Lawata akan bertambah indah, menambah daya tarik Lawata dan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Lawata juga semakin tinggi.   

Dan yang tak kalah spektakulernya nani kata Natsir, di kawasan destinasi wisata akan ada inter aksi sosial dan inter ekonomi yang sangat hebat. Antara lain akan ada jenis kulliner untuk kelas menegah ke atas, kuliner untuk level bawah hingga perluasan areal publik.

“Tak hanya itu, kami pun sudah sudah memikirkan tentang wahana apung di sana untuk menambah minat wisawatan untuk berkunjung. Bahkan hal itu kami sudah berkolaborasi dengan Dinas Kelutan Perikanan (DKP) Kota Bima sehigga keramba jaring apung yag tadinya berada di Kolo kini sudah dipindahkan ke Lawata. Jaringan apung tersebut bukan untuk mengembangkan budi daya ikan. Tetapi kami konsepkan untuk eduwisata sehingga nanti ikan yang ada di dalamnya untuk dielus-elus, untuk diajak berenang bersama, untuk latihan snokeling dan diving,” tandasnya lagi.

Natsir kembali memastikan bahwa destinasi pantai Lawata akan berubah secara drastis di tahun 2023 ini, dan itu termasuk penataan pepohonan yang ada di dalamnya yang hari ini masih terlihat seperti hutan belantara. Seperti apa model penataan soal itu, juga akan terlihat pada master plan yang sudah difinalisasi oleh pihaknya.

Site Plan Lawata 2023

“Sementara lapak sejumlah PKL yang pada bagian depan pintu masuk pantai Lawata itu, nanti juga akan dikosongkan. Selanjutnya lokasi tersebut akandijadikan sebagai areal untuk berbagai event. Antara lain music tradisional Bima, rimpu mantika dan lainya,” urainya.

Terkait sejumlah PKL yang telah meninggalkan Lawata karena alasan mengalami kebangkrutan itu katanya, sumber kesalahanya bukan pada Pemerintah. Tetapi diduga karena mereka yang tak mampu memaknai berbagai macam sistem edukasi dari Pemerintah pula.

“Tak semua PKL meninggalkan Lawata. Di tengah intensitas Covid-19 yang kian menurun saat ini, Alhamdulillah kegiatan PKL yang masih ada di Lawata itu kini sudah kembali normal. Dan di tahun 2023 ini, sistem penataan PKL yang ada di Lawata Insya Allah akan jauh lebih baik dari sebelumnya. Dan penataan terkait hal itu juga telah dituangkan di dalam master plan itu pula,” ulas Natsir.

Site Plan Kolo 2023

Tahapan perencanaan yang sudah dimatangkan di tahun 2023 ini urainya, juga untuk destinasi wisata kulliner di pantai Kolo. Di Kolo akan dikembangkan agro wisata berdasarkan pendekatan kawasan. Sementara Pondok Wisata yang ada di Kolo itu diakuinya masih akan dilanjutnya.

“Di dalamnya juga akan dilengkapi dengan meeting room (ruang rapat) dan restaurant. Untuk di depan Pondok Wisata di Kolo. Meeting room dan retaurant tersebut disiapkan untuk tamu-tamu yang menginap di Pondok Wisata itu pula. Sementara di depan Pondok Wisata itu, Insya Allah nanti akan disiapkan fasilitas untuk publik. Dan dengan hal itu, diharapkan nantinya tumbuh dan berkembang dunia kulliner, UMKM, tersedianya handycraft, tersedianya ole-ole atau berkembang kuliiner lokal sebagai mana mestinya. Tetapi lebih tepatnya, semuanya akan tertata secara maksimal,” beber Natsir.

Gedung Informasi/Loket, Taman, Musholllah dan Toilet di Kolo (Master Plan)

Di tahun 2023 ini, diakuinya bahwa di Kolo ada penambahan soal wacana stable kuda yang sebelunya tidak pernah terpikirkan oleh semua pihak. Ide dan gagasan tersebut diakuinya bersumber dari Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE.

“Stable kuda ini bukan tempat untuk pacuan kuda. Tetapi dipersiapkan bagi wisatawan untuk berlatih menunggang kuda. Intiya, areal untuk stable kuda ini sudah dimatangkan melalui tahapan perencanaan. Diharapkan agar kehadiran stable kuda ini menjadi warna baru bagi destinasi wisata di pantai Kolo,” harapnya.

Stable Kuda di Kolo (Master Plan)

Di tahun 2023 ini, dipantai Kolo bukan sekedar bukan saja melakukan pengembangan agri wisata. Tetapi di sana juga akan ada soal camping ground, wisata bawah laut dan hal itu berposisi di depan Pondok Wisata dimaksud. Untuk itu, tahun 2023 ini pula destinasi wisata pantai Kolo akan lelebih menarik ketimbang sebelumnya, ditambah lagi dengan straegi pemasaran.

“Strategi peasaran soal dunia pariwisata Kota Bima akan diimplementasikan melalui pelaksanaan kegatan 35 event. Puluhan event tersebut dilaksanakan di sepanjang tahun 2023. Evnt-event tersebut akan dilaksanakan di Lawata dan di Kolo. Antara lain evet “rimpu mantika”,  festival teluk Bima dan lainya. Event-event tersebut, esensinya lebih kepada mendorong agar tercapainya produk-produk dunia pariwisata kita di Kota Bima,” harapnya lagi.

Kandang Kuda dan Taman di Kolo (Master Plan)

Perubahan yang dinilai spektakuler dipantai Kolo di tahun 2023 ini juga terkait dengan pembangunan jalan. Diakuinya bahwa Dinas Kimpraswil Kota Bima sudah mematangkan tahapan perencanaan soal pembangunan jalan lingkar di pantai Kolo. Dan hal itu juga telah tertuang di dalam master plan (sudah final).

“Real actionya bagi pembangunan jalan lingkar tersebut dilaksanakan tahun 2023 ini. Kami diDisparpora Kota Bima mengambil peran pada bagian depanya, ada paving blok, pemasangan prortal. Terkait dengan kebijakan baru ini, tentu saja akan segera kami sosialisasikan kepada masyarakat,” ujarnya lagi.

Taman di Kolo (Master Plan)

Di tahun 2023 ini, pihaknya tidak hanya memikirkan tentang peningkatan kapasitas destinasi wisata.Tetapi juga berpikir tentang strategi, dan penguatan industri-industri parwisata, penguatan strategi pemasaran dan penguatan kelembagaan.

“Kelembagaan inilah yang nantinya memiliki banyak peran, salah satunya mengurus soal UMKM, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), penguatan-penguatan bagi pelaku wisata baik yang ada di Lawata, di Kolo dan lainya. Untuk itu, Insya Allah tahun 2023 ini dunia pariwisata Kota Bima akan lebih bergeliat,” tuturnya lagi.

Mushollah dan Toilet di Kolo (Master Plan)

Natsir menambahkan, semua ide dan gagasan soal pengembangan dunia pariwsata baik di Lawata maupun di Kolo tersebut lahir dari pemikiran cerdasnya Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE yang diperkuat oleh dukungan angaran melalui kebijakan anggaran oleh pihak DPRD setempat. Ide dan gagasan tersebut diakuinya memiliki dampak positif yang bersifat multi efek player. Antara lain Kota Bima lebih baju dan berkembang dari sebelumnya, angka pengangguran terkikis melalui maju dan bekembangnya pelaku UMKM dan dunia perpakiran, contribusi nyatanya bagi peningkatan PAD Kota Bima dan lainya.

Pondok Wisata Kolo (Master Plan)

“Banyak tantangan yang bisa dijawab melalui pengembangan dunia pariwisata. Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE pun menjawabnya dengan ide dan gagasan cerdasnya. Pihak Legislatif Kota Bima dibawah kendali Afian Indra Wirawan, S. Adm juga menjawabnya secara peka melalui dukungan anggaran (APBD 2 Kota Bima). Lawata dan Kolo mulai berubah dan berkembang di masa kepeimpinan Walikota Bima, H. Muhammad Lutfi, SE dan itu nyata. Sementara kami di Disparpora Kota Bima ini tentu saja berkewajiban utuk menindaklanjuti ide dan gagasan Walikota Bima tersebut,” pungkas Natsir.

Sekadar catatan penting sekaligus harapan, karena Walikota Bima telah berhasil membuat Lawata dan Kolo lebih baju dan berkembang ketimbang di masa pemerintahan sebelumnya, maka khusus penanganan bagi fasiltas pendukung di dalamnya seperti jet sky dan lainya untuk ke depanya harus diletakan kepada pihak profesional yang memiliki kapasitas, kemapuan dan pengalaman pada bidangnya. Dan standar penanganan soal itu, pun dijelaskan harus sesuai dengan Standar Oprasional Prosedur (SOP).

Dan Inilah Site Plan Kolo 2023 (Master Plan)

Sementara kerusakan yang dialami oleh sejumlah fasilitas pendukung pariwisata di pantai Lawata itu sebelumnya, diduga dipicu oleh ulah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dinilai jauh dari standar kelimuan serta kampuan soal itu pula. Sebelumnya, di Lawata ada satu unit speed boath yang dibeli dengan anggaran negara namun sudah mengalami kerusakan tetapi baru kali ini di atasi.

Yang tak kalah parahnya, satu unit jet sky yang dibeli dengan APBD tahun 2019 namun hanya baru beberapa saat beroperasi. Tetapi tak lama kemudian blok mesinya rusak para karena diduga dikendalikan oleh yang bukan ahlinya. (TIM VISIONER) 

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.