“Fashion Street Modifikasi Tenunan Bima” Diakui Luar Biasa-Mendesak Kerja Nyata dan Dikembangkan
![]() |
Moment Fashion Show Bertema "“Fashion Street Motifikasi Tenunan Bima" di Amahami Kota Bima, Minggu (16/2/2025) |
Visioner Berita Kota Bima-Bima baik Kota maupun Kabupaten dikenal dengan beragam khasanah kekayaan budaya warisan leluhurnya. Antara lain tenunan tradisional Bima yang sudah mengemuka baik di kancah nasional maupun Internasional.
Antara lain Tembe (sarung) Donggo, salungka Renda, salungka Sape dan sejumlah kainj tentunan di Kota Bima (salah satunya di Kelurahan Ntobo). Catatan penting Media Online www.visionerbima.com melaporkan, khasanah kekayaan budaya warisan leluhur Bima tersebut nampak nyata tak terpaut dengan pergeseran zaman. Berbagai motif dari hasil karya seni “manual” tangan-tangan PKM di dua daerah tersebut, selalu menampilkan motif sesuai dengan perkembangan zamanya, tetapi ditegaskan tidak melunturkan soal nilai-nilai luhurnya.
Walikota Bima saat itu, H. Muhammad Lutfi, SE tercatat sebagai Pemimpin perdana yang membangkitkan kembali gairah kekayaan warisan leluhur Bima tersebut. Betapa tidak, Lutfi sebagai Walikota Bima berhasil mengantarkan Kota Bima mendapatkan Rekor Muri dan Rekor Museum Dunia melalui dua kali Festival “Rimpu Mantika” di Kota yang menghadirkan puluhan ribu peserta dari berbagai sigman.
Kerja keras Lutfi dalam kaitan itu, sangat dirasakan dampak positif yang antara lain terdongkraknya nilai ekonomi dan kesejahteraan bagi para pelaku UMKM, baik di Kota Bima maupun di Kabupaten Bima. Yang tak kalah fenomenalnya lagi, Bupati Bima Hj. Indah Dhamayanti Putri, SE, M.IP (Dinda) pun berlaku sama. Melalui Festival Rimpu di moment Ultah Kabupaten Bima dua tahun silam, Pemkab Bima berhasil meraih Rekor Musium Dunia melalui Festival Rimpu.
Antara Lain Para Peserta |
Yang tak kalah menariknya, Dinda tercatat sebagai Pemimpin perdana di Kabupaten Bima yang tampil memukau dengan performa Tembe Donggo. Dinda mengakui, Tembe Donggo merupakan salah satu kekayaan khasanah warisan leluhur Bima yang wajib hukumnya untuk tumbuh, berkembang dan diletarikan sampai kapanpun. Oleh karenanya, upaya pemberdayaan terhadap para pelaku UMKM yang didukung oleh inteni promosi merupakan salah satu cara yang wajib dilakukan oleh Instansi terkait.
Masih soal kekayaan khasanah budaya warisan leluhur Bima tersebut, Mingu pagi (16/2/2025) ditemukan adanya pemandangan yang dinilai sangat indah yang diwarnai oleh keragaman pesona anak-anak dan remaja Bima dalam balutan kain tenunan Bima dengan motif yang berbeda-beda dan diakui swelaras dengan perkembangan zaman. Yakni ajang Fashion Show yang digagas dan digelar oleh Assosiasi Desainer Bima-Dompu. Berdasarkan informasi yang dihimpun oleh Media ini melaporkan, Assosiasi Desiner Bima dan Dompu ini merupakan wadah yang menghimpun para desainer muda penuh talenta yang ada di Kota Bima, Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu.
Masih menurut informasi yang dihimpun Media ini, para Desainer yang terhimpun dalam wadah tersebut tercatat sebagai pihak yang kerap kali terlibat pada setiap event soal tenunan Bima. Keterlibatan mereka dalam kaitan itu, bukan saja berada pada ranah lokal. Tetapi juga ke skala regional dan Nasional. Hal itu membuktikan bahwa khasana kekayaan budaya warisan leluhur Bima tersebut wajib untuk tumbuh, berkembang dan terlestari sampai kapanpun.
Salah Satu Peserta Dalam Balutan Kombinasi Terbaik |
Ajang Fashion Show yang di gelar di Amahami Kota Bima tersebut, dijelaskan mengangkat tema “Fashion Street Motifikasi Tenunan Bima". Kerja kolaboratif ini juga didukung oleh pihak Universitas Muhammadiyah Bima (UM Bima). Dan ini diakui sebagai yang perdana dalam sejarah terbentuknya UM Bima.
Salah seorang perwakilan dari Asosiasi Desainer Bima-Dompu yakni Awalia menjelaskan, ajang ini dilaksanakan sebagai upaya melestarikan budaya lokal dan mengembangkan potensi industri kreatif. Kreasi yang dianggap sangar sakral ini me,libatkan pemuda Bima. Acara ini diakui menjadi momentum bersejarah sebagai kolaborasi pertama antara Asosiasi Desainer Kota Bima, Kabupaten Bima dan Dompu serta Program Studi (Prodi) Kewirausahaan pada UM Bima. Dan kegiatan ini merupakan Kolaborasi Monumental Jurusan Bisnis UM Bima dan Asosiasi Designer Bima Raya
Sosok perempuan muda mandiri asal Kota Bima penuh talenta yang pernah mendapatkan bantuan anggaran dari Kementerian RI terkait atas dedikasi terbaiknya soal kain tenunan tradisional Bima yang akrab disapa Lia ini, memastikan bahwa ajang ini menghadirkan perpaduan antara warisan budaya dan inovasi modern melalui karya-karya spektakuler berbasis tenunan khas Bima.
“Acara ini dirancang untuk menampilkan keberagaman design yang mengusung unsur tradisional dengan sentuhan modifikasi yang lebih modern dan fashionable. Para desainer muda Bima diberikan kesempatan untuk menampilkan karya-karya kreatif mereka, menginterpretasikan keindahan motif tenun khas daerah menjadi busana yang lebih adaptif dengan tren masa kini. Kolaborasi ini juga membuka peluang bagi desainer lokal untuk bersaing di kancah nasional maupun internasional,” terang Lia.
Peserta Fashion Show |
Selain fashion show, kegiatan ini juga dimeriahkan dengan berbagai rangkaian acara seperti pameran tenun berbasis budaya lokal, bazaar kreatif serta sesi networking antara desainer, pengusaha fashion, dan masyarakat umum. Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, acara ini diharapkan menjadi titik awal kebangkitan industri fashion lokal yang mampu bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
“Inisiatif ini ini merupakan langkah awal yang strategis dalam memperkenalkan potensi besar dari tenunan Bima ke pasar yang lebih luas. Sementara itu, Ketua Prodi Kewirausahaan yakni Khas Sukma Mulya, M. Ak dari Universitas UM Bima menyampaikan bahwa keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan ini menjadi bagian dari pembelajaran kewirausahaan berbasis industri kreatif yang diharapkan mampu mencetak wirausahawan muda di bidang fashion,” tandas Lia.
Lia menjelaskan, antusiasme masyarakat terhadap acara ini cukup tinggi. Hal itu terlihat melalui terlihat dari banyaknya pengunjung yang hadir dan memberikan apresiasi terhadap hasil karya para desainer. Para pengunjung tidak hanya datang dari kalangan masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan yang tertarik dengan kekayaan budaya Bima yang dituangkan dalam kreasi busana modern.
“Salah satu Desainer yakni Muttaqin (pemilik brand Mqntau) yang terlibat dalam acara ini mengungkapkan bahwa inspirasi mereka berasal dari nilai-nilai budaya yang telah diwariskan turun-temurun. Mutaqin mengharapkan bahwa dengan adanya modifikasi, kain tenun khas Bima dapat semakin dikenal dan diapresiasi oleh generasi muda, tanpa kehilangan identitas aslinya,” papar Lia.
Pasar Peserta Fashion Show Remaja dan Anak-Anak |
Lia menerangkan, event ini tak lepas dari kerjasama serta kolaborasi para desainer Kota-Kabupaten Bima yang sudah memiliki brand yang terkenal seperti D’nila Fashion, LaLia Fashion, Ririn Galery, La Ody Boutique, Delia collection, La Dedi collection, Fitria dan MQntau By Muttaqin.
“Di sisi lain, acara ini juga menjadi ajang bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk memperkenalkan produk mereka. Para akademisi dan praktisi bisnis yang hadir dalam acara ini juga memberikan pemaparan tentang bagaimana industri fashion berbasis budaya lokal dapat menjadi motor penggerak ekonomi kreatif. Dengan semakin berkembangnya trend fashion yang mengusung unsur budaya, diharapkan agar produk tenun Bima dapat memiliki nilai jual yang lebih tinggi dan bersaing dengan produk dari daerah lain,” harap Lia.
Untuk ke depanya, pihaknya menginginkan agar kolaborasi ini akan terus dikembangkan untuk menciptakan inovasi baru dalam dunia fashion yang tetap berakar pada nilai-nilai budaya lokal. Para penyelenggara berharap bahwa kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan yang terus berkembang dan melibatkan lebih banyak pihak, baik dari dalam maupun Luar Negeri.
“Dengan terselenggaranya Mbojo Fashion dengan tema “Fashion Street Modifikasi Tenunan Bima” ini, diharapkan generasi muda dan masyarakat pada umumnya semakin mencintai dan mengembangkan budaya daerah mereka dalam bentuk yang lebih kreatif dan bernilai ekonomi tinggi. Mbojo Fashion bukan hanya sekadar peragaan busana, tetapi juga gerakan untuk membawa budaya lokal ke panggung nasional melalui industri kreatif yang inovatif,” pungkas Lia. (JOEL/RUDY/AL/RIS/DK)
Tulis Komentar Anda