“Potret Bank Lopok Ganda Bima, Setoran Nasabah Digelapkan”?
“Eggy Buka Borok, Dirut Bank Lopok Ganda BimaBungkam”
![]() |
Arna dan Kawan-Kawannya di Bank Lopok Ganda Cabang Bima (5/2/2020) |
Visioner Berita
Kota Bima-Susana
PT Bank Lopok Ganda Cabang Bima yang berlokasi di jalan Gajah Mada Kota Bima
pada Rabu (5/2/2020) sekitar pulul 10.30 Wita dinilai tegang. Ketegangan
terjadi karena kehadiran puluhan nasabah Bank Lopok Ganda asal Kecamatan
Ambalawi Kabupaten Bima yang diduga ditipu. Modelnya, angsuran ratusan nasabah
Bank tersebut sejak 2016-2018 diduga digelapkan. Padahal, ada juga nasabah yang
datang itu yang sudah mengakui bahwa pinjamanya sudah lunas. Besar pinjaman
mulai dari Rp10 juta hingga Rp15 juta.
Sementara
angsuran nasabah yang meminjam Rp10 juta, untuk per bulanya adalah sebesar
Rp750 ribu. Sementara nasabah yang meminjam Rp15 juta, dikenakan angsuran per
bulanya sebesar Rp1.50.000. Liputan langsung sejumlah awak media baik online
maupun media televisi pada moment dimaksud melaporkan, salah seorang nasabah
bernama Arna terlihat ngamuk-ngamuk di depan Kantor Bank Lopok Ganda Cabang
Bima.
“Uang
setoran kami digelapkan oleh mereka. Padahal, angsuran saya selama dua tahun
sudah lunas. Demikian juuga dengan sejumlah kawan-kawan saya yang lainya.
Mereka bilang bahwa kami masih punya tungga sehingga menahan sertifikat kami
sebagai jaminan dari pinjaman ntersebut sampai dengan hari ini. Padahal, kami sudah
melunasi angsuran tersebut. Jadi, mereka menahan sertifikat tersebut karena
alasan bahwa kami masih punya tunggakan,” ungkap Arna.
Ratusan
nasabah Bank Lopok Ganda lain asal Kecamatan Ambalawi, diakuinya memang masih
memiliki tunggakan satu sampai dua bulan saja. Namun, angsuran mereka tersebut
dikatakan tidak masuk dalam sistim yang ada di Bank Lopok Ganda itu sendiri. “Padahal,
saya dan ratusan kawan-kawan lainya sebagai nasabah Bank ini sudah menyerahkan
angsuran itu melalui petugas lapanganya yakni Eggy.
Arna
kemudian mengungkap, total jumlah setoran nasabah sejak 2016-2018 pada Bank
tersebut, diperkirakan ratusan juta rupiah. Namun katanya, pihak Bank Lopok Ganda
kepada pihaknya tidak mengakui adanya setoran tersebut karena tidak tertera
dalam sistem. “Kalau setoran tersebut tidak masuk dalam sistem berarti sudah
digelapkan oleh mereka dong,” tanyanya dengan nada tegas.
Berkali-kali
pihaknya mendatangi Bank Lopok Ganda Cabang Bima untuk menanyakan kapan
sertifikat jaminan tersebut diserahkan, namun justeru sia-sia. Sebab, pihak Bank
Lopok Ganda hanya bisa berjanji “Bentar-Besok” (Ntarsok) kepada pihaknya. Dan
yang aneh lagi katanya, Dirut Bank Lopok Ganda yang sekarang yakni Ahmad
Junaidin mengaku bahwa dirinya tidak tahu hal itu karena urusan Dirut-Dirut
sebelumnya. “Ini semakin aneh saja, tuntutan kami adalah tanggujawab mereka,”
timpalnya.
Arna
kembali mengungkap, beberapa kali pihaknya mendatangi Bank Lopok Ganda Cabang
Bima guna meminta sertifikat jaminan tersebut justeru hanya menerima jawaban
bahwa hal tersebut merupoakan tanggungjawabnya Eggy. “Dan mereka mengaku bahwa
masalah tersebut terletak pada Eggy.
Anehnya,
Eggy dikeluarkan dari Bank Lopok Ganda sebelum masalah ini dituntaskan.
Harusnya ketika Eggy disebut-sebut sebagai orang yang menggelapkan angsuran
ini, kenapa tidak dilaporkan kepada aparat kepolisian. Namun yang terjadi, Eggy
justeru dikeluarkan dengan pesangon sebesar Rp40 juta dengan status dipecat
secara terhormat. Harusnya jika Eggy bermasalah dengan angsuran tersebut ya
dipecat dengan tidak terhormat dong, itu aneh lagi kan,” tanyanya.
![]() |
Ibu Farida Tunjuk Bukti Kepada Wartawan |
Arna mengaku, dirinya mengetahui adanya masalah tersebut setelah dirinya ditemui oleh pihak Bank Lopok Ganda di rumahnya di Kecamatan Ambalawi. Kedatangan pihak Bank Lopok Ganda tersebut, dikirim memberikan bonus kepadanya karena Arna mengaku sebagai nasabah terbaik pada Bank Lopok Ganda Cabang Bima.
Namun yang terjadi, pihak Bank tersebut menyodorkan bukti bahwa dirinya masih punya tunggakan setoran pada Bank Lopok Ganda Cabang Bima sebesar Rp10 juta lebih. "Mereka menyodorkan agar saya menandatangani berita acara tunggakan tersebut. Tetapi saya, sampai titik darah penghabisan saya tidak mau menandatanganinya. Sebab, angsuran bulanan saya sudah lunas. Mereka mengaku bahwa angsuran saya tidak masuk dalam sistim. Sehingga sejak tahun 2016 hingga 2020 jumlah angsuran saya kian membengkak, padahal semuanya sudah dilunasi. Hal itu juga menimpa sejumlah nasabah-nasabah lainya," bebernya lagi.
“Kami
sudah berusaha meminjam ke Bank-Bank lain di Bima. Namun ditolak karena kami
masih dianggap bermasalah dengan Bank Lopok Ganda Cabanng Bima. Sekali lagi,
kami menduga kuat bahwa setorang kami tidak masuk dalam sistim tersebut sengaja
digelapkan pihak Bank itu sendiri,” duganya lagi.
Dugaan
senada juga dipaparkan oleh salah seorang nasabah Bank Lopok Ganda Cabang Bima,
Farida. Ibu asal Kecamatan Ambalawi ini mengaku, dirinya menjaminkan sertifikat
jaminan untuk dua orang kreditur pada Bank Lopok Ganda Cabang Bima. Jumlah
pinjamanya di Bank Lopok Ganda tersebut adalah masing-masing Rp10 juta.
“Angsuran
kami sudah dilunaskan selama dua tahun. Namun setoran tersebut, diduganya telah
digelapkan oleh pihak Bank setempat karena tidak masuk ke dalam sistem. Saya
meminjam uang tersebut, tentu saja menjaminkan sertifikat. Sertifikat jaminan
tersebut adalah milik orang lain. Kendati angsuran tersebut sudah dilunasi,
namun nama saya sebagai kreditur tidak diputihkan oleh Bank Lopok Ganda Cabang
Bima, dan sertifikat tersebut masih ditahan oleh mereka sampai sekarang,”
tandasnya.
Tak
hanya itu, Farida kembali mengungkap sesuatu yang dinilainya aneh. Yakni,
kendati dirinya sudah melunasi angsuran namun masih diminta uang sebesar Rp4
juta lebih untuk pemutihan namanya sebagai kreditur pada Bank pula dan
menjanjikan akan menyerahkan sertifikat jaminan.
“Namun, faktanya sampai hari ini nama saya dan
seorang nasabah lainya tidak diputihkan, dan sertifikat sebagai jaminan itu belum
juga diserahkan sampai sekarang. Kendati angsuran tersebut sudah dilunaskan,
namun mereka minta lagi uang tersebut sebanyak Rp4 juga lebih kepada saya.
Sayapun sudah menyerahkan uang itu. Namun, sampai sekarang nama saya belum
diputihkan dalam sistem, dan sampai sekarang pula sertifikat jaminan tersebut
belum diserahkan kepada saya,” bebernya.
![]() |
Pertemuan Tertutup Bank Lopok Ganda Cabang Bima Pada Rabu Siang (5/2/2020) Yang Juga Melibatkan Eggy |
Lanjut
mereka, pada pertemuan tertutup di lantai 2 Bank Lopok Ganda Cabang Bima itu,
Eggy membongkar “membuka semua borok” yang terjadi terkait masalah yang
dihadapi ratusan nasabah tersebut. Masih menurut nasabah ini, pada moment
pertemuan tertutup tersebut Eggy dengan tegas bahwa dirinya tidak terkait
dengan angsuran ratusan nasabah yang diduga digelapkan itu.
“Kata
Eggy pada moment tersebut, setoran nasabah dari Kecamatan Ambalawi tersebut
telah diserahkan kepada managemen Bank Lopok Ganda Cabang Bima. Masih di moment
itu, Eggy dengan tegas menyatakan bahwa dirinya di pecat secara terhormat. Dan
pada moment itu pula, Eggy menunjukan surat pemecatan itu dan di dalamnya
menjelaskan bahwa Eggy tidak bermasalah. Oleh sebab, itu yang diduga bermasalah
dalam kaitan itu aqdalah managemen Bank Lopok Ganda Cabang Bima,” ungkap
nasabah ini lagi.
Pertemuan
tertutup antara nasabah ini dengan Dirut Bank Lopok Ganda yang juga melibatkan
Eggy diakuinya berlangsung sekitar satu setengah jam lamanya. Hasilnya, diakui
tak ada titik temu terkait tuntutan nasabah. Kecuali, maslaah yang sedang terjadi
akan diselesaikan besok (6/2/2020). “Rencananya, besok akan hadir Direktur
Utama (Dirut) Bank Lopok Ganda di Bima. Tujuanya, yakni membicarakan masalah
yang terjadi. Kami berharap agar besok (6/2/2020), rekan-rekan wartawan juga
kembali meliputnya,” harap para nasabah ini.
Sementara itu, Dirut
PT Bank Lopok Ganda Cabang Bima, Ahmad Junaidi dinilai sangat tertutup dengan
wartawan. Sejak Rabu pagi (5/2/20) hingga pada pertemuan tertutup dengan pihak
Nasabah di lantai dua dan melibatkan Eggy, Ahmad Junaidi enggan memberikan keterangan
kepada sejumlah awak media. Dua orang personil Security pada Bank itu mengaku
bahwa Pimpinanya tersebut saat ini belum bisa digangganggu karena sedang
berkoordinasi dengan Pimpinan Pusat PT Bank Lopok Ganda. “Kami hanya
menjalankan perintah atasan. Saat ini atasan kami belum bisa diganggu karena
sedang sibuk berkoordinasi tentang masalah yang terjadi,” sahut dua personil
Security tersebut kepada sejumlah awak media. (TIM VISIONER)
Tulis Komentar Anda